Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Tips agar Gak Malas Ketemu Tamu, Jangan Pura-pura Tak Dengar

ilustrasi menonton televisi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Introver atau ekstrover, harus tahu kapan keluar dari persembunyian untuk menyambut tamu yang datang ke rumah.
  • Menunjukkan sikap ramah dan menghormati orang lain dengan membuka pintu saat ada tamu, baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga.
  • Ketidakmauan membuka pintu bagi tamu dapat mengakibatkan perilaku antisosial dan membuat diri sendiri terisolasi di lingkungan sekitar.

Malas membukakan pintu untuk tamu apalagi ikut menemuinya bukan soal kamu introver atau ekstrover. Pribadi introver sekalipun harus tahu saat untuk keluar dari persembunyiannya. Apalagi jelas-jelas ada orang yang berkali-kali mengetuk pintu atau memencet bel dan memanggil-manggil salah satu penghuni rumah.

Keterlaluan sekali jika sebenarnya dirimu di rumah serta mendengarnya, tetapi tak mau keluar. Begitu juga apabila tamu masih termasuk keluarga besarmu dan telah dipersilakan masuk oleh orangtua. Tidak sopan apabila kamu ogah menemui serta bertegur sapa dengannya. Cegah kebiasaan magermu tambah parah agar gak malas ketemu tamu melalui delapan cara ini. Tamu gak boleh dihiraukan, ya!

1. Hargai maksud kedatangan seseorang

ilustrasi tamu (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang datang ke rumah pasti punya keperluan. Maksud itu dapat mengenai dirinya sendiri atau justru demi kepentingan keluargamu. Tamu yang datang guna kepentingannya sendiri misalnya, hendak meminta bantuan darimu. Sementara tamu yang singgah guna kepentingan keluargamu contohnya, mengantarkan belanjaan ibumu.

Apa pun maksud tamu, dirimu sebagai bagian dari tuan rumah mesti menyambutnya. Jawab panggilan atau salamnya kemudian bukakan pintu atau pagar. Ini merupakan sikap yang menghormati orang lain. Bila pun dari jendela kamu melihat di depan cuma ada anak-anak, boleh jadi dia membawa pesan dari orangtuanya.

2. Kelak kamu juga tinggal sendiri dan kudu buka pintu saat ada tamu

ilustrasi main HP (pexels.com/Polina Zimmerman)

Sskarang kamu barangkali merasa sangat nyaman karena masih tinggal bersama orangtua atau saudaramu yang lebih tua. Dirimu mengandalkan mereka buat menerima tamu. Namun, tentu lambat laun kamu bakal tinggal sendirian di rumahmu. Bahkan dirimu indekos pun mesti mandiri membukakan pintu buat tamu-tamu.

Anak kos lain yang tak pernah berinteraksi denganmu tidak tahu siapa yang dicari oleh tamumu. Begitu pula penjaga kos-kosan gak selalu sedang ada di depan. Tamumu juga tidak dapat langsung memasuki area kos-kosan yang terkunci. Saat kamu tinggal terpisah dari keluarga, gak mau membukakan pintu buat tamu sama dengan merugikan diri sendiri untuk ke depannya.

3. Bisa menjadi benih sikap antisosial

ilustrasi tidur (pexels.com/Deniz Kyzyltoprak)

Bila keenggananmu membukakan pintu buat siapa pun tamu yang ke rumah terus dituruti, sikap antisosial malah dapat muncul. Dirimu makin lama makin enggan bersosialisasi. Jangankan kamu membukakan pintu buat tamu orangtua atau saudaramu. Ketika kawanmu datang, dirimu kerap menyuruh orang di rumah untuk menemuinya dan bilang kamu gak ada.

Padahal, di antara kalian juga tidak terjadi masalah apa-apa. Kamu cuma terlalu malas untuk keluar. Dirimu bakal dikucilkan orang-orang. Nanti akibatnya baru paling terasa ketika kamu tinggal sendirian. Kamu tidak mengenal atau dikenal tetangga dan cenderung berpandangan negatif terus pada mereka. Bila terjadi sesuatu yang buruk padamu belum tentu ada orang yang tahu lalu menolongmu.

4. Selama kalian saling mengenal wajib saling sapa

ilustrasi menonton televisi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penting untukmu menunjukkan sikap ramah pada orang yang mengenal dan dikenal olehmu. Walaupun keperluannya datang ke rumah buat bertemu orangtuamu misalnya, kamu jangan terlalu cuek. Contohnya, ketua RT yang mengetuk-ngetuk pintu. Hampir tidak mungkin dirimu yang dicarinya.

Tapi bila orangtuamu sedang repot atau tak mendengar ketukan, kamu saja yang membukakan pintu. Ini gak sesulit yang dibayangkan olehmu, kok. Paling kalian cuma mengobrol sebentar kemudian dirimu masuk buat memanggil orangtua. Apalagi jika tamu masih ada hubungan persaudaraan.

Sekalipun orangtua yang langsung membukakan pintu, kamu tanpa disuruh juga mesti ke ruang tamu. Minimal buat bersalaman dan bercakap-cakap sebentar bila tampaknya ia perlu berbicara serius dengan orangtuamu saja. Apabila maksud kedatangannya sebatas bersilaturahmi, dirimu perlu bergabung hingga dia pulang.

5. Bedakan dengan orang yang berpotensi melakukan kejahatan

ilustrasi membaca di kamar (pexels.com/Helena Lopes)

Memang tidak semua tamu perlu dibukakan pintu. Tamu yang tak dikenal dan tampak mencurigakan sebaiknya gak usah disambut. Misalnya, dirimu sama sekali belum pernah melihatnya. Bahasa tubuhnya juga seperti terus mengamati lingkungan sekitar. Raut wajahnya menyeramkan atau bahkan dia terlihat agak mabuk.

Sekeras apa pun dia menggedor pintu atau pagar, dirimu jangan keluar. Kamu bisa menunggu hingga ia benar-benar pergi atau menghubungi tetangga dan petugas keamanan. Kehatian-hatian diperlukan, tapi dirimu jangan menyamakannya dengan semua orang. Umumnya orang-orang yang datang ke rumahmu telah cukup familier.

6. Malah aktivitasmu dapat terhambat

ilustrasi membaca di kamar (pexels.com/Vlad Deep)

Selama tamu tidak memiliki keperluan langsung denganmu seharusnya gak menjadi halangan buat aktivitasmu. Akan tetapi jika kamu terlalu enggan untuk keluar dari kamar, kegiatanmu bisa terkendala. Contohnya, orangtuamu sedang menerima tamu di teras. Sementara dirimu harus segera pergi.

Buatmu bisa pergi mau tidak mau mesti keluar menuju teras. Namun saking ogahnya dirimu bertemu orang lain, kamu mengurungkannya dengan kesal. Bahkan mungkin dirimu ribut sendiri berharap orangtuamu segera membuat tamu itu pergi. Keluar saja dan lakukan apa-apa yang seharusnya dikerjakan olehmu.

7. Stop berpikir bukan urusanmu

ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Meski keperluan tamu gak denganmu, apabila ia mendatangi hunian yang di situ kamu juga tinggal artinya tetap urusanmu. Hindari sikap terlalu tak mau tahu dengan tamu orang lain. Boleh jadi orang yang dicarinya sedang di kamar mandi atau lagi keluar sebentar. Seperti ketika kamu tinggal di kos-kosan.

Dirimu baru saja masuk dan memarkirkan kendaraan. Lalu muncul tamu yang mencari salah satu penghuni kos. Bersikaplah baik hati dengan memastikan siapa yang dicarinya. Kamu dapat memintanya langsung ke kamarnya apabila ini dibolehkan di kos-kosanmu atau menyuruhnya menunggu di luar selagi dirimu memanggilkannya.

8. Syukuri kemampuanmu mendengar, melihat, dan bergerak

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Resume Genius)

Dengan kamu suka mengabaikan tamu yang datang, tanpa sadar dirimu mengabaikan sejumlah nikmat. Pertama, nikmat kamu bisa mendengar suara ketukan di depan. Coba seandainya dirimu kehilangan pendengaran. Pasti tak ada hal yang paling diinginkan olehmu kecuali mendengar suara apa pun. Termasuk kedatangan tamu.

Juga nikmat kamu dapat melihat sehingga berjalan dari kamar hingga ke pintu depan sama sekali tak sulit. Demikian pula dirimu kurang mensyukuri anugerah bisa bergerak bebas tanpa kesakitan. Kamu memilih tetap mager daripada bangkit dari rebahanmu dan menyambut tamu.

Banyak alasan logis untuk gak malas ketemu tamu, kok. Siapa pun tamu yang datang selama ia tampak sopan dan tidak berbahaya mesti segera dibukakan pintu. Tak terkecuali kurir paket yang saking banyaknya muatan di sepeda motornya kadang kesulitan buat turun. Daripada paket terpaksa dilempar atau kurir susah payah turun dari motornya, kamu saja yang bergegas keluar begitu ada suara, "Paket!"

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us