Apa itu Riba: Pengertian dan Ayat Al-Qurannya

Sebelum membahas lebih jauh tentang riba pada ayat Al Quran, perlu terlebih dahulu memahami tentang riba dengan lebih jelas lagi. Praktik riba merupakan setiap tambahan yang disetujui atas suatu nilai dari barang yang diserahkan dari nilai perbandingannya. Tetapi, dalam praktiknya di masyarakat, pengertian dan hukum riba ini masih ada perbedaan pendapat.

Riba juga dapat diartikan sebagai kelebihan atau bertambah. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa riba hanya akan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya sebagai peminjam.

Dalam agama Islam, riba yang diharamkan yaitu yang berkaitan dengan pertukaran barang dengan barang atau barter dan dalam perdagangan. Selain itu, ada juga dalam pinjam meminjam.

وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۠ فِيْٓ اَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِ ۚوَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ

wa mā ātaitum mir ribal liyarbuwa fī amwālin-nāsi fa lā yarbụ 'indallāh, wa mā ātaitum min zakātin turīdụna waj-hallāhi fa ulā`ika humul-muḍ'ifụn

"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)." (QS. Ar-Rum:39)

Dalam surat Ar Rum ayat 39 ini dijelaskan tentang Allah SWT yang memberikan isyarat kemarahan atas terjadinya transaksi riba. Praktik riba sama sekali tidak akan menghasilkan pahala di sisi Allah SWT.

Oleh karenanya, sebagai orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, sudah seharusnya mampu menghindari riba ini. Praktik riba sekecil apapun dilarang oleh Allah SWT, dan hanya akan mendapatkan hal makruh saja.

وَّاَخْذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَدْ نُهُوْا عَنْهُ وَاَكْلِهِمْ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۗوَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا - ١٦١

wa akhżihimur-ribā wa qad nuhụ 'an-hu wa aklihim amwālan-nāsi bil-bāṭil, wa a'tadnā lil-kāfirīna min-hum 'ażāban alīmā

"dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih." (QS. An-Nisa: 161)

Surat An Nisa ayat 160-161 menjelaskan tentang Allah SWT yang mengecam segala aktivitas riba. Seluruh  aktivitas yang menyangkut riba di dalamnya adalah termasuk perbuatan yang diharamkan.

Dalam ayat ini, Allah SWT mengecam banyak kegiatan riba yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tetapi dalam ayat ini tidak dijabarkan tentang akibat dari kezaliman yang akan terjadi karena perbuatan riba pada masyarakat Yahudi tersebut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰوٓا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulur-ribā aḍ'āfam muḍā'afataw wattaqullāha la'allakum tufliḥụn

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali-Imran: 130)

Surat Ali Imran ayat 130 menjelaskan tentang Allah SWT yang mengharamkan riba dengan sangat jelas dan penuh penegasan. Riba tersebut terjadi pada hutang piutang yang jumlahnya menjadi berlipat-lipat ganda akibat bunga pinjaman.

Sehingga, hal tersebut menimbulkan kesengsaraan untuk salah satu pihak yaitu, peminjam. Hal ini membuat Allah SWT menjadi murka.

278. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰوٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa żarụ mā baqiya minar-ribā ing kuntum mu`minīn

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman." (QS. Al-Baqarah: 278)

279. فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ وَاِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوْسُ اَمْوَالِكُمْۚ لَا تَظْلِمُوْنَ وَلَا تُظْلَمُوْنَ

fa il lam taf'alụ fa`żanụ biḥarbim minallāhi wa rasụlih, wa in tubtum fa lakum ru`ụsu amwālikum, lā taẓlimụna wa lā tuẓlamụn

"Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah 279)

Pada surat Al Baqarah ayat 278 dan  279, menjelaskan tentang firman Allah SWT yang melarang riba dengan sangat jelas dan sangat tegas dari pada ayat-ayat sebelumnya. Allah SWT tidak membedakan jumlah riba yang sedikit maupun banyak.

Riba dalam jumlah sedikit apapun disebut riba. Dan praktik riba diharamkan oleh Allah SWT.

Berikut pokok kandungan dari surat Al Baqarah ayat 278-280 yang menjelaskan secara berturut-turut tentang pelarangan riba, nih:

• Allah SWT memberikan perintah kepada umat-Nya untuk segera meninggalkan riba, atau atas seluruh hasil yang tersisa akibat transaksi riba. Seperti sisa tagihan yang belum dilunasi yang pada mula transaksinya menggunakan metode riba
• Apabila seorang Muslim enggan meninggalkan sisa dari transksi riba, artinya seorang muslim tersebut memiliki sikap yang menentang Allah SWT dan juga Rasulullah SAW
• Allah SWT memberikan perintah untuk mengambil pokok harta atau inti pinjaman yang dipinjamkan sehingga umat muslim antara dua pihak tidak saling merasa terdzolimi. Dua pihak tersebut adalah yang memberi utang dan menerima utang
• Allah SWT memberikan perintah untuk melakukan sedekah dengan cara yang baik

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian dan ayat Al-Quran tentang Riba. Oleh karenanya, sebagai umat muslim yang taat dan bertaqwa kepada Allah SWT, kita harus menghindari riba dalam kehidupan sehari-hari agar senantiasa selamat pada jalan-Nya.