Pernahkah kamu merasa seolah tertinggal beribu langkah dari versi diri yang seharusnya? Atau merasa perjalanan hidupmu biasa-biasa saja dan tidak ada yang bisa ditonjolkan? Atau bahkan mungkin menurutmu rangkaian hidupmu sudah berantakan karena tidak seperti yang kamu rencanakan?
Keep on reading, mungkin pengingat di bawah ini bisa sedikit menguatkan kamu.
Percaya atau tidak, kebanyakan anak muda seusia kamu merasakan hal yang sama, hanya saja sedikit yang mau terbuka membicarakannya.
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan kecenderungan anak muda di usia 20an yang tidak puas dengan hidupnya karena berpikir seharusnya bisa mencapai lebih. Ketidakpuasan ini dapat berlangsung demikian intens hingga muncul istilah yang dikenal sebagai “quarter life crisis."
Daripada terus menyalahkan diri, anggaplah fase yang kamu alami sekarang sebagai sesuatu yang lumrah. Terima dan akui perasaan ini. Rasa tidak puas akan hidup jika dikelola dengan baik, justru bisa menjadi bahan bakar untuk mengejar mimpi dan kualitas diri.
Dirimu bukanlah kegagalanmu. Gagal adalah salah satu interpretasi terhadap suatu peristiwa. Namun kamu punya pilihan untuk memandangnya sebagai akhir dari dunia atau justru awal dari sesuatu yang baru.
Upayakan secara sadar untuk memisahkan fakta kegagalan dari identitas diri. Emosi yang sedang kamu rasakan adalah sesuatu yang temporer.
Kekalahan yang kamu terima juga bukan peristiwa permanen. Yang sebenar-benarnya bertahan justru adalah diri kamu sendiri. Belajarlah untuk menerima dan mencintai diri kamu yang memilih untuk bangkit lagi dan lagi meski telah jatuh berulang kali.
Menyatakan seluruh hidup kamu sebagai sebuah kegagalan adalah penarikan kesimpulan yang keliru. Sebenarnya pasti ada yang bisa kamu lakukan dan yang pernah kamu capai, terlepas dari seberapa besar atau kecilnya hal tersebut. Menginginkan semua aspek hidup berjalan sempurna juga tidak realistis.
Hidup ini penuh berbagai interupsi yang tidak bisa kita kontrol. Lebih baik ambil catatan dan tuliskan aspek apa saja yang ingin kamu perbaiki terlebih dahulu. Mulai dari hal yang kecil dulu. Seiring keberhasilan kecil-kecilan yang kamu dapati, kepercayaan diri kamu perlahan akan bangkit lagi.
Kadang kala kemampuan atau pencapaian kita menjadi tampak remeh ketika mulai membandingkannya dengan milik orang lain. The truth is, akan selalu ada orang yang hidupnya tampak lebih baik, lebih menarik, dan lebih berhasil dari kita. Persoalannya, tujuan hidup kita bukan untuk berkompetisi dengan kanan kiri.
Setiap dari kita punya tujuan hidup yang unik dengan cara tempuh yang berbeda-beda. Resep sukses tidak pernah one size-fits all. Perjalanannya tidaklah linear karena kamu bisa saja terjatuh, terpukul mundur, berputar, banting setir, atau malah hilang arah. Di fase manapun saat ini kamu berada, yang penting, kamu terus bergerak maju.
Millenials, let’s admit it. Kemudahan yang kita nikmati dari perkembangan teknologi membuat kita cenderung menerapkan prinsip yang sama ke aspek hidup lainnnya. Kita ingin secepatnya tahu tujuan hidup ini apa atau kita ingin sesegera mungkin menjadi sosok yang sukses dan berdampak di usia muda.
Good things take time. Tarik napas dalam-dalam dan mulai kerjakan sesuatu yang bermanfaat hari ini. Ulangi di esok hari dan keesokannya lagi. Niscaya suatu hari, kamu hanya akan tersenyum mengenang hari ini.