Menjelang Hari Raya Idul Adha, banyak umat Muslim yang mulai mencari dan membeli hewan kurban. Proses jual beli hewan kurban sering kali membutuhkan surat perjanjian untuk memastikan transaksi berjalan lancar dan aman.
Surat perjanjian jual beli ini bukan hanya penting untuk menghindari sengketa antara penjual dan pembeli. Namun juga, sebagai bukti sah yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak. Cek di bawah ini cara membuat surat perjanjian jual beli hewan kurban beserta contohnya!
Sama seperti surat pada umumnya, langkah pertama adalah membuat bagian pembuka. Biasanya, surat pembuka berisi identitas pembuat surat atau brand usaha kurban. Selain itu, mencantumkan identitas pembeli hewan kurban.
Langkah berikutnya menulis isi surat. Pokok utama yang wajib ditulis adalah terkait aturan, ketentuan, jangka waktu, hingga tanggung jawab bagi pembeli. Ada juga keterangan hewan yang dibeli, nilai transaksi, hingga metode pembayaran yang harus dicantumkan.
Bagian terakhir adalah membuat penutup surat. Di bagian ini, biasanya tercantum tanda tangan kedua belah pihak di atas materai. Penggunaan materai sebenarnya gak wajib. Hanya saja, supaya lebih aman, maka sebaiknya menggunakan materai.
Ada beberapa hal yang wajib dicantumkan dalam surat perjanjian jual beli korban. Di antaranya adalah:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa unsur yang gak boleh terlewat saat membuat surat perjanjian jual beli hewan kurban. Contohnya seperti di atas. Mulai dari tanggal surat, identitas penjual dan pembeli, obyek jual beli, nilai transaksi, hingga tanda tangan. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan semacam jaminan.
Itu dia contoh surat perjanjian jual beli hewan kurban. Semoga bisa membantu kamu, ya!