Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Integrasi Toleransi dan Alam untuk Masa Depan Berkelanjutan

ilustrasi seseorang sedang menanam pohon (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi seseorang sedang menanam pohon (pexels.com/Ron Lach)
Intinya sih...
  • Menghargai keragaman dan ekosistem sebagai bentuk toleransi terhadap kehidupan lain
  • Gotong royong untuk lingkungan melibatkan berbagai pihak dari latar belakang agama, penyandang disabilitas, dan perempuan
  • Edukasi berbasis kearifan lokal untuk membangun masyarakat yang toleran dan peduli lingkungan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sering kali isu toleransi dan kelestarian alam sebagai dua hal yang terpisah. Toleransi dianggap urusan sosial, sedangkan kelestarian alam adalah masalah lingkungan. Namun, keduanya adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Membangun masyarakat adil dan harmonis tidak akan lengkap tanpa menjaga keseimbangan alam. Integrasi merupakan proses penyatuan berbagai elemen atau kelompok menjadi satu kesatuan yang utuh. Integrasi antara toleransi dan kelestarian alam merupakan fondasi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Berikut ini lima langkah integrasi toleransi dan alam untuk masa depan berkelanjutan.

1. Menghargai keragaman dan ekosistem

ayah yang sedang mengenalkan alam kepada anaknya
ilustrasi ayah yang sedang mengenalkan alam kepada anaknya (pexels.com/Any Lane)

Menurut Pasal 1 Deklarasi Prinsip-prinsip tentang Toleransi diumumkan dan ditandatangani oleh negara-negara anggota UNESCO pada 16 November 1995, menegaskan bahwa toleransi adalah penghormatan dan penghargaan terhadap keragaman budaya, serta hak asasi manusia. Prinsip ini tidak hanya berlaku dalam hubungan antar manusia, melainkan juga dalam cara kita berinteraksi dengan alam.

Menghargai keragaman hayati dan menjaga ekosistem merupakan wujud nyata dari toleransi terhadap kehidupan lain. Ketika kita memahami bahwa setiap spesies, sekecil apapun, memiliki peran penting dalam ekosistem, kita akan belajar untuk tidak diskriminatif dan lebih peduli.

Dengan memahami hubungan antara manusia dan alam, kita jadi tahu bahwa kehidupan bergantung pada keseimbangan dengan lingkungan. Karena itu, penting sekali mengenalkan nilai-nilai saling menghargai dan menjaga alam sejak dini.

2. Gotong royong untuk lingkungan

menanam pohon
ilustrasi sekelompok orang sedang menanam pohon (unsplash.com/Dmitry Dreyer)

Berdasarkan informasi dari Peneliti Ahli Madya BRIN, penyebab utama banjir di Jabodetabek adalah penurunan muka tanah, perubahan tata guna lahan, kenaikan muka air laut, dan fenomena cuaca ekstrem. Menurut beliau, salah satu solusi yang disarankan adalah menanam pohon yang dampaknya bisa mengurangi limpasan air hujan dan memperlambat aliran air.

Program penanaman pohon menjadi kegiatan gotong royong yang melibatkan berbagai pihak dari beragam latar belakang agama, penyandang disabilitas, dan perempuan yang memimpin inisiatif daur ulang. Kerja sama ini tidak hanya melestarikan alam, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan menciptakan ruang inklusif bagi semua orang.

3. Edukasi berbasis kearifan lokal

ilustrasi Subak di Bali (unsplash.com/Ahmed Imran)
ilustrasi Subak di Bali (unsplash.com/Ahmed Imran)

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dimulai dari pendidikan. Untuk membangun masyarakat yang toleran dan peduli lingkungan, pendidikan harus mengintegrasikan sains dan kearifan lokal.

Misalnya, sekolah harus mengajarkan biologi dan ekologi untuk menjelaskan pentingnya keanekaragaman hayati, sambil tetap memperkenalkan kearifan lokal, seperti tradisi Subak di Bali yang merupakan sistem irigasi berkelanjutan. Tradisi yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO ini, bukan hanya tentang manajemen air, tetapi mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, yang menjaga keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Pendidikan semacam ini harus memastikan kesetaraan gender dan peran aktif perempuan, serta akses bagi disabilitas, supaya semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berpartisipasi. Dengan menggabungkan pengetahuan modern dan nilai tradisional, kita bisa memupuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi bijak dn bertanggung jawab.

4. Penggunaan sumber daya yang adil.

air bersih mengalir untuk kebutuhan sehari-hari
ilustrasi air bersih mengalir untuk kebutuhan sehari-hari (unsplash.com/kai muro)

Air merupakan salah satu sumber penunjang kehidupan yang penting. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Menurut penelitian yang berjudul "Groundwater Quality Assessment Using Pollution Index of Groundwater (PIG), Ecological RIsk Index (ERI) and Hierarchical Cluster Analysis (HCA)" mengatakan bahwa sumber daya penting ini semakin terancam oleh kontaminasi, dengan polusi logam berat muncul sebagai perhatian global yang signifikan. Air tanah sering bermasalah karena kandungan logam berat, seperti besi (Fe) dan mangan (Mg) yang membuatnya berubah warna.

Perkembangan sains dan teknologi adalah alat yang kuat untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Teknologi harus dimanfaatkan secara adil dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah terpencil. Teknologi pemantauan lingkungan juga bisa digunakan untuk memastikan tidak ada eksploitasi alam yang merugikan masyarakat.

Dengan memastikan akses dan manfaat teknologi didistribusikan secara merata, kita secara langsung sedang mempraktikkan toleransi dan keadilan sosial. Pemanfaatan teknologi secara bijak dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi limbah, dan memastikan sumber daya alam dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.

5. Suara untuk perubahan

ilustrasi berdiskusi
ilustrasi beberapa orang berkumpul untuk membahas langkah perubahan (unsplash.com/

Setiap individu memiliki hak untuk bersuara dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas dalam forum ini diharapkan akan lebih respresentatif, adil, dan berdampak luas.

Misalnya, kebijakan tentang pengelolaan sampah yang melibatkan perempuan sebagai pengelola rumah tangga atau kebijakan ruang terbuka hijau yang dirancang dengan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Pada akhirnya, integrasi ini menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang adil dan berkelanjutan.

Integrasi toleransi dan kelestarian alam merupakan sebuah misi untuk mewujudkan masa depan yang adil, makmur, dan lestari. Ini adalah jalan menuju kehidupan berkelanjutan yang sejalan dengan semangat Asta Cita Nomor 4, yaitu memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Mari kita dukung langkah integrasi toleransi dan alam demi kehidupan yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us