6 Tips Budgeting untuk Mahasiswa Baru yang Merantau

- Pembatasan anggaran makan dan jajan untuk menghindari kehabisan uang saku
- Sisihkan di awal buat galon, token listrik, dan kuota internet agar tak kehabisan di tengah bulan
- Belanja kelontong juga dihitung, jangan impulsif agar uang saku cukup hingga akhir bulan
Jauh-jauh kamu merantau demi menimba ilmu, bahaya kalau sampai kehabisan uang saku. Orangtua belum tentu bisa kirim uang lagi dengan segera. Sementara itu, dirimu mungkin juga malu untuk pinjam uang dulu ke teman. Atau, uang saku mereka juga pas-pasan sehingga gak bisa membantumu. Sedang mencari pekerjaan sampingan tak dapat mendadak. Pun upahnya baru diperoleh seminggu atau sebulan kemudian.
Padahal, kebutuhanmu mendesak dipenuhi sekarang juga. Ini sebabnya, begitu kamu ngekos kudu cepat belajar mengatur keuangan. Tantangannya memang lebih besar daripada ketika dirimu mengelola uang saku semasa sekolah. Namun dengan enam tips budgeting untuk mahasiswa baru yang merantau, dijamin gak sampai bikin kamu menahan lapar di kos-kosan.
1. Pembatasan anggaran makan dan jajan

Justru agar kamu dapat terus makan dengan gizi seimbang, uang buat belanja makanan termasuk jajan mesti dibatasi. Jika tidak ada pengaturan begini, nanti dirimu cuma bisa makan enak di awal bulan. Di pertengahan bulan kamu mulai terpaksa berhemat lalu di tanggal tua cuma makan dengan kecap atau sehari sekali.
Ini bisa bikin dirimu seperti trauma menjadi anak kos. Padahal, siklus penderitaan setelah tanggal 15 itu dapat dicegah dengan mengatur uang saku sebaik mungkin. Tetapkan anggaran makan per hari baik kamu masak sendiri atau beli makanan siap santap. Misanya, bujet makan dan jajan Rp30 ribu rupiah per hari. Terserah dirimu mau sepenuhnya masak di kos-kosan, beli sayur matang dan lauknya saja, atau satu kali makan di luar dan dua kali makan masakan sendiri. Uang ini tak harus dihabiskan. Bila masih ada sisa lebih baik.
2. Sisihkan di awal buat galon, token listrik, dan kuota internet

Ada kos-kosan yang menyediakan air galon gratis berapa pun yang dibutuhkan anak kos. Itu bisa dimanfaatkan dan mengurangi pengeluaranmu secara signifikan. Namun jika kamu mesti beli galon sendiri, siapkan dananya. Misalnya, dalam seminggu dirimu membutuhkan 1 galon air seharga Rp20 ribu. Dalam sebulan berarti sudah Rp80 ribu. Lalu ditambah beli token listrik mungkin sekitar Rp150 ribu plus kebutuhan internet.
Lantaran tiga pengeluaran itu angkanya dapat dipastikan di awal, langsung pisahkan uangnya begitu kamu mengambil uang tunai atau dapat transferan. Bila posnya sudah diamankan, dirimu gak kepikiran lagi di belakang. Uang saku di tangan memang jadi berkurang. Tapi kamu terhindar dari bingung mencari uang saat kehabisan air galon, meteran listrik berbunyi minta diisi, atau sambungan internetmu mendadak terputus karena kuota habis.
3. Belanja kelontong juga dihitung, jangan impulsif

Jika orangtuamu setiap bulan rutin membelikan atau mengirimkan sabun mandi, pasta gigi, sampo, dan sebagainya tentu kamu tak perlu memikirkannya lagi. Uang saku terasa lebih longgar buat dibagi ke pos belanja lainnya. Namun bila uang saku sudah meliputi segala kebutuhanmu, ayo buat catatan!
Contoh, dalam sebulan kamu butuh empat buah sabun batang. Dirimu bisa sekalian membeli kemasan ekonomis beli 3 gratis 1. Juga beli pasta gigi, sampo, dan lainnya dalam kemasan yang agak besar biar cukup untuk sebulan sekalian.
Sebab jika dirimu membeli produk kemasan kecil tetapi sebulan malah berkali-kali belanja nanti jatuhnya lebih mahal. Pisahkan anggarannya dan berbelanjalah ketika ada promo. Bandingkan pula harga promo offline dengan online plus biaya kirim dan admin supaya dirimu memperoleh harga terbaik.
4. Minimalkan biaya bahan bakar kendaraan

Terbaik kamu indekos di dekat kampus sehingga setiap hari bisa jalan kaki. Uang bakal beli bahan bakar menjadi nol rupiah. Kalau sesekali kamu perlu naik kendaraan umum buat main juga gak sebanyak seandainya setiap hari naik motor. Jika pun dirimu bawa motor dari kampung halaman, tak harus setiap hari dikendarai.
Ada kalanya kamu jalan kaki bila kuliah pagi atau sore dan udara tidak panas. Bisa pula gantian berboncengan dengan kawan kos yang kampusnya satu lingkungan. Pilihan sepeda motor juga memengaruhi pengeluaran untuk bahan bakar.
Meski kamu suka motor yang tampak gagah, pikirkan dua kali jika bahan bakarnya boros. Dengan uang saku yang terbatas, belum saatnya untukmu mengutamakan gaya. Fokus dulu di fungsi utama kendaraan sebagai alat transportasi.
5. Buat pos khusus untuk berbagai iuran atau fotokopi

Pengeluaran mahasiswa yang indekos tidak sekadar untuk makan. Sama seperti mahasiswa lainnya, kadang kamu juga mesti membayar iuran di kampus. Misalnya, iuran untuk mengerjakan tugas kelompok atau penyuluhan di lapangan.
Begitu juga banyaknya bahan presentasi yang perlu difotokopi. Walaupun sekarang sudah eranya digital, biaya fotokopi biasanya tetap ada. Sekalipun per lembarnya tidak seberapa, jadi banyak juga bila hampir setiap hari dan beberapa halaman sekali fotokopi.
Kamu dapat menganggarkan Rp100 hingga Rp200 ribu untuk ini. Dana ini bisa dibuat lebih kalau jurusanmu membuatmu sering harus mencetak gambar besar sehingga mesti ke tempat percetakan. Jika anggarannya tak disediakan, uang di dompet tahu-tahu habis.
6. Tetap usahakan punya dana darurat

Walaupun kamu baru lulus SMA dan masuk kuliah barangkali sudah sering membaca tentang dana darurat. Dana ini biasa disiapkan guna mengantisipasi kehilangan pekerjaan atau ada kebutuhan besar. Misalnya, anggota keluarga sakit keras dan butuh biaya berobat.
Namun, sebetulnya bukan hanya pekerja yang kudu menyiapkan dana darurat. Pelajar serta mahasiswa yang diserahi tanggung jawab oleh orangtua untuk mengatur uang saku bulanan juga perlu memilikinya. Dana darurat sama dengan uang buat jaga-jaga.
Meski bisa saja kamu menelepon orangtua ketika butuh tambahan uang, coba latih diri biar tak sedikit-sedikit melakukannya. Sisihkan 10 persen dari total uang saku dalam sebulan untuk ditabung sebagai dana darurat. Rekeningnya dapat dipisah dari rekening utama yang selalu dipakai buat transaksi rutin.
Cepat atau lambat kamu bakal bekerja. Manfaatkan waktu indekos selama kuliah untuk belajar mengelola keuangan, salah satunya melalui tips budgeting untuk mahasiswa baru yang merantau. Kelak dirimu punya uang sendiri sudah gak kagok mengaturnya apalagi kalap belanja terus sampai gak bisa nabung.