Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Janji Manis yang Dapat Berujung Penipuan, Jangan Mudah Percaya

ilustrasi penawaran (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Orang yang pandai merayu harus ditingkatkan kehati-hatiannya
  • Ketepatan cara, alat, dan obat yang digunakan harus diperhatikan
  • Minta gambaran perhitungan usaha secara detail dan pertanggungjawaban saat realitas tak sesuai dengan janji-janjinya

Tidak seorang pun ingin menjadi korban penipuan. Tak hanya dalam kaitannya dengan bisnis dan jual beli, melainkan berbagai layanan yang dijanjikan. Seperti perawatan kecantikan, jasa pembangunan rumah, dan lainnya. Kehati-hatianmu ketika berhadapan dengan orang yang pandai merayu harus ditingkatkan.

Orang yang sengaja bahkan sudah terbiasa menipu memang lihai. Ia dapat dengan cepat menganalisis titik lemahmu serta memanfaatkannya buat melancarkan aksi tipu-tipu. Namun, dirimu juga dapat membangun pertahanan yang cukup kuat dengan lebih memperhatikan caranya bicara.

Sering kali korban penipuan terkecoh oleh janji-janji manis yang diberikan. Padahal setelah mereka memercayainya, janji manis itu seperti pil yang berubah pahit di dalam mulut. Jangan sampai dirimu terjebak janji manis yang dapat berujung penipuan. Dengarkan baik-baik dan bersikaplah kritis apabila seseorang mengatakan enam kalimat berikut saat berusaha membujukmu.

1. Percaya saja padaku

ilustrasi penawaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Kepercayaan seharusnya tidak perlu diminta apalagi dengan cara yang cukup mendesak. Sampai kamu merasa tak enak sendiri apabila gak memberikan kepercayaan padanya. Dengan seseorang berkata lebih dari sekali agar dirimu percaya padanya, ia sedang memainkan kebimbanganmu.

Kamu cenderung lebih mudah untuk pasrah saja padanya. Dirimu berharap dia betul-betul bisa dipercaya. Sekarang kamu tidak boleh lagi seperti ini. Untukmu memutuskan percaya pada siapa pun harus ada dasar yang jelas.

Misalnya, seseorang menawarkan kerja sama usaha. Kamu wajib tahu track record-nya dalam usaha. Apakah ini akan menjadi usaha pertamanya atau sudah usaha kesekian tetapi banyak yang gagal? Bila seseorang tak punya rekam jejak yang jelas, jangan pernah menaruh kepercayaan besar padanya.

2. Semuanya aman

ilustrasi pertemuan (pexels.com/Kindel Media)

Tidak setiap orang yang mengatakan ini pasti ingin membohongi kamu. Hanya saja, soal aman atau gak sesuatu juga kudu ada landasannya. Ketika dirimu hendak melakukan perawatan kecantikan, misalnya. Apakah orang yang mengatakan prosedurnya aman benar-benar dokter yang bisa dipercaya?

Kamu tak boleh gegabah memercayai orang yang menjanjikan keamanan. Tetapi dia melanggar beberapa prosedur buat memangkas waktu dan biaya. Setiap prosedur dibuat pasti ada tujuannya. Satu prosedur saja dilanggar dapat berbahaya. 

Sekadar kata-kata tidak bisa dijadikan pegangan. Terpenting adalah kompetensinya di suatu bidang serta ketepatan cara, alat, dan obat yang digunakan. Hindari kamu mengabaikan tanda-tanda bahaya yang sebetulnya telah membuatmu curiga hanya karena seseorang bilang semuanya aman.

3. Pasti untung, kok

ilustrasi dua orang (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau bicara keuntungan biasanya terkait bisnis atau usaha. Pertanyaannya sederhana saja, apakah keuntungan itu sudah betul-betul ada? Tentu belum, kan? Maka semestinya seseorang gak menjanjikan penawaran usahanya pasti mendatangkan keuntungan.

Apalagi bila dia berkata untungnya besar sekali serta dalam waktu singkat. Menambang dan memproses emas yang telah jelas bernilai tinggi saja butuh waktu, apalagi usaha lain yang belum tentu produknya diminati banyak orang. Bersikaplah kritis dengan meminta gambaran perhitungannya sampai detail.

Juga tanyakan padanya, bagaimana bila ternyata bukannya untung malah buntung? Jika keuntungan dibagi dua, apakah kerugian juga bakal ikut ditanggung olehmu? Apa bentuk pertanggungjawabannya saat realitas tak sesuai dengan janji-janjinya? Tantang dia buat bikin perjanjian yang memuat kesepakatan mengenai hal-hal di atas.

4. Sudah banyak orang yang berhasil

ilustrasi penawaran (pexels.com/Ivan Samkov)

Siapa saja yang dimaksud banyak orang itu? Ini harus jelas. Jangan sampai seseorang cuma bermodalkan kalimat di atas dapat membuatmu percaya begitu saja. Padahal orang-orang yang dimaksud sama sekali tidak ada. Ukuran banyak juga mesti dikritisi.

Dua orang pun bisa disebut lebih banyak daripada satu. Demikian juga 100 orang yang berhasil mungkin terdengar banyak. Akan tetapi kalau orang yang gagal berjumlah 101 atau 80, maknanya juga sama-sama banyak. Kamu kudu jeli tentang hal ini dengan membuat persentase orang yang sukses atau gagal.

Pun sebesar-besarnya peluang keberhasilan, tetap ada kemungkinan kegagalan. Dirimu perlu mengejarnya dengan pertanyaan, bagaimana apabila kamu termasuk dalam sebagian kecil yang gagal itu? Apakah akan ada kompensasi yang sepadan? Dirimu sebaiknya tidak terlalu percaya diri bakal masuk golongan yang beruntung.

5. Serahkan saja semuanya padaku

ilustrasi percakapan (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Kalimat ini adalah bentuk permintaan akan kepercayaan penuh darimu. Kamu jangan merasa bakal dibebaskan olehnya dari segala urusan yang membuatmu pusing. Betul dirimu memerlukan bantuannya. Namun, pastikan apa saja yang perlu diserahkan padanya.

Kalau itu termasuk data-data penting seperti kartu identitas, kartu keluarga, atau sertifikat tanah sebaiknya jangan asal percaya. Makin penting serta pribadi dokumen yang dimintanya untuk diserahkan, makin kamu mesti mewaspadainya. Potensi penyalahgunaan dokumen tersebut amat tinggi.

Bila kalimat seperti di atas tidak disertai keharusan menyerahkan dokumen penting apa pun relatif masih aman. Namun, kamu tetap perlu membatasi kewenangannya. Jangan sampai dia berbuat membawa namamu, tetapi melampaui maksud dan keinginanmu. Nanti malah muncul masalah baru, namamu buruk, dan kalian jadi ribut.

6. Tidak akan ada yang tahu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Dari kalimatnya saja tampak jelas ada sesuatu yang hendak ditutupi dari semua orang. Sesuatu yang serahasia ini kerap kali gak baik. Meski dia menjanjikan keuntungan yang besar, kamu mesti tetap menjaga diri dari keburukan. Pun kerahasiaan yang dijanjikannya mungkin cuma perangkap buatmu.

Saat kamu mengikuti ajakannya yang gak baik, kelak kecurigaan orang terarah pada kalian justru dirimu yang dijadikan tumbal olehnya. Dia dulu menjanjikan kerahasiaan, tetapi malah ia sendiri yang membukanya. Bahkan dia mencuci tangan dengan menunjukmu sebagai biang keladinya.

Cegah dirimu terlibat dalam persekongkolan jahat dengan selalu memegang prinsip keterbukaan. Kamu jangan mau diajak kongkalikong olehnya. Tidak ada kejahatan yang sempurna. Rahasia kalian bakal tercium juga. Bila dirimu salah memercayai orang malah kamu ditinggalkannya sendirian ketika situasi berubah sulit.

Orang dengan niat yang kurang baik bakal sering melontarkan janji manis yang dapat berujung penipuan. Lain dengan orang yang sekadar kasih saran atau menawarkan sesuatu tanpa maksud jahat. Orang yang gak ada niat curang akan menyerahkan keputusan sepenuhnya di tanganmu. Bersikaplah hati-hati daripada kamu masuk perangkap.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us