The Light of Journey: Bawa Nilai Moral dalam Mencapai Cita-cita

"The Light of Journey" merupakan instalasi berbentuk perahu yang diletakkan dalam posisi tersandar dan berisi karakter dalam bahasa Mandarin dan huruf Latin yang mengandung pesan "Bercita-cita Besar Tak Lupa Moral". Kata-kata ini terinspirasi dari puisi yang biasa tertulis pada duìlián (对联), pahatan kayu yang dipajang di kiri-kanan pintu rumah bergaya Tionghoa di masa lalu.

Filosofi FX Harsono sendiri ingin menjelaskan terkait imigrasi, di mana ketika banyak orang yang berimigrasi ke tempat yang baru, mereka harus memastikan untuk tidak meninggalkan nilai moral dari tempat mereka berasal. Nilai-nilai di tempat baru tersebut harus diyakini bahwa itu tidak akan melunturkan nilai yang sudah miliki sejak lama sehingga masih bisa digunakan sebagai fondasi untuk tetap mencapai tujuan.

Dikatakan bahwa filosofi yang dimiliki oleh Harsono sangat relevan dengan yang Bibit miliki terkait journey. Bibit sendiri melihat bahwa investasi sendiri merupakan sebuah journey yang di mana journey masing-masing orang itu berbeda-beda.

"Contohnya, mungkin orang yang memiliki dana yang lebih banyak, berarti investment journey-nya berbeda dengan orang yang memiliki nominal uang lebih sedikit," ujar Gibran Reza selaku Growth Strategy Bibit.

Gibran juga menambahkan bahwa, mungkin orang dengan nominal uang yang lebih sedikit akan membutuhkan waktu yang lebih lama dengan perjuangan yang sudah pasti berbeda-beda. Karena itu, pihak Bibit menganggap karya Harsono sangat relevan dengan yang Bibit miliki mengenai journey dan investasi.

Harsono sendiri menceritakan bahwa kalimat yang terpampang dalam karyanya. Ia dapatkan dari pajangan lien di pintu masuk kanan dan kiri orang Tionghoa pada jaman dahulu. Menurutnya, arti dari kalimat yang terpajang pada Lien tersebut sangat menarik, kontekstual dan etnis untuk apa pun, juga untuk siapa saja.

"Kalau kita masuk ke rumah orang Tionghoa zaman dahulu itu, rumahnya di pintu kanan dan kiri terdapat kayu yang ada tulisan. Pasti ada maknanya, tapi saya gak ngerti. Saya minta diterjemahkan, kemudian saya pikir kok menarik sekali kata-kata ini," ujarnya.

Ia mengatakan, pajangan lien di depan pintu orang Tionghoa berguna agar setiap orang yang masuk, bisa mendapatkan kekuatan dari kalimat yang terdapat di lien tersebut. Karena itu, ia berpikir bahwa kalimat tersebut penting untuk diketahui dan dipahami banyak orang.

"Orang-orang yang bercita-cita tinggi itu semuanya pasti punya keinginan, tapi harus tetap punya moral. Kata-kata itulah yang saya ambil untuk penciptaan karya ini," ujarnya lagi.

Harsono memilih 'Bercita-cita Besar Tak Lupa Moral' sebagai penciptaan karyanya. Ia menganggap bahwa moral itu sangat penting dalam kehidupan. Menurutnya, semua kegiatan pun pasti harus dilandasi dengan nilai-nilai moral.

Manfaat moral sendiri untuk memotivasi manusia dalam bertindak dan berbuat baik. Dengan adanya moral, manusia akan bisa untuk lebih menghormati satu sama lain tanpa saling merugikan.

Selain bercerita mengenai karyanya, Harsono juga membagikan tren seni yang menurutnya saat ini sangat digemari oleh banyak anak muda. Terdapat tiga jenis seni yakni yang berbasis kolektif, tema-tema sosial, dan digital.

Untuk seni yang berbasis pada kolektif, yakni karya seni yang tidak dikerjakan seseorang sendirian, melainkan suatu kelompok seniman yang berkolaborasi. Untuk berbasis pada tema sosial, yakni karya seni yang bertema mulai dari politik, masalah gender, dan sebagainya. Sedangkan berbasis digital, yang paling mutakhir adalah karya seni yang berhubungan dengan AI (Artificial Intelligence).

Itulah sekilas mengenai karya The Light of Journey. Sebelum pamerannya berakhir, segera datangi Hutan Kota by Plataran GBK ya!