Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penting! 5 Resolusi untuk Terus Dilakukan biar Hati Adem

ilustrasi kedamaian (pexels.com/Maksim Goncharenok)
ilustrasi kedamaian (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Kalau sudah menjelang akhir tahun, selain mengevaluasi perjalanan selama setahun terakhir, biasanya kita juga membuat berbagai resolusi. Utamanya, agar di tahun depan kita meraih pencapaian yang lebih baik lagi daripada di tahun ini.

Namun, ternyata resolusi tak sekadar mengenai target-target pekerjaan, jodoh, atau pendidikan. Kita seharusnya juga membuat resolusi hati supaya kehidupan berjalan lebih seimbang. Apa sajakah isi dari resolusi hati itu? Berikut daftarnya.

1. Ikhlas menerima takdir saat ini

ilustrasi menenangkan diri (pexels.com/ArtHouse Studio)
ilustrasi menenangkan diri (pexels.com/ArtHouse Studio)

Takdir memang harus diterima. Sesulit apa pun itu, penolakan atas takdir justru akan membuat kita makin menderita. Kita berusaha mengingkari keadaan yang telah digariskan oleh Tuhan.

Ada takdir baik, ada pula takdir yang kurang menyenangkan. Akan tetapi, sejatinya semua diberikan Tuhan pasti dengan suatu maksud. Hanya karena saat ini kita masih sukar memahami hikmah dari takdir yang kurang menyenangkan, jangan lantas membencinya.

Terima saja dulu. Hadapi saja terus sampai misteri atas takdir yang tak menyenangkan itu terbuka. Tidaklah Tuhan memberi kita ujian melainkan Ia pasti telah menakar kadar kesanggupan kita untuk menghadapinya.

2. Gigih berjuang tanpa lupa mensyukuri semua yang telah dimiliki

ilustrasi pria bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pria bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika apa yang diinginkan tidak diperjuangkan, bukankah kita tak dapat mengharapkannya turun begitu saja dari langit? Akan tetapi, bila dalam kegigihan usaha itu kita sampai sampai lupa mensyukuri apa-apa yang telah dimiliki, rasanya pasti capek sekali.

Kita selalu dikejar-kejar oleh berbagai target buatan sendiri. Tidur pun rasanya seperti tak tidur. Pikiran gak pernah tenang dan kita gagal menikmati hidup. 

Dengan kita tetap memelihara rasa syukur meski masih harus berjuang untuk berbagai hal, ketidaksempurnaan dalam kehidupan akan terasa sebagai sesuatu yang biasa saja. Ini justru akan menjadi tambahan energi untuk kita berjuang lagi di esok hari.

3. Gak lagi iri pada segala bentuk rezeki orang lain

ilustrasi perempuan dan buku (pexels.com/Анна Хазова)
ilustrasi perempuan dan buku (pexels.com/Анна Хазова)

Mengukur rezeki orang lain barangkali menjadi kegiatan yang tanpa sadar terus kita lakukan. Akibatnya, mudah timbul rasa iri dalam hati. Sebab ketika kita melihat pada diri sendiri, semua rezeki orang itu rasanya tak kita miliki.

Padahal, sesungguhnya kita pun mempunyai rezeki tersendiri. Hanya bentuknya saja yang berbeda dari rezeki orang lain. Makanya, kita tidak perlu sibuk membandingkan rezeki agar kita tak merasa dianaktirikan dalam kehidupan.

4. Menjadi pribadi yang lebih tulus pada siapa pun

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Atef Khaled)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Atef Khaled)

Memang sulit untuk kita sepenuhnya dapat bersikap tulus. Walaupun kita tak mengharapkan balasan yang sama dengan apa yang telah kita berikan pada orang lain, biasanya kita tetap menginginkan ucapan terima kasih.

Namun paling tidak, kita tak menjadi orang yang penuh perhitungan ketika hendak membantu atau memberikan sesuatu kepada orang lain. Percayalah bahwa setiap kebaikan kita sudah dicatat malaikat dan membalas kebaikan manusia sangatlah mudah bagi Tuhan.

Jadi, kita tak perlu mengkhawatirkannya. Cukup lakukan yang dapat dilakukan untuk orang lain yang membutuhkan. Perihal balasan, biarlah Tuhan yang mengatur bentuk dan waktu pemberiannya. Yang jelas, kita gak akan dirugikan, kok.

5. Semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik

ilustrasi kegiatan berbagi (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi kegiatan berbagi (pexels.com/Julia M Cameron)

Bukankah sering kali kita terobsesi untuk memperbaiki orang lain yang kita anggap buruk? Sampai-sampai kita lupa bahwa boleh jadi kita pun masih memiliki banyak PR untuk dikerjakan.

Kita kelewat suka mencampuri kehidupan orang, menegurnya ini itu, bahkan mengecam keras tindakannya dengan ucapan yang kurang baik. Bila dipikirkan kembali, buruknya ucapan kita saat menegur atau mengecam perbuatan orang juga tanda bahwa kita tak lebih baik darinya.

Kita cuma merasa lebih baik dari dirinya sehingga tanpa sadar justru bersikap semena-mena padanya. Mulai sekarang, ayo kita lebih sering melihat ke dalam diri ketimbang terus menyoroti kekeliruan orang lain yang bisa jadi hanyalah hasil subjektivitas kita.

Resolusi hati seperti di atas memang seyogianya terus dilakukan, tak perlu menunggu pergantian tahun. Bila selalu diterapkan, kita bakal terhindari dari berbagai bentuk kegelisahan dan pikiran yang negatif. Yuk, sama-sama kita jalankan resolusinya sekarang juga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us