Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Langkah Nyata Wujudkan Generasi Toleran dan Peduli Lingkungan

Ilustrasi generasi toleran dan peduli lingkungan (pexels.com/Yan Krukau)
Ilustrasi generasi toleran dan peduli lingkungan (pexels.com/Yan Krukau)

Saat ini dunia tengah menghadapi krisis iklim dan ketimpangan sosial, yang membuat masyarakat harus bisa beradaptasi agar bisa melewatinya. Berbagai upaya pun dilakukan, dengan harapan bisa membentuk generasi masa depan yang lebih peduli terhadap lingkungan, dan juga bisa lebih toleran dan adil. Salah satu upaya masih yang dilakukan bisa kita lihat di lingkungan pendidikan, seperti dengan adanya model sekolah hijau inklusif.

Biasanya sekolah atau lingkungan pendidikan yang menerapkan hal tersebut, akan mensosialisasikan prinsip ramah lingkungan seperti, pengelolaan sampah, efisiensi energi, pendidikan ekologi kepada seluruh warga sekolah. Bahkan dipadukan dengan sistem yang lebih inklusif, sehingga memastikan akses dan partisipasi seluruh warga sekolah, termasuk perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas terpenuhi. Ini beberapa langkah inspiratif yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia saat ini.

1. Membangun lingkungan sekolah ramah ekologi dan teknologi hijau

Ilustrasi program sekolah hijau (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi program sekolah hijau (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kementerian Lingkungan Hidup memiliki salah satu program bernama Adiwiyata, yang secara internasional disebut Green School atau Sekolah Hijau. Program ini berfokus pada integrasi kurikulum hijau dan praktik pengelolaan lingkungan yang efisien. Termasuk pengurangan limbah, hingga konservasi energi dalam operasional sekolah. Program ini juga menerapkan inklusivitas yaitu, sekolah gak hanya mengadopsi teknologi seperti sistem pengolahan limbah dan energi terbarukan saja, tetapi juga memanfaatkan sains dan inovasi lokal.

Semuanya dilakukan dengan melibatkan siswa, guru, dan komunitas dalam lingkungan pendidikan dalam aksi ramah lingkungan. Dengan harapan bisa memperkuat kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan literasi sains sejak diri. Program ini juga sejalan dengan pembangunan SDM berbasis sains, teknologi, dan pendidikan lingkungan.


2. Pendidikan inklusif yang menghormati perbedaan dan menumbuhkan rasa tolerasi

Ilustrasi siswa-siswi yang menghormati perbedaan dan tolerasi (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi siswa-siswi yang menghormati perbedaan dan tolerasi (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebenarnya konsep pendidikan inklusif adalah memastikan semua siswa sama, tanpa memandang gender, kondisi fisik, atau kebutuhan khusus, untuk mendapatkan akses dan kesempatan belajar yang setara. Demi mewujudkan konsep pendidikan ini, pemerintah sudah memberi modul pelatihan untuk guru-guru, dalam menangani siswa penyandang disabilitas, dengan tetap mengadaptasi kurikulum dan metode pengajaran yang fleksibel. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2020.

Bahkan pemerintah juga mendorong untuk membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) di institusi pendidikan, dengan tujuan untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara layak. Dengan demikian, Sekolah Hijau Inklusif gak hanya menguatkan kesetaraan, tetapi juga membangun rasa toleransi dan empati terhadap perbedaan, serta nilai esensial dalam masyarakat.

3. Pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas dalam gerakan Sekolah Hijau

Ilustrasi pemberdayaan perempuan dalam lingkungan sekolah hijau (pexels.com/Vlada Karpovich)
Ilustrasi pemberdayaan perempuan dalam lingkungan sekolah hijau (pexels.com/Vlada Karpovich)

Selain dari pemerintah, dalam praktiknya di lapangan ada beberapa program lain juga yang dilakukan seperti, program Sekolah Hijau JAPFA. Program ini menggalakkan pemanfaatan sampah untuk kerajinan dan pupuk, yang melibatkan guru, pihak sekolah lainnya, hingga orang tua siswa dalam pengelolaan sampah. Program serupa juga dilakukan oleh lembaga non-profit, Sanggar Hijau Indonesia yang berlokasi di Jombang, Jawa Timur.

Program yang dilakukan Sanggar Hijau Indonesia, mengedepankan pendidikan ekologis yang inklusif, memberdayakan perempuan, pemuda, dan komunitas lokal. Semua dilakukan melalui pelatihan, kampanye, serta pengelolaan bank sampah, dan program wirausaha hijau. Program-program ini menumbuhkan peran perempuan dan pemuda sebagai agen perubahan, mendorong prestasi sosial dan lingkungan, serta memperkuat kapasitas komunitas, dan menumbuhkan semangat kolaborasi yang inklusif.

Sekolah Hijau merupakan model pendidikan yang inspiratif dan ideal di masa depan, di mana generasi muda dididik gak hanya mahir secara akademis dan teknologi saja. Tetapi juga bisa lebih peduli terhadap lingkungan, menghargai perbedaan, dan siap berkontribusi lebih inklusif demi kesejahteraan bersama. Program dan langkah-langkah positif di atas dilakukan dengan harapan bisa membangun fondasi bagi masyarakat, agar lebih adil, toleran, dan bisa sejalan dengan visi pembangunan SDM unggul. Serta bisa mewujudkan keadilan sosial sebagaimana tercantum dalam Asta Cita nomor 4.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us