5 Penyebab Mudah Merasa Kesal dengan Masalah Kecil dalam Hidup

Tak bisa dimungkiri bahwa hidup adalah perjalanan untuk menyelesaikan suatu persoalan ke persoalan lainnya. Begitulah hakikat hidup yang sebenarnya. Sehingga, kita perlu berdamai dengan berbagai masalah yang dihadapi.
Namun pada kenyataannya, banyak orang yang masih kesulitan menghadapi tantangan hidup. Bahkan ada yang mudah merasa kesal dengan masalah kecil. Untuk dapat mengatasinya dengan tepat, maka kita perlu mengetahui beberapa penyebab seperti berikut.
1. Melihat masalah dari sisi negatif

Mungkin kita kerap bertanya-tanya, mengapa ada orang yang bisa mengatasi masalah dalam hidupnya dengan tenang. Tanpa rasa kesal atau amarah yang mengikutinya.
Hal tersebut disebabkan lantaran persepsi kita terhadap masalah yang dihadapi. Apabila kita melihat sebuah masalah sebagai hambatan maupun kesukaran, maka kenyataannya pun akan demikian.
Sebab pola pikir kita sangat berpengaruh pada tindakan yang kita lakukan. Sehingga, kita perlu mengubah sudut pandang menjadi lebih positif. Misalnya, dengan melihat masalah sebagai kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.
2. Memiliki ekspektasi yang berlebihan

Kecenderungan kita dalam menetapkan ekspektasi juga berpengaruh pada bagaimana respons kita dalam menghadapi masalah. Orang dengan ekspektasi tinggi cenderung mudah kecewa apabila segala sesuatu tak berjalan sesuai dengan keinginan. Hal yang melenceng dari harapan tersebut kerap dianggap sebagai sebuah masalah.
Maka, kita akan mudah merasa kesal ataupun marah jika dihadapkan dengan masalah. Kita merasa bahwa masalah tersebut tak seharusnya terjadi dalam kehidupan. Alih-alih fokus pada solusi, justru seringnya kita akan menyalahkan keadaan.
3. Cenderung kaku dalam memandang kehidupan

Orang yang kaku dalam memandang kehidupan biasanya akan bersikap terlalu serius dalam menjalani hidup. Misalnya kerap mengkhawatirkan hal-hal kecil, tidak memberikan waktu pada diri sendiri untuk bersantai, menganggap kegagalan adalah akhir dari perjalanan, serta sikap keras pada diri sendiri yang lain.
Perilaku demikian tentu berimbas buruk pada diri sendiri. Misalnya, saat kita dihadapkan dengan masalah, kita cenderung merasa sangat tertekan hingga mudah bagi kita merasa kesal. Respons yang demikian tentu tak akan memudahkan kita dalam menyelesaikannya. Sehingga kita perlu lebih berdamai dengan kehidupan dan segala kemungkinan yang bisa terjadi.
4. Tidak melatih diri untuk meregulasi emosi

Sikap mudah merasa kesal ketika menghadapi masalah dalam hidup yakni datangnya dari diri sendiri. Emosi negatif yang muncul dalam kondisi demikian tentu wajar dialami, namun bagaimana cara kita meresponsnya adalah pilihan masing-masing. Kecenderungan kita untuk menuruti setiap emosi negatif bisa menjadi pemicu perasaan kesal dan tidak terima akan sebuah persoalan.
Regulasi emosi sangat dibutuhkan dalam menghadapi setiap masalah hidup. Kemampuan kita dalam mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat akan membantu kita mencapai keseimbangan emosional. Dengan begitu, kita bisa lebih tenang menyikapi setiap masalah.
5. Punya orientasi penuh kepada hasil

Dalam menjalani hidup, banyak orang yang masih berambisi pada hasil, bukan prosesnya. Jika hal tersebut terus diperihara, maka hidup kita bisa bermuara pada kehancuran. Sebab hasil adalah perkara yang tak bisa kita kendalikan.
Berorientasi pada hasil hanya akan membuat kita kerap merasakan emosi negatif apabila menjumpai beragam hal yang berjalan tak selaras dengan harapan.
Ketika kita sudah mengetahui akar penyebabnya, maka hal itu memudahkan kita dalam mengatasi suatu perkara. Dengan memahami kelima hal di atas akan membuat kita refleksi diri. Bahwa sebetulnya tak perlu membesar-besarkan masalah kecil dalam hidup dengan respons yang kita pilih.
Mulai sekarang, jangan mudah merasa kesal lagi, ya. Pastikan kita fokus pada penyelesaian, bukan emosi sesaat yang bisa mematikan nalar. Sebab akan selalu ada masalah lainnya dalam hidup yang menanti kita di langkah-langkah berikutnya.