5 Contoh Amanat Pembina Upacara 17 Agustus, Bangkitkan Semangat!

Pada 17 Agustus biasanya instansi pemerintahan, sekolah, bahkan elemen masyarakat akan mengadakan upacara bendera. Hal ini tentu untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79. Dalam upacara gak hanya mengibarkan bendera, tapi juga pembacaan teks Pancasila hingga amanat dari pembina.
Bagi kamu yang diberi tugas menjadi pembina upacara pasti menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, berikut ini contoh amanat pembina upacara 17 Agustus yang bisa jadi referensi.
1. Contoh amanat pembina upacara 17 Agustus singkat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena rahmat dan rida-Nya yang masih menyertai kita hingga saat ini. Pada momen yang begitu penting ini, kita masih diberi kekuatan untuk mengikuti upacara bendera peringatan hari ulang tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dalam keadaan sehat walafiat.
Hari kemerdekaan selalu kita rayakan dengan berbagai kemeriahan. Hal tersebut menjadi wujud keberhasilan bangsa kita untuk dapat lepas dari belenggu jajahan negara lain. Namun, di sisi lain kita masih harus terus berjuang melawan kemiskinan, pengangguran, kebodohan, ketertinggalan ilmu dan teknologi, bahkan perang terhadap penyalahgunaan narkoba dan kerusakan akhlak moralitas yang merasuki setiap lini kehidupan.
Kita harus berani mengakui bahwa masih banyak hal yang harus kita benahi untuk dapat menyebut diri kita sebagai bangsa yang merdeka. Semangat tersebut menjadi satu tekad bagi kita untuk bersama-sama berjuang mengatas permasalahan dan membangun bangsa ini mewujudkan cita-cita bangsa. Sekali merdeka tetap merdeka!
Saya sangat berharap agar bangsa Indonesia dapat mempertahankan kondisi yang cukup kondusif ini dengan tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang dapat memancing kerusuhan dan memecah belah persatuan. Kita dapat mengedepankan semangat musyawarah untuk mufakat ketika menghadapi suatu permasalahan.
Setiap orang memiliki peran aktif dalam mewujudkan negara Indonesia yang lebih maju dan berkembang.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Contoh amanat pembina upacara 17 Agustus bermakna

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mari kita ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini guna memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79.
Hadirin yang saya hormati,
Tidak terasa bahwa sudah 79 tahun kita merdeka dari penjajahan asing.
Tak terasa pula bahwa negara kita ini mengalami banyak perkembangan dan lika-liku dalam mempertahankan dan menghayati kemerdekaan ini.
Pada hari yang berbahagia ini, mari kita kenang kembali jasa para pahlawan yang berhasil mengantarkan kemerdekaan negara Republik Indonesia, sehingga kita bisa terbebas dari belenggu penjajahan dan mampu berkumpul di tempat yang mulia ini.
Selain itu, mari kita jadikan momen Hari Kemerdekaan sebagai ajang untuk meresolusi, atau merencanakan kontribusi kecil apa yang akan kita lakukan agar kemerdekaan kita tetap terjaga, senantiasa agar negara ini damai.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kemerdekaan ini dapat dirasakan hingga anak cucu kita kelak.
Mungkin hanya itu saja yang bisa disampaikan pada pidato kali ini. Semoga bermanfaat untuk hadirin sekalian.
Mohon dimaafkan jika ada kata-kata yang menyinggung atau salah ucap dalam pidato yang saya utarakan tadi. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya, salah serta dosa tak pernah luput dari kita.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
3. Contoh amanat pembina upacara 17 Agustus menginspirasi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam damai sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati (...)
Jika mengambil perspektif pemikiran Generasi Milenial, Pancasila pasti akan dilihat dari nilai guna dan manfaatnya bagi kehidupan. Bagi mereka, aktualisasi Pancasila jelas membutuhkan cara-cara dan metode berbeda dari model yang dilakukan sekarang.
Secara lini waktu, generasi milenial inilah, yang akan menduduki posisi kepemimpinan pada saat "Indonesia Emas" di tahun 2045 nanti, sekaligus menjadi pilar kebangkitan bangsa seiring Bonus Demografi Tahun 2030.
Bertolak dari hal tersebut, bangsa ini memang harus mengkreasi pendekatan baru, agar Pancasila secara nalar bisa diterima, dan secara sadar menjadi living ideology. Tak hanya menjadi retorika semata, tetapi benar-benar dapat diterapkan walau sesederhana apa pun.
Peserta upacara sekalian,
Itulah tugas besar kita saat ini, untuk bersama-sama menerjemahkan Pancasila, sebagaimana pedoman bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara seperti halnya telah dicontohkan oleh leluhur dan para pemimpin bangsa setelah meraih kemerdekaan Republik Indonesia.
Inilah inti peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI tahun ini, yaitu "Aktualisasi Pancasila, Energi Pertumbuhan Indonesia". Dengan kata lain, aktualisasi Pancasila tidak akan bisa membumi, jika tetap hanya dijadikan mitos, tanpa memiliki model praktis dalam memecahkan masalah hidup masyarakat.
Dengan menjadikan Pancasila ideologi praktis, maka setiap perbedaan dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat, karena memiliki landasan nilai-nilai, atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat. Tak hanya untuk bangsa Indonesia, tetapi juga untuk perdamaian dunia.
Dengan didukung penyelenggara negara yang bekerja cerdas dan berkeadilan; pendidik dan pelajar yang ikhlas dan cerdas berlandaskan keilmuan; rohaniawan yang mengamalkan kesalehan ritual dan kesalehan publik; wirausahawan yang inovatif dan didukung warga yang kreatif, maka keberadaan Pancasila akan tertanam dalam seluruh sendi kehidupan.
Bukan hanya semata retorika, tetapi menjadi dialektika dalam praktik-praktik nyata, melanjutkan tekad mulia: Pancasila dalam Perbuatan. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah dan rahmatNya, agar bangsa dan negara ini terselamatkan dari degradasi nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.
4. Contoh amanat pembina upacara 17 Agustus bangkitkan semangat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang yang saya hormati, untuk menggelorakan semangat kita semua pada kesempatan berbahagia ini, terlebih dahulu mari bersama-sama kita pekikkan Salam Perjuangan:
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh Bangsa Indonesia. Atas berkah dan rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kita dapat menikmati kemerdekaan, yang tepat hari ini menginjak 79 tahun. Kemerdekaan ini buah dari kegigihan perjuangan panjang para pahlawan bangsa. Tanpa kenal kata menyerah, pahlawan pendahulu mengorbankan tenaga, harta, dan bahkan tetesan darah dalam mengusir penjajah, demi kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Meski dihadapkan keadaan yang sangat sulit pada saat itu, para pahlawan tidak mengeluh, harapan terus dikobarkan, dengan menjunjung semangat gotong royong dan rasa persatuan berjuang sekuat tenaga melawan penjajah, untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa.
Dalam sebuah pidatonya, Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa kemerdekaan merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Marilah dengan memperingati Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 ini, kita contoh sikap para pahlawan yang rela berkorban, tanpa pamrih, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
Tidak seperti yang kita lihat saat ini, kita contoh sikap para pahlawan yang rela berkorban, tanpa pamrih, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Tidak seperti yang kita lihat saat ini, masing-masing golongan atau kelompok maupun pribadi hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Kiranya cukup sekian pidato dari saya, dan terima kasih atas perhatiannya. Namun sebelum saya akhiri sambutan saya ini, terlebih dahulu saya mohon maaf bilamana ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati seluruh hadirin.
Dirgahayu Indonesia!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Contoh amanat pembina upacara 17 Agustus memotivasi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selamat pagi salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati Bapak ... dan karyawan serta teman-temanku yang saya cintai dan saya banggakan.
Ucapan rasa syukur tak henti-hentinya kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga pada kesempatan yang kali ini kita diberikan kesehatan dan rahmatNya.
Hadirin yang berbahagia.
Setiap 17 Agustus negara kita berpesta untuk memeriahkan hari kemerdekaan. 17 Agustus merupakan hari di mana seluruh bangsa Indonesia mengenang kembali jasa-jasa para pahlawan yang telah meraih kemerdekaannya.
Ucapan rasa syukur, bangga serta bahagia atas kedamaian negeri kita Indonesia.
Suara-suara pekikan merdeka bergema di seluruh pelosok negeri, berkumandang menyorakkan serta meneriakkan dengan tegasnya kemerdekaan. Merdeka! merdeka! Merdeka!
Seperti yang kita ketahui bahwa meraih kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, segalanya membutuhkan perjuangan baik jiwa maupun raga. Beribu tahun negeri kita dijajah, diinjak-injak, dan dirampas kemerdekaannya oleh penjajah yang kejam. Beribu kali peperangan, beribu nyawa serta beribu liter darah terkorbankan atas kebiadaban.
Namun akhirnya para pejuang berhasil meraih kemerdekaan. Jalan Pegangsaan Timur menjadi saksi bisu diumumkannya secara tegas pertama kali Proklamasi Kemerdekaan. Akhirnya para pahlawan berhasil mengibarkan sang saka merah putih dengan bangga di lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Mendengar kerja keras dan kegigihan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan sudah semestinya kita sebagai bangsa Indonesia menghargai dengan mengisi hari kemerdekaan dengan berbagai hal positif dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga kita dapat ikut andil dalam memeriahkan hari kemerdekaan.
Semangat dan rasa nasionalisme yang tinggi dapat kita wujudkan dalam berbagai hal. Namun yang terpenting bagi kita adalah sebagai seorang pelajar yaitu belajar, belajar, dan belajar.
Belajar bukanlah hal yang sulit apalagi jika kita memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Marilah kita sebagai generasi muda bangsa untuk menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Cukup sekian yang dapat saya sampaikan. Apabila ada tutur kata yang kurang berkenan saya mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Wabillahi taufiq walhidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Itulah tadi contoh amanat pembina upacara 17 Agustus. Tapi tentu saja kamu bisa membuat versi kamu sendiri. Atau, boleh juga mengadaptasi dari referensi yang ada di atas.