Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Lailatul Qadar, Malam Penuh Keberkahan yang Dinantikan!

ilustrasi masjid (pexels.com/vjapratama)
Intinya sih...
  • Malam Lailatul Qadar adalah malam istimewa dalam Islam yang lebih baik dari seribu bulan.
  • Kisah Nabi Syam'un Al-Ghazi terkait Lailatul Qadar memberikan gambaran keagungan malam ini.
  • Waktu terjadinya Lailatul Qadar dapat dicari di sepuluh malam terakhir Ramadan, malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir, tujuh malam terakhir, atau malam ke-27 Ramadhan.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keistimewaan dalam Islam, diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Keutamaan malam ini jadi salah satu rahasia besar yang mendorong umat Islam untuk meningkatkan ibadah di penghujung Ramadan.

Selain itu, terdapat kisah menarik terkait Lailatul Qadar yang memberikan gambaran tentang betapa agungnya malam ini. Namun, seperti apa sebenarnya kisah Lailatul Qadar? Langsung saja simak artikel berikut ini!

1. Asal usul Lailatul Qadar

ilustrasi masjid (pexels.com/trksami)

Kisah malam Lailatul Qadar dikaitkan dengan Nabi Syam’un Al-Ghazi, seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil. Meskipun namanya tidak termasuk dalam 25 nabi yang wajib diimani, kisahnya tetap dikenal, terutama karena hubungannya dengan malam Lailatul Qadar.

Dilansir NU Online, Nabi Syam’un berasal dari Gaza, Palestina, dan dikenal sebagai seorang hakim di Israel kuno. Ia memiliki kekuatan luar biasa dan dikaruniai mukjizat, seperti kemampuan melunakkan besi dan merobohkan bangunan. Dalam dakwahnya, ia berjuang melawan penyembahan berhala di Bani Israil, tetapi tidak memiliki satu pun pengikut.

Karena pengkhianatan istrinya, Nabi Syam’un ditangkap, disiksa, dan kehilangan kekuatannya. Namun, setelah memohon ampun kepada Allah SWT, kekuatannya dikembalikan sehingga ia dapat meruntuhkan istana yang menindasnya. Setelah kejadian itu, ia bersumpah untuk beribadah selama 1.000 bulan tanpa henti.

Ketika Rasulullah SAW menceritakan kisah Nabi Syam’un kepada para sahabat, mereka merasa takjub dan sedih karena merasa tidak mampu beribadah selama itu. Kemudian, Malaikat Jibril turun dengan wahyu Surah Al-Qadr, yang menjelaskan bahwa satu malam Lailatul Qadar lebih baik daripada 1.000 bulan ibadah. Rasulullah SAW pun menyampaikan bahwa siapa pun yang mendapatkan malam Lailatul Qadar akan memperoleh pahala ibadah yang lebih besar daripada amalan Nabi Syam’un selama 1.000 bulan.

2. Kisah nabi Muhammad di malam Lailatul Qadar

ilustrasi ibadah haji dan umrah (pexels.com/alikarim)

Dikisahkan bahwa pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW menghabiskan waktu untuk beriktikaf semalam suntuk di masjid. Banyak sahabat yang mengikuti jejaknya. Mereka beribadah bersama dengan penuh kekhusyukan. Setiap kali Rasulullah SAW menunaikan salat, para sahabat turut serta. Ketika beliau menengadahkan tangan untuk berdoa, mereka pun ikut mengamini.

Dilansir NU Online, malam itu langit tampak mendung tanpa bintang dan angin berembus menerpa tubuh Rasulullah SAW serta para sahabat. Menurut riwayat, peristiwa ini terjadi pada malam ke-27 Ramadhan. Tiba-tiba hujan turun dengan deras saat Rasulullah SAW dan para sahabat tengah bersujud. Masjid yang tidak beratap pun mulai tergenang air.

Salah seorang sahabat hampir saja membatalkan salat untuk mencari tempat berteduh, tetapi niat itu urung dilakukan setelah melihat Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya tetap khusyuk bersujud tanpa bergerak sedikit pun. Meski air terus mengenangi masjid, Rasulullah SAW tetap dalam sujudnya, merasakan cahaya Ilahi yang begitu indah. Beliau takut keindahan itu akan hilang jika bergerak.

Beberapa sahabat mulai menggigil, tetapi tetap bertahan. Saat Rasulullah Saw mengakhiri salat, hujan berhenti seketika. Anas bin Malik hendak mengambil pakaian kering untuk beliau, tetapi Rasulullah Saw berkata, "Wahai Anas bin Malik, biarkanlah kita tetap basah bersama. Nanti pakaian kita akan kering dengan sendirinya." Sikap beliau menunjukkan bahwa malam seribu bulan menyimpan hikmah dan rahasia yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang penuh ketakwaan.

3. Kapan malam Lailatul Qadar?

ilustrasi masjid (pexels.com/vjapratama)

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan, namun waktunya tidak dapat dipastikan. Disebutkan bahwa dalam beberapa hadis, terdapat petunjuk mengenai waktu terjadinya malam istimewa ini. Berikut waktu-waktu istimewa tersebut:

  1. Sepuluh malam terakhir Ramadan
    Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadan. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, beliau beriktikaf di waktu tersebut dan mengajak umatnya untuk mencari keberkahan malam ini.
  2. Malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir
    Hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan bahwa Lailatul Qadar lebih mungkin terjadi pada malam-malam ganjil dalam sepuluh malam terakhir Ramadan, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
  3. Tujuh malam terakhir
    Dalam riwayat lain, beberapa sahabat bermimpi bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tujuh malam terakhir Ramadhan. Rasulullah SAW pun membenarkan hal tersebut dan menyarankan umat Islam untuk mencarinya di waktu itu.
  4. Malam ke-27 Ramadhan
    Beberapa hadis, termasuk yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud, menunjukkan bahwa Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada malam ke-27 Ramadan. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang menghidupkan malam ini dengan ibadah dan doa.

Pada tahun 2025, malam ke-27 Ramadan jatuh pada Kamis, 27 Maret 2025. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam-malam tersebut agar dapat meraih keutamaan malam Lailatul Qadar. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us