Surat Al-A'raf Ayat 121-132 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Surat Al-A'raf memiliki arti, yaitu 'tempat tertinggi'. Pada ayat 121 sampai 132 ini, banyak diceritakan tentang Firaun dan juga Nabi Musa. Dalam surat ini pula, diceritakan bahwa Allah SWT memberikan azab kepada Firaun dan kaumnya berupa musim kemarau yang panjang.
Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 121 sampai dengan 132.
1. Surat Al-A'raf ayat 121-132 beserta artinya

Berikut merupakan surat Al-A'raf ayat 121-132 dan terjemahannya:
Ayat 121
قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
qālū āmannā birabbil-'ālamīn
Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,
Ayat 122
رَبِّ مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ
rabbi mụsā wa hārụn
(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”
Ayat 123
قَالَ فِرْعَوْنُ اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوْهُ فِى الْمَدِيْنَةِ لِتُخْرِجُوْا مِنْهَآ اَهْلَهَاۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
qāla fir'aunu āmantum bihī qabla an āżana lakum, inna hāżā lamakrum makartumụhu fil-madīnati litukhrijụ min-hā ahlahā, fa sawfa ta'lamụn
Firaun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).
Ayat 124
لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَ
la`uqaṭṭi'anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfin ṡumma la`uṣallibannakum ajma'īn
Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua.”
Ayat 125
قَالُوْٓا اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَۙ
qālū innā ilā rabbinā mungqalibụn
Mereka (para pesihir) menjawab, “Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
Ayat 126
وَمَا تَنْقِمُ مِنَّآ اِلَّآ اَنْ اٰمَنَّا بِاٰيٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاۤءَتْنَا ۗرَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ
wa mā tangqimu minnā illā an āmannā bi`āyāti rabbinā lammā jā`atnā, rabbanā afrig 'alainā ṣabraw wa tawaffanā muslimīn
Dan engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”
Ayat 127
وَقَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اَتَذَرُ مُوْسٰى وَقَوْمَهٗ لِيُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَيَذَرَكَ وَاٰلِهَتَكَۗ قَالَ سَنُقَتِّلُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَنَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْۚ وَاِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُوْنَ
wa qālal-mala`u ming qaumi fir'auna a tażaru mụsā wa qaumahụ liyufsidụ fil-arḍi wa yażaraka wa ālihatak, qāla sanuqattilu abnā`ahum wa nastaḥyī nisā`ahum, wa innā fauqahum qāhirụn
Dan para pemuka dari kaum Firaun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Firaun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.”
Ayat 128
قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهِ اسْتَعِيْنُوْا بِاللّٰهِ وَاصْبِرُوْاۚ اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
qāla mụsā liqaumihista'īnụ billāhi waṣbirụ, innal-arḍa lillāh, yụriṡuhā may yasyā`u min 'ibādih, wal-'āqibatu lil-muttaqīn
Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ayat 129
قَالُوْٓا اُوْذِيْنَا مِنْ قَبْلِ اَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْۢ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا ۗقَالَ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ
qālū ụżīnā ming qabli an ta`tiyana wa mim ba'di mā ji`tana, qāla 'asā rabbukum ay yuhlika 'aduwwakum wa yastakhlifakum fil-arḍi fa yanẓura kaifa ta'malụn
Mereka (kaum Musa) berkata, ”Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.”
Ayat 130
وَلَقَدْ اَخَذْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِيْنَ وَنَقْصٍ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
wa laqad akhażnā āla fir'auna bis-sinīna wa naqṣim minaṡ-ṡamarāti la'allahum yażżakkarụn
Dan sungguh, Kami telah menghukum Firaun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran.
Ayat 131
فَاِذَا جَاۤءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوْا لَنَا هٰذِهٖ ۚوَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّطَّيَّرُوْا بِمُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗۗ اَلَآ اِنَّمَا طٰۤىِٕرُهُمْ عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
fa iżā jā`at-humul-ḥasanatu qālụ lanā hāżih, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaṭṭayyarụ bimụsā wa mam ma'ah, alā innamā ṭā`iruhum 'indallāhi wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụn
Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Ini adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Ayat 132
وَقَالُوْا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهٖ مِنْ اٰيَةٍ لِّتَسْحَرَنَا بِهَاۙ فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ
wa qālụ mahmā ta`tinā bihī min āyatil litas-ḥaranā bihā fa mā naḥnu laka bimu`minīn
Dan mereka berkata (kepada Musa), “Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu.”
2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 121-132

Surat Al-A'raf ayat 121 sampao 132, memiliki pesan yang terkandung di dalamnya. Adapun kandungan surat Al-A’raf ayat 121-132 sebagai berikut:
- Ayat 121 menjelaskan para penyihir bersujud sembari berkata “Kami beriman kepada Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam.”
- Ayat 122 menjelaskan para penyihir menegaskan kembali bahwa dirinya bersujud kepada Tuhan Pencipta dan Pemelihara yang dipercaya serta diimani oleh Nabi Musa dan Nabi Harun.
- Ayat 123 menjelaskan Firaun marah mendengar ucapan para penyihir dengan berkata semua yang terjadi hanyalah tipu muslihat yang sudah penyihir rencanakan bersama Nabi Musa dan Nabi Harun di kota Mesir untuk mengusir penduduknya. Kemudian Firaun mengancam mereka sesuai apa yang telah dilakukan padanya karena dirinya merasa tersudut dan terpojokkan.
- Ayat 124 menjelaskan Firaun mengancam kembali setelah mereka tetap teguh pada keimanannya yakni dengan bersumpah akan memotong tangan dan kakinya secara bersilang yakni tangan kanan dan dan kaki kiri atau sebaliknya, kemudian dia akan menyalib mereka serta mengikatkan kaki dan tangannya di batang pohon kurma.
- Ayat 125 menjelaskan kecaman Firaun nyatanya tidak membuat gentar sedikitpun. Mereka (para penyihir) menjawab “Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
- Ayat 126 menjelaskan para penyihir menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan keimanannya kepada Allah meskipun Firaun melakukan apapun. Kemudian mereka berdoa agar dilimpahkan kesabaran yang tinggi untuk menanggung seluruh cobaan dan matikan mereka dalam keadaan muslim.
- Ayat 127 menjelaskan para pemuka kaumnya bertanya tindakan yang akan dilakukan oleh Firaun setelah menyaksikan kemenangan Nabi Musa. Firaun menjawab bahwa ia akan membunuh semua anak laki-laki mereka dan membiarkan anak perempuannya hidup untuk melayaninya, atau untuk disiksa dan dilecehkan.
- Ayat 128 menjelaskan Ancaman Firaun telah membuat rasa takut pada pengikutnya, kemudian Nabi Musa segera menambah semangat dan rasa optimis mereka dengan menyampaikan janji pertolongan Allah. Usaha yang disertai doa dan kesabaran akan berbuah kemenangan.
- Ayat 129 menjelaskan mereka menceritakan bagaimana dirinya ditindas oleh Firaun sebelum kedatangan Nabi Musa. Kemudian Nabi Musa kembali memberikan optimisme dengan berkata “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi, dan Tuhan akan melihat bagaimana perbuatanmu.
- Ayat 130 menjelaskan harapan Nabi Musa yang terwujud dengan Allah menghukum Firaun beserta kaumnya berupa musim kemarau yang panjang (selama bertahun-tahun) dan kekurangan buah-buahan supaya mereka mengambil pelajaran dan tidak kembali menganiaya Bani Israil serta mengikuti ajakan Nabi Musa.
- Ayat 131 menjelaskan Firaun dan kaumnya yang tidak terbiasa memegang kebenaran akhirnya mereka kembali ingkar dan berbuat maksiat dan beranggapan bahwa semua yang terjadi adalah karena usaha mereka. kemudian jika mereka ditimpa kesusahan, mereka akan melemparkan kesialannya kepada Musa dan pengikutnya.
- Ayat 132 menjelaskan mereka tetap mempertahankan kemungkaran bahkan menuduh Nabi Musa sebagai penyebab kesulitan yang mereka terima dan berkata bahwa bukti apapun yang dibawa oleh Nabi Musa hanyalah untuk menyihir atau mengelabuinya. Sehingga mereka tidak akan meninggalkan keyakinan tersebut dan tidak akan beriman kepada Nabi Musa.
3. Keutamaan surat Al-A'raf

Adapun keutamaan-keutamaan yang akan didapat oleh orang yang membaca surat Al-A’raf sebagai berikut:
- Termasuk ke dalam orang-orang yang salih
- Tidak akan termasuk ke dalam orang yang diperhitungkan pada hari kiamat jika membacanya setiap hari Jumat
- Tidak termasuk ke dalam golongan orang yang takut dan bersedih hati pada hari kiamat apabila membacanya setiap bulan
- Akan mendapatkan keselamatan dan kesembuhan
Demikian arti, kandungan, dan juga keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 121 sampai 132. Swmoga dengan membacanya, kita dijauhkan dari sifat ingkar seperti Firaun dan kaumnya. Amin.