Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Selalu Lelah setelah Scrolling Media Sosial

ilustrasi perempuan lelah
ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Otak terlalu sering kena ledakan dopamin digital
  • Informasi yang terlalu banyak bikin pikiran overload
  • Perbandingan sosial yang menguras energi emosional
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bangun tidur langsung buka Instagram, sebelum tidur masih sempat buka TikTok. Tanpa sadar, kebiasaan ini bikin otak terus bekerja meski tubuh sudah lelah. Hasilnya? Kamu merasa kosong, jenuh, dan kelelahan mental setelah menghabiskan waktu lama di media sosial.

Fenomena ini dikenal sebagai digital fatigue, kondisi saat otak dan emosi kewalahan akibat paparan digital berlebihan. Padahal, tujuan awal buka media sosial hanya ingin hiburan atau cari inspirasi. Kalau kamu merasa lelah setelah scrolling media sosial, yuk, simak lima alasan utamanya berikut ini!

1. Otak terlalu sering kena ledakan dopamin digital

ilustrasi perempuan menggunakan handphone
ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/freepik)

Setiap kali kamu scroll dan menemukan konten menarik, otak langsung melepaskan dopamin, zat kimia yang bikin kamu merasa senang. Tapi jika dilakukan terus-menerus, otak jadi terbiasa dengan sensasi instan itu. Akibatnya, kamu butuh lebih banyak stimulus untuk merasa puas, dan itu membuat otak cepat lelah.

Inilah salah satu efek media sosial pada otak yang jarang disadari. Rasa senang yang datang cepat juga hilang cepat, membuat kamu terus mencari “suntikan” baru dari konten berikutnya. Jika terus berlanjut, kamu bisa kehilangan fokus dan sulit menikmati hal-hal sederhana di dunia nyata.

2. Informasi yang terlalu banyak bikin pikiran overload

ilustrasi perempuan mengakses media sosial
ilustrasi perempuan mengakses media sosial (freepik.com/freepik)

Media sosial banjir informasi setiap detik dari berita, gosip, tren, dan opini yang tak ada habisnya. Saat otak terus menyerap semua itu tanpa jeda, muncul efek digital fatigue karena kapasitas kognitif manusia ada batasnya. Pikiranmu jadi terasa berat dan sulit berkonsentrasi.

Kelelahan ini sering disalahartikan sebagai malas atau kurang tidur, padahal penyebabnya adalah kelebihan informasi. Kamu merasa lelah bukan karena aktivitas fisik, tapi karena otakmu sibuk memilah ribuan hal sekaligus. Solusinya, cobalah membatasi waktu scrolling dan pilih konten yang benar-benar bermanfaat untukmu.

3. Perbandingan sosial yang menguras energi emosional

ilustrasi perempuan membuka media sosial
ilustrasi perempuan membuka media sosial (freepik.com/freepik)

Melihat hidup orang lain yang tampak sempurna di media sosial bisa membuat kamu merasa kurang. Kamu mulai membandingkan diri sendiri, padahal yang terlihat di layar belum tentu nyata. Proses ini melelahkan secara emosional karena kamu terus menilai diri berdasarkan standar orang lain.

Efek media sosial pada otak dan emosi saling berkaitan di sini. Rasa cemas, iri, dan minder memicu stres yang membuat energi mental cepat terkuras. Untuk mengatasinya, sadari bahwa media sosial hanya menampilkan potongan terbaik kehidupan seseorang, bukan keseluruhannya.

4. Tidak ada waktu istirahat untuk otak

ilustrasi perempuan menggunakan handphone
ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/freepik)

Tanpa disadari, kamu jarang memberi otak waktu untuk benar-benar diam. Saat istirahat dari kerja atau belajar, kamu malah membuka media sosial. Akibatnya, otak gak sempat melakukan proses pemulihan alami yang dibutuhkan untuk menjaga fokus dan ketenangan.

Kondisi ini memperburuk digital fatigue karena otak terus bekerja tanpa jeda. Kamu mungkin merasa sudah beristirahat karena rebahan sambil scrolling, padahal sebenarnya tidak. Mulailah mengganti waktu istirahat digital dengan aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku atau berjalan kaki sebentar.

5. Terjebak siklus FOMO yang gak ada habisnya

ilustrasi perempuan menggunakan handphone
ilustrasi perempuan menggunakan handphone (pexels.com/Anna Tarazevich)

Fear of Missing Out atau FOMO membuat kamu terus merasa harus tahu semua hal yang terjadi di media sosial. Kamu takut ketinggalan berita, tren, atau pembicaraan seru di grup. Padahal, semakin sering kamu mengejar itu semua, semakin lelah mental yang kamu rasakan.

FOMO adalah bentuk tekanan psikologis yang muncul dari kebiasaan membandingkan diri dan kebutuhan validasi sosial. Efeknya bisa terasa seperti kecanduan karena kamu merasa gelisah kalau tidak membuka media sosial. Untuk memutus siklus ini, tentukan waktu khusus untuk online dan biasakan digital detox secara berkala.

Rasa lelah setelah scrolling media sosial bukan hal yang sepele karena bisa berdampak pada kesehatan mental jangka panjang. Mengenali tanda digital fatigue adalah langkah pertama untuk memulihkan keseimbangan hidup di era digital. Yuk, mulai bijak menggunakan media sosial agar energi dan fokusmu kembali stabil setiap harinya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

Cara Daftar Antrian Pangan Bersubsidi KJP Pasar Jaya Secara Online

13 Nov 2025, 15:22 WIBLife