Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Doa Salat Tarawih dan Witir Lengkap NU beserta Artinya!

ilustrasi salat tarawih (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi salat tarawih (pexels.com/Monstera Production)
Intinya sih...
  • Doa salat tarawih dan witir NU merupakan bagian penting dari ibadah Ramadan
  • Bacaan doanya cukup panjang, namun mengandung doa-doa terbaik untuk memohon ampunan dan keberkahan
  • Salat tarawih 20 rakaat diikuti dengan salat witir 3 rakaat adalah praktik yang umum di kalangan Nahdlatul Ulama (NU)
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah menunaikan ibadah malam di bulan Ramadan, ada doa khusus yang biasa dibaca, terutama oleh jamaah Nahdlatul Ulama (NU). Doa setelah salat tarawih dan witir menjadi bagian dari rangkaian ibadah yang penuh makna.

Bacaan doanya cukup panjang, tetapi banyak yang berusaha menghafalnya karena mengandung doa-doa terbaik untuk memohon ampunan dan keberkahan. Nah, biar ibadah lebih khusyuk, berikut ini doa salat tarawih dan witir lengkap NU beserta artinya!

1. Doa setelah salat Tarawih NU

ilustrasi salat tarawih berjamaah (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi salat tarawih berjamaah (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah menunaikan salat tarawih, umat Muslim, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU), biasanya membaca doa setelah salat tarawih NU secara berjamaah di masjid atau musala. Doa ini disebut doa kamilin, yang berisi permohonan agar diberikan keimanan yang sempurna, keberkahan dalam hidup, serta keselamatan di dunia dan akhirat.

Berikut bacaan doa setelah salat tarawih NU lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya:

اللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’i râdlîn. Wa lin na‘mâ’i syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariiril karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qada-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan Sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

2. Doa setelah salat Witir NU

ilustrasi salat tarawih (pexels.com/mohammad ramezani)
ilustrasi salat tarawih (pexels.com/mohammad ramezani)

Setelah menyelesaikan salat tarawih dan witir, umat Muslim, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), biasanya melantunkan doa dan wirid sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. Doa setelah salat tarawih NU ini menjadi pelengkap ibadah agar semakin sempurna.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa doa yang biasa dibaca setelah salat witir. Berikut adalah beberapa doa setelah salat witir NU beserta artinya:

  • Doa mohon ridha dan surga

Doa setelah salat witir NU ini dibaca setelah mengucapkan kalimat tauhid dan istighfar:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār.

Artinya: “Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada [rahmat]-Mu dari murka dan neraka-Mu.”

  • Doa mohon ampunan

Doa ini sering dibaca setelah wirid dan zikir asmaul husna:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa‘fu ‘annī.

Artinya: “Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku.”

  • Doa memohon rahmat

Setelah membaca zikir asmaul husna, doa berikut dapat dipanjatkan:

يَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Yā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīna.

Artinya: “Wahai Zat yang maha pemurah, [aku memohon] atas berkat rahmat-Mu, wahai Zat yang paling penyayang dari segenap penyayang.”

  • Doa perlindungan dari murka Allah

Doa ini dibaca untuk memohon perlindungan dari kemurkaan Allah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allāhumma inī a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.

Artinya: “Tuhanku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari murka-Mu dan kepada afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri.”

3. Jumlah rakaat salat Tarawih dan Witir NU

ilustrasi suasana salat tarawih (unsplash.com/Masjid Pogung Raya)
ilustrasi suasana salat tarawih (unsplash.com/Masjid Pogung Raya)

Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), jumlah rakaat salat tarawih dan witir NU mengacu pada pendapat dalam mazhab Syafi'i. Salat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan salat witir 3 rakaat.

Pendapat ini merujuk pada riwayat dari Umar bin Khattab, yang menyebut bahwa kaum Muslim di zamannya melaksanakan salat tarawih 23 rakaat, termasuk witir. Dalam Mukhtashar Al-Muzani, Imam Syafi'i juga menyebutkan bahwa salat tarawih 20 rakaat lebih disukai karena telah menjadi praktik yang umum di kalangan sahabat.

Ulama Syafi’iyyah seperti Imam Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in juga menegaskan bahwa salat tarawih dilakukan sebanyak 20 rakaat, dengan 10 kali salam.

Tata cara salat Tarawih NU

Dalam praktiknya, salat tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan format dua rakaat sekali salam. Setelah menyelesaikan 20 rakaat tarawih, dilanjutkan dengan salat witir 3 rakaat yang dilakukan dengan format:

  • Dua rakaat witir, diakhiri dengan salam.
  • Satu rakaat witir sebagai penutup, diakhiri dengan salam.

Dengan demikian, jumlah rakaat salat tarawih dan witir NU dalam satu rangkaian ibadah di bulan Ramadan berjumlah 23 rakaat. Praktik ini dilakukan dengan tujuan untuk menghidupkan malam Ramadan sesuai dengan anjuran Rasulullah, sebagaimana disebut dalam hadis:

"Barangsiapa melaksanakan salat malam Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari & Muslim).

Itulah bacaan doa salat tarawih dan witir lengkap NU yang bisa dipanjatkan setelah menunaikan ibadah. Semoga makin berkah dan bikin ibadah jadi lebih khusyuk, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sierra Citra
Febriyanti Revitasari
Sierra Citra
EditorSierra Citra
Follow Us