5 Tanda Kamu Gak Bisa Mempertahankan Pertemanan Lagi

Ketika tumbuh dewasa, seseorang pasti mengalami perubahan entah dalam skala besar ataupun kecil. Mungkin kita masih kita yang dulu dengan versi lebih baik, atau bisa saja kita menjadi diri yang saat ini dengan meninggalkan diri kita yang dulu di masa lalu.

Saat bersama teman akrab yang sudah bersama selama sekian tahun, percakapan tentang kenangan kalian di masa lalu mungkin tak bisa dihindari. Beberapa topik bisa saja membuatmu merasa tidak nyaman, tetapi bagian itu yang selalu mengingatkan temanmu tentang dirimu. Tak peduli seperti apa dirimu saat ini, hanya image itu yang selalu digambarkan temanmu tentang dirimu.

Salah satu faktor yang membuat seseorang berteman adalah adanya kesamaan di satu masa, entah memiliki minat yang sama atau berada di suatu momen yang sama. Seiring berjalannya waktu, kesamaan itu menjadi kenangan yang melekat pada hubungan kalian, sebagai penanda yang memulai hubungan pertemanan kalian.

Tetapi tanpa disadari, masa lalu itu juga bisa menjadi alasan mengapa kamu tidak lagi ingin berteman dengan orang ini. Sederhananya, hanya karena kenangan itu saja yang membuat kalian masih berteman. Ketika bersamanya, percakapan kalian hanya berputar tentang kenangan masa lalu. Ini terus berulang karena kamu tak lagi punya interest yang sama dengannya, yang ada hanya ‘good old days.’ Tidak ada salahnya untuk bernostalgia sesekali, namun pertemanan itu tidak hanya stuck di masa lalu, kan?

Logan Hailey menjelaskan dalam Science of People, The Social Proximity Effect mengatakan bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh teman cenderung menjadi kebiasaan kita juga. Misalnya kita akan mengonsumsi makanan yang juga biasa dibeli oleh teman, atau cara kita menghabiskan waktu luang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan teman.

Seiring bertambah dewasa, kamu mungkin menyadari beberapa hal yang dilakukan di masa lalu ternyata termasuk kebiasaan buruk. Kamu ingin berubah, dengan gigih berusaha meninggalkan kebiasaan lama. Kamu bisa memberi pengertian pada temanmu bahwa kamu sungguh-sungguh tidak ingin melakukannya lagi tanpa perlu menghakimi dirinya.

Persahabatan yang baik seharusnya membuatmu senang dan bersemangat ketika kamu diajak untuk menghabiskan waktu bersama. Kelelahan bisa terjadi ketika kamu memaksakan pertemanan itu, tidak menjadi dirimu sendiri atau kamu terus-menerus bertahan pada hubungan pertemanan hanya agar tidak ada perasaan yang tersakiti.

Terus berpura-pura tidak akan mengatasi kelelahanmu. Jujurlah pada dirimu, apa yang kamu inginkan dari hubungan pertemanan itu. Terus mempertahankan pertemanan yang tidak diinginkan adalah hal yang malah menyakitimu.

Sama halnya dengan hubungan percintaan, pertemanan juga bisa terlihat bertepuk sebelah tangan ketika salah satu di antaranya tidak berusaha menjaga hubungan sedangkan yang lainnya terlalu berusaha untuk mempertahankan hubungan.

Tanyakan hal ini pada dirimu:
1. Apakah kamu dan temanmu melakukan usaha yang sama kerasnya dalam menjaga pertemanan ini?
2. Apa kamu merasa bersalah ketika kamu tidak ingin bertemu dengannya?

Pertemanan yang baik pada dasarnya tidak akan saling memberatkan, melainkan ingin berbagi waktu satu sama lain tanpa ada yang memaksa. Memberi jarak pada hubungan pertemanan bukanlah suatu hal yang tidak boleh dilakukan, terlebih ketika bertambah usia kita pun punya prioritas yang berbeda.

Berjarak bukan berarti kamu tidak lagi menghargai waktu yang selama ini dihabiskan bersama dengan temanmu. Kenangan-kenangan itu akan tetap menjadi bagian dari dirimu meski kamu tak lagi dekat dengan temanmu.