Bagaimana Menciptakan Bonding antara Anak dan Kucing Peliharaan?

- Pahami kebutuhan dan bahasa tubuh kucing
- Anak perlu memahami bahasa tubuh kucing untuk berinteraksi dengan nyaman.
- Penelitian menunjukkan hubungan manusia dan kucing lebih positif ketika manusia memahami perilaku hewan peliharaannya.
- Libatkan anak dalam rutinitas harian merawat kucing peliharaan
- Melibatkan anak dalam merawat kucing dapat memperkuat ikatan emosional antara keduanya.
- Ikatan anak-hewan yang intens terjadi ketika terdapat interaksi reguler dan hewan responsif terhadap manusia.
Hubungan antara anak dan hewan peliharaan sering kali dimulai dengan rasa penasaran sederhana, tatapan pertama yang penuh ingin tahu, atau tawa kecil saat si kucing mencoba mengejar bayangannya sendiri. Namun di balik momen-momen manis itu, ada proses penting yang membentuk ikatan emosional antara keduanya. Bagi banyak keluarga, kehadiran kucing bukan hanya sebagai hewan peliharaan, melainkan juga teman bermain, penghibur, sekaligus sarana anak belajar empati dan tanggung jawab.
Membangun bonding antara anak dan kucing tentu tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu, kesabaran, dan cara pendekatan yang tepat agar keduanya merasa nyaman satu sama lain. Lewat interaksi yang penuh kasih dan rasa saling percaya, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih lembut, sementara kucing pun akan merespons dengan kasih sayang khasnya, dari gesekan lembut di kaki hingga dengkuran kecil yang menenangkan. Ini dia beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menciptakan bonding antara anak dan kucing peliharaan!
1. Pahami kebutuhan dan bahasa tubuh kucing

Sebelum meminta anak untuk dekat dengan kucing, hal paling dasar yang perlu diajarkan adalah memahami bagaimana kucing berkomunikasi. Tidak seperti manusia, kucing menyampaikan perasaan dan kebutuhan lewat bahasa tubuh. Dari cara ekornya bergerak, posisi telinganya, hingga tatapan matanya. Misal, ketika kucing mengedip pelan, itu tanda ia merasa aman dan percaya. Sedangkan, ekor yang menggeliat cepat menandakan ia sedang gelisah atau jengkel. Dengan mengenali sinyal-sinyal ini, anak bisa belajar kapan waktu yang tepat untuk bermain atau kapan sebaiknya memberi ruang bagi kucing.
Hal tersebut dipaparkan dalam jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health (MDPI, 2022) yang hasilnya menunjukkan, bahwa hubungan manusia dan kucing menjadi lebih positif ketika manusia memahami pola perilaku dan komunikasi hewan peliharaannya. Itulah mengapa penting untuk mengajarkan anak terkait pola komunikasi dan bahasa tubuh kucing.
2. Libatkan anak dalam rutinitas harian merawat kucing peliharaan

Cara paling efektif lainnya untuk memperkuat hubungan antara anak dan kucing adalah dengan melibatkan anak dalam rutinitas perawatan harian. Tugas sederhana seperti memberi makan, menyisir bulu, atau mengisi air minum bisa jadi momen berharga untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian. Anak akan belajar bahwa memelihara hewan bukan hanya tentang bermain, tetapi juga tentang memastikan kesejahteraannya setiap hari. Selain itu, kucing pun akan mulai mengenali anak sebagai sosok yang memberi kenyamanan dan perhatian, bukan sekadar teman bermain sesekali.
Penelitian bertajuk Children love their pets: Do relationships between children and pets co-vary with taxonomic order, gender, and age? (2017) menyebutkan, bahwa ikatan anak–hewan yang intens terjadi ketika terdapat interaksi reguler dan hewan memiliki perilaku yang responsif terhadap manusia. Dari hal-hal sederhana seperti inilah bonding yang tulus dan saling percaya dapat tumbuh secara alami.
3. Biarkan interaksi terjadi secara alami

Tak perlu terburu-buru ketika memperkenalkan anak dengan kucing peliharaan. Keduanya butuh waktu untuk beradaptasi dan merasa aman satu sama lain. Biarkan interaksi terjadi secara alami tanpa paksaan. Misalnya, biarkan kucing mendekati anak terlebih dahulu, mencium tangannya, atau duduk di dekatnya dengan nyaman. Pendekatan yang lembut dan penuh kesabaran ini akan membantu kucing merasa lebih tenang, sekaligus mengajarkan anak bahwa cinta dan kedekatan tak bisa dipaksakan, melainkan dibangun lewat rasa saling percaya.
Menurut laman resmi Purina, kucing adalah hewan dengan sensitivitas tinggi terhadap gerakan dan suara keras. Karena itu, anak perlu diberi pemahaman untuk bersikap lembut saat berinteraksi. Saat anak belajar menyesuaikan diri dengan ritme dan batasan kucing, hubungan yang terbentuk pun menjadi lebih harmonis, bukan hanya sekadar akrab, tetapi juga saling menghargai.
Demikian beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan bonding antara anak dan kucing peliharaan. Semoga membantu, ya!