Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Mudah Rem Belanja Impulsif untuk ADHD, Anti Dompet Jebol!

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Max Fischer)
ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Max Fischer)

Sudah tidak asing lagi bahwa penderita ADHD identik dengan perilaku impulsif. Namun, apakah kamu sadar jika perilaku impulsif juga bisa membuatmu berada dalam masalah keuangan?

Kamu akan terjebak pada masalah keuangan, jika perilaku impulsifmu mempengaruhi kebiasaan belanjamu. “Eh, barang itu lucu, ok check-out. Eh tapi aku juga butuh barang itu, harus check-out nih!” Begitulah cara uang hilang dengan perilaku impulsif tanpa adanya kendali.

Tentunya kita tidak ingin terjebak dengan masalah keuangan, seperti hutang akibat kebanyakan belanja impulsif, kan? Yuk, kita cari tahu beberapa tips untuk mengerem perilaku belanja impulsif bagi penderita ADHD!

1. Sadari dulu kebiasaan belanja impulsifmu

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Angela Roma)
ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Angela Roma)

Bagi sebagian orang, terutama penderita ADHD akan sangat terbiasa dengan tindakan impulsif di kegiatan sehari-hari. Sering kali mereka tidak menyadarinya karena sudah terbiasa, termasuk kebiasaan belanja impulsif.

Terapis ADD dan ADHD, Keath Low, MA, mengatakan dalam tulisannya di Verywell Mind, bahwa langkah pertama yang harus diambil ketika ingin mengendalikan kebiasaan belanja impulsif adalah dengan menyadarinya. Begitu kita menyadari ada yang salah dengan kebiasaan dan kondisi keuangan kita, akan lebih mudah untuk memperbaiki kebiasaan tersebut.

Kesadaran menjadi langkah awal yang krusial untuk mulai mengendalikan kebiasaan belanja impulsifmu. Tak perlu panik, kesadaran ini menjadi salah satu tanda bahwa kamu mulai membenahi kebiasaan dan juga tanda bahwa kamu mulai berubah ke arah yang lebih baik.

2. Buat list belanja

ilustrasi shopping list (unsplash.com/Torbjørn Helgesen)
ilustrasi shopping list (unsplash.com/Torbjørn Helgesen)

Siapa yang suka tiba-tiba menambah barang di tas belanja saat shopping? Padahal barang-barang yang ditambahkan ini termasuk barang yang tidak dibutuhkan dan hanya menambah pengeluaran saja. Nah, ini merupakan salah satu tindakan belanja impusif alias belanja tanpa berpikir dulu.

Ada langkah sederhana untuk mengatasinya. Kamu bisa menyusun list barang belanjaan yang kamu butuhkan sebelum pergi shopping. Sehingga, ketika di pasar atau supermarket kamu hanya akan membeli barang yang ada dalam daftar belanja yang sudah disusun.

List belanja ini merupakan salah satu metode untuk mengendalikan kebiasaan beli barang tanpa berpikir dulu. Dengan mematuhinya, kamu akan memiliki kendali pada kebiasaan belanja impulsifmu.

3. Bawa teman jika perlu!

ilustrasi belanja bersama teman (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi belanja bersama teman (pexels.com/Anna Tarazevich)

Jika kamu menyadari kebiasaan belanja impulsifmu, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan mengajak teman saat berbelanja. Saat berbelanja, terutama di toko secara langsung, banyak orang akan cenderung “khilaf” dengan memasukan barang yang tidak dibutuhkan dalam tas belanja.

Dengan adanya teman, kamu memiliki “alarm” ketika kebiasaan impulsive buying mu mulai kambuh. Teman akan membantu mengingatkanmu kembali jika kamu mulai memasukan barang-barang yang tidak ada dalam daftar belanja ke dalam kantong belanjamu.

Tentunya teman yang kamu bawa harus punya kendali penuh dan tidak memiliki kebiasaan belanja impulsif juga ya. Dengan adanya teman, kamu akan mempunyai double safety guard terkait kebiasaan belanja tanpa berpikir terlebih dulu.

4. Tunggu dulu sebelum belanja

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/freestocks.org)
ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/freestocks.org)

Salah satu lawan dari belanja tanpa berpikir adalah belanja dengan berpikir. Yang bisa kita lakukan dengan menunda dulu sebelum berbelanja.

Saat kita menginginkan pembelian suatu barang, jangan dulu langsung membeli. Tunda selama paling tidak sehari. Selama waktu tersebut, coba pikirkan apakah kita benar-benar butuh barang tersebut? Apakah barang tersebut akan bermanfaat untuk kita? Jika, iya apa saja? Apakah harganya worth it?

Jika kamu bisa menjawab dan menemukan banyak sisi positif, kamu bisa melakukan pembelian. Namun, jika sebaliknya jangan melakukan pembelian karena barang tersebut bukan yang kamu butuhkan.

5. Gunakan uang tunai

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Belanja dengan kartu ataupun uang digital memang nyaman, tapi bisa jadi boomerang untuk diri sendiri jika kamu memiliki kebiasaan belanja impulsif. Karena saat kita membayar dengan kartu atau dompet digital kita akan mudah melakukan “tap-tap” atau asal gesek barang belanjaan.

Kamu bisa menghindari kebiasaan ini dengan cara membawa uang tunai dalam jumlah terbatas saat berbelanja. Dengan membawa uang tunai, kita akan merasakan secara langsung ketika uang kita berkurang. Sehingga kita akan mudah tersadar ketika kebiasaan belanja impulsif akan kambuh.

Ternyata belanja impulsif ada solusi mudahnya, kan? Dengan melakukan tips-tips sederhana ini, orang yang didiagnosis ADHD akan lebih aware dan dapat menghindari kebiasaan belanja impulsif. Dimana kebiasaan impulsive buying ini hanya akan membawa banyak efek negatif saja. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us