Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sarat Makna, 6 Peribahasa Sunda Ini Layak Menjadi Panutan Hidup

Pexels.com/IhsanAditya

Kaya akan bahasa, orang sunda kerap kali memberikan nasihat kepada anak cucu mereka agar mampu menjalani hidup sebaik-baiknya dan mampu berpegang teguh pada prinsip yang dianut. Para leluhur sunda rupanya mengajarkan berbagai pesan kehidupan tersebut melalui berbagai jenis peribahasa yang mereka ucapkan.

Tak sekadar ungkapan biasa, setiap peribahasa sunda sarat akan makna dan layak untuk menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari, lho. Seperti enam peribahasa berikut ini. Apa saja? simak terus, yuk!

1. Kudu seubeuh memeh dahar, kudu indit memeh nepi (selalu memikirkan terlebih dahulu segala sesuatu sebelum dikerjakan)

Pexels.com/TomFisk

Orang Sunda memberikan pesan melalui peribahasa yang satu ini, agar selalu memikirkan terlebih dahulu segala sesuatu sebelum dikerjakan. Jangan bertindak tanpa persiapan yang matang. Jika kamu terus memaksakan diri padahal sejak awal belum siap, pada akhirnya hanya akan ada hal buruk yang terjadi pada diri kamu.

Jadi, jangan lupa untuk selalu mempersiapkan hal yang akan kamu lakukan agar tidak menyesal dan mampu memberikan hasil terbaik, ya!

2. Pondok jodo panjang baraya (meskipun tidak berjodoh tapi tetap menjalin persaudaraan)

Pexels.com/DanuHidayaturRahman

Tidak ada jaminan kalau pasangan kekasih yang sedang menjalin hubungan saat ini nantinya akan berakhir bersama sebagai pasangan suami istri. Tidak sedikit dari mereka sudah berakhir bahkan sebelum melangkah menuju pelaminan. Peribahasa ini mengandung makna, meskipun pada akhirnya tidak berjodoh tapi hubungan persaudaraan harus tetap terjaga.

3. Teuneung ludeung tandang makalangan teu honcewang sumoreang (gagah berani tanpa rasa takut sedikit pun untuk bertanding)

Pexels.com/IbadahMimpi

Kehidupan sering kali disamakan dengan pertandingan tidak berujung. Untuk menjadi pemenang sejati, kamu harus mampu bersikap layaknya makna dari peribahasa sunda yang satu ini, yaitu gagah berani tanpa rasa takut sedikit pun untuk bertanding.

Dengan memiliki sikap gagah berani, kamu akan mampu mengalahkan berbagai rintangan dan masalah kehidupan serta pada akhirnya mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya, lho.

4. Ngawur ka sintu nyieuhkeun hayam (memberi kepada yang jauh, sedangkan yang dekat dibiarkan)

Pexels.com/TomFisk

Peribahasa sunda yang satu ini mengajarkan setiap manusia agar mengutamakan terlebih dahulu kesejahteraan orang terdekat sebelum memikirkan mereka yang jauh di sana. Jika kamu sudah mampu, keluarga dan kerabat harus menjadi prioritas pertama untuk dibantu. Jangan sampai kamu membantu yang jauh namun menelantarkan keluarga dan kerabat terdekat.

5. Indung tunggul rahayu bapa tangkal darajat (ibu adalah sumber kebaikan dan ayah adalah sumber kejayaan)

Pexels.com/ThorGarlan

Kunci dari kehidupan di dunia ini salah satunya ada pada restu kedua orangtua. Peribahasa yang satu ini rupanya mengungkapkan kalau ibu adalah sumber dari kebaikan sedangkan ayah merupakan sumber dari kejayaan. Kalau kamu menginginkan kebaikan dan kehidupan yang selalu penuh dengan kejayaan, jangan lupa untuk tetap menyayangi orang tua dan menjadikan keduanya sebagai prioritas, ya!

6. Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok (perbuatan kecil jika sering dilakukan akan membuahkan hasil)

Pexels.com/ArtemBeliaikin

Tidak ada seorang pun yang langsung menguasai keahlian tertentu hanya dalam sekejap saja. Semuanya membutuhkan proses, ketekunan serta kesabaran. Peribahasa ini memberi pesan bahwa setiap perbuatan kecil yang dilakukan dengan sering nantinya akan membuahkan hasil yang tak kalah memuaskan, lho.

Nah, itu dia enam peribahasa sunda yang layak untuk menjadi panutan. Diantara keenam peribahasa tersebut, yang mana saja yang sudah kamu lakukan, nih? Share di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us