4 Alasan Perempuan Menjadi Kunci Harmoni Sosial dan Lingkungan

Harmoni sosial dan lingkungan kerap dikaitkan dengan berbagai kebijakan, teknologi ramah lingkungan dan bahkan gerakan sosial besar yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Tapi, sebenarnya, itu bisa dilihat dari sisi paling dekat di masyarakat, keluarga atau bahkan diri pribadi. Ya, perempuan, sosok yang ternyata punya peran penting dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Perempuan telah lama mengemban peran krusial ini, banyak studi menunjukkan bahwa mereka lebih peduli terhadap perubahan iklim daripada laki-laki.
Dilansir The University of Manchester yang mengutip penelitian dari MacGregor, hal ini berkaitan dengan fakta bahwa perempuan sering berperan sebagai pengasuh dalam komunitasnya, karenanya cenderung terkena dampak langsung dari perubahan iklim. Sayangnya, sangat kontras dari penelitian MacGregor, studi dari Noth and Tonzer mengungkapkan fakta lain bahwa perempuan justru tidak banyak terlibat dalam lembaga-lembaga yang mengambil keputusan soal kebijakan iklim. Padahal mereka yang paling banyak mengalami dampak dari perubahan iklim.
Walaupun begitu, perempuan, dalam hal ini memiliki peran penting dalam menjaga keselarasan itu dengan caranya sendiri. Entah itu mereka sadari atau tidak. Berikut beberapa alasan mengapa perempuan memegang kunci terhadap harmoni sosial dan lingkungan.
1. Perempuan paling merasakan dampak dari perubahan iklim

Perubahan iklim harus menjadi concern semua orang, karena itu bisa berdampak pada banyak hal. Khususnya bencana alam yang akan lebih sering terjadi, seperti kekeringan, banjir, badai, angin topan dan kebakaran hutan. Jika intensitas bencana alam meninggi, pengungsian juga banyak terjadi. Menurut data dari PBB, mereka yang terpaksa mengungsi karena dampak dari perubahan iklim itu sekitar 80 persennya adalah perempuan, dilansir One Earth.
Studi dari Eric Neumayer dan Thomas Plumper berdasarkan dari sampel 141 negara selama tahun 1981 hingga 2002, para peneliti melihat bagaimana kekuatan bencana alam dan status sosial ekonomi perempuan memengaruhi kesenjangan harapan hidup antara laki-laki dan perempuan. Hasilnya, bencana alam ternyata lebih banyak menurunkan harapan hidup perempuan. Itu berarti, perempuan cenderung lebih banyak jadi korban jiwa atau meninggal di usia lebih muda saat terjadi bencana.
Tidak hanya itu, perempuan juga lebih terekspos terhadap polusi dan bahkan berdampak pada status ekonominya. Terlepas dari semua dampak buruk itu, perempuan di berbagai belahan dunia tetap menjadi garda depan untuk memperbaiki kehidupan sosial dan lingkungannya. Entah itu zaman dulu hingga sekarang.
2. Perempuan lebih peka terhadap lingkungan karena peran pengasuhannya

Kamu harusnya tahu kalau dampak dari banyak krisis terhadap perubahan iklim itu gak pernah netral gender. Masalah yang berkepanjangan itu menuntut pekerja pengasuhan lebih banyak lagi. Ketika sistem publik tidak bisa menanggung beban tersebut, faktanya perempuan paling banyak mengambil alih kerja pengasuhan itu. Bisa diianggap sebagai fondasi penting terhadap kesejahteraan masyarakat dan ekonomi berkelanjutan.
Perempuan lebih peka terhadap lingkungan karena mereka terbiasa dengan kerja pengasuhan seperti merawat anak, orang tua dan anggota keluarga yang sakit. Bahkan mereka terbiasa menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Itu menjadi fondasi penting yang sebenarnya perlu lebih diperhatikan. Sayangnya, kerja-kerja pengasuhan itu sering kali tidak dibayar dan kurang mendapat perlindungan sosial, dikutip dari laman UN Women.
3. Perempuan punya nilai empati dan kepedulian sosial yang tinggi

Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya, perempuan cenderung punya tingkat empati lebih tinggi dan rasa tanggung jawab sosial yang kuat. Mereka lebih sensitif terhadap penderitaan orang lain, dari sana, dorongan untuk terlibat secara langsung dalam perbaikan lebih besar lagi. Dilansir Sustainability Directory, perasaan empati membangun ikatan pribadi individu dengan isu-isu lingkungan.
Dari empati, kamu akan merasa sebagai bagian dari jaring kehidupan yang saling terhubung. Ketika kamu berempati terhadap alam, setiap kerusakan yang terjadi membuatmu menyadari betapa bergantungnya manusia dengan alam. Itu juga membuatmu lebih menghargai alam.
4. Perempuan masih belum banyak terlibat dalam pengambilan keputusan

Melihat dari bagaimana keterlibatan perempuan dalam menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan yang sangat krusial, harusnya mereka juga diberikan posisi penting di ranah pengambilan keputusan. Anehnya, itu tidak terjadi, keberadaan mereka dalam pos-pos penting justru tidak banyak. Padahal harusnya, perempuan diberdayakan agar suaranya semakin didengar. Itu jadi kunci bagi pembangunan berkelanjutan dan menghadapi tantangan lingkungan yang lebih mendesak.
Tulisan Prof. Shrinivasan pada laman Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources juga menghilight permasalahan ini. Bahkan mengatakan ketidaksetaraan gender itu masih ada dan perlu kerja bersama untuk mengatasinya melalui program-program yang lebih inklusif. Hanya dengan cara itu, bisa dipastikan bahwa kebijakan dan tindakan lingkungan yang diambil lebih efektif dan adil bagi semua orang.
Tidak heran mengapa perempuan menjadi kunci keselarasan sosial dan lingkungan. Kepekaan, rasa empati dan kecenderungan untuk bertahan hidup menjadi faktor keterlibatan mereka dalam ranah tersebut. Perempuan terbiasa dengan kerja pengasuhan sehingga merasa tugas tersebut tidaklah berat bahkan jika tidak mendapatkan banyak apresiasi secara materiil dan moril.
Setelah kamu membaca poin penting tadi, ada baiknya kamu juga ikut memberikan dukungan terhadap keterlibatan perempuan dalam ruang-ruang pengambil keputusan, khususnya dalam ranah isu lingkungan. Bagaimana menurutmu?