Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Pulang Merantau

illustrasi pulang kampung dari merantau (pexels.com/Andrea Piacquadio)
illustrasi pulang kampung dari merantau (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Perencanaan keuangan yang matang untuk menopang kehidupan sementara dan kewajiban finansial di kota perantauan.
  • Rencana pekerjaan atau usaha di kampung dengan riset peluang bisnis dan strategi pemasaran yang jelas.
  • Kesiapan mental dan emosional menghadapi pandangan orang di kampung, adaptasi, dan sikap bijak terhadap pertanyaan tentang kesuksesan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Merantau memberi banyak pengalaman, pelajaran, hingga kesempatan untuk berkembang. Namun, ada masanya seseorang ingin kembali ke kampung halaman untuk menetap. Pulang kampung bukan hanya soal kembali ke rumah, melainkan juga memulai babak baru dalam hidup.

Agar transisi berjalan lancar, ada hal penting yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Berikut lima hal utama yang perlu dipersiapkan sebelum pulang merantau.

1.Perencanaan keuangan yang matang

illustrasi merencanakan keuangan (pexels.com/picjumbo.com)
illustrasi merencanakan keuangan (pexels.com/picjumbo.com)

Keuangan adalah hal pertama yang harus dipikirkan sebelum pulang kampung. Setelah bertahun-tahun bekerja di perantauan, pastikan kamu memiliki tabungan yang cukup untuk menopang kehidupan sementara sebelum benar-benar memiliki sumber penghasilan tetap di kampung halaman. Dana darurat juga penting agar tidak kewalahan menghadapi kebutuhan mendadak.

Selain tabungan, pertimbangkan juga apakah ada aset yang bisa dijadikan modal usaha, misalnya kendaraan, tanah, atau rumah yang bisa dimanfaatkan. Jika ada, segera susun strategi penggunaannya agar tidak hanya menganggur. Jangan lupa pula untuk membereskan kewajiban finansial di kota perantauan, seperti cicilan atau kontrak.

Dengan perencanaan keuangan yang rapi, kamu akan lebih tenang menghadapi masa transisi. Pulang kampung bukan berarti langsung hidup serba mudah, tapi setidaknya kamu memiliki bekal keuangan yang cukup untuk bertahan di awal kepulangan.

2.Rencana pekerjaan atau usaha di kampung

illustrasi membuka warung kopi (pexels.com/Igor Starkov)
illustrasi membuka warung kopi (pexels.com/Igor Starkov)

Sebelum pulang, pikirkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan di kampung halaman. Apakah ingin mencari pekerjaan baru, membuka usaha, atau melanjutkan bisnis keluarga. Jangan sampai pulang tanpa arah karena bisa membuat waktu terbuang dan finansial cepat habis.

Bila ingin membuka usaha, lakukan riset kecil-kecilan tentang peluang bisnis di kampung. Setiap daerah memiliki potensi unik, baik dari segi pertanian, kuliner, atau jasa. Jika sudah ada ide, buatlah perencanaan sederhana mengenai modal, target pasar, hingga strategi pemasaran.

Dengan memiliki rencana pekerjaan atau usaha yang jelas, kamu akan lebih siap membangun kehidupan baru. Tidak hanya membantu diri sendiri, keberadaan usaha atau pekerjaan juga bisa memberi manfaat lebih luas, misalnya membuka lapangan kerja bagi orang sekitar.

3.Kesiapan mental dan emosional dengan segala pandangan dan komentar orang di kampung halaman

illustrasi menyapa tetangga (pexels.com/RDNE Stock project)
illustrasi menyapa tetangga (pexels.com/RDNE Stock project)

Pulang kampung bukan hanya soal fisik, tapi juga mental. Hidup di kota dengan segala kesibukan tentu berbeda dengan suasana di kampung yang cenderung lebih tenang. Perbedaan ritme kehidupan ini bisa menimbulkan rasa kaget jika tidak dipersiapkan dengan baik.

Selain itu, kamu juga harus siap menghadapi pandangan atau komentar dari lingkungan sekitar. Tidak jarang orang yang baru pulang merantau akan mendapat pertanyaan tentang kesuksesan, pekerjaan, atau alasan pulang. Sikapi dengan bijak tanpa merasa terbebani.

Dengan mental yang kuat, kamu akan lebih mudah beradaptasi dan menikmati proses kembali ke kampung halaman. Ingatlah bahwa pulang bukan berarti gagal, melainkan memilih jalan hidup yang berbeda dan lebih sesuai dengan kondisi diri sendiri.

4.Hubungan sosial dengan keluarga dan tetangga yang sempat renggang

illustrasi berkumpul dengan keluarga dan tetangga (pexels.com/Kenny Foo)
illustrasi berkumpul dengan keluarga dan tetangga (pexels.com/Kenny Foo)

Hal yang membedakan hidup di kampung dengan kota adalah eratnya hubungan sosial. Saat pulang, bangun kembali kedekatan dengan keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar. Ini penting agar keberadaan Kamu diterima dengan baik dan kehidupan sosial lebih harmonis.

Jangan segan untuk ikut kegiatan masyarakat, seperti gotong royong, pengajian, atau acara adat. Selain menambah keakraban, hal ini juga membuka peluang jaringan sosial yang mungkin bermanfaat bagi pekerjaan atau usahamu.

Dengan menjaga hubungan sosial, hidup di kampung akan terasa lebih ringan. Kehangatan lingkungan sekitar bisa menjadi dukungan moral sekaligus motivasi untuk berkembang di tanah kelahiran.

5.Perencanaan jangka panjang untuk keluarga maupun diri sendiri

illustrasi memilih rumah baru untuk keluarga (pexels.com/MART PRODUCTION)
illustrasi memilih rumah baru untuk keluarga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Selain kebutuhan awal, pikirkan juga rencana jangka panjang. Apakah kamu ingin menetap selamanya di kampung atau hanya untuk beberapa waktu. Hal ini akan memengaruhi keputusan-keputusan besar seperti membeli rumah, menyiapkan pendidikan anak, atau mengembangkan usaha.

Jika ingin menetap, segera susun rencana pembangunan atau renovasi rumah agar lebih nyaman. Bila masih ada rencana untuk pindah lagi, sebaiknya buat strategi yang lebih fleksibel agar tidak terlalu terikat. Rencana jangka panjang juga mencakup investasi kecil-kecilan seperti menabung emas, tanah, atau tabungan pendidikan.

Dengan rencana yang jelas, hidup baru di kampung halaman akan lebih terarah. Kamu tidak hanya pulang untuk sekadar menetap, tapi juga menata masa depan dengan penuh perhitungan.

Hidup di tanah rantau juga bukan tentang menikmati hasil secara instant, pertimbangkan keadaan tak terduga yang bisa memaksamu kembali ke kampung halaman. Sembari bekerja di tanah rantau, kamu juga perlu melatih skill cadangan diluar aktivitas kerja. Semua hal itu perlu kamu persiapkan sejak awal. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us