5 Tips Swasunting Artikel, Perlu Ketelitian dan Kejelian!

Swasunting atau menyunting secara mandiri bermanfaat untuk meminimalkan kesalahan dalam penulisan. Menyunting atau mengedit artikel bukan hanya tugas penyunting atau editor. Untuk menghasilkan artikel yang berkualitas, penting bagi penulis untuk melakukan swasunting.
Proses swasunting tidak sekadar tentang kesalahan ketik. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Intip beberapa penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Mengambil jeda sejenak setelah selesai menulis

Diperlukan fokus dan konsentrasi dalam proses swasunting. Setelah menulis, terkadang kita mengalami kelelahan otak dan fisik. Untuk itu, ambillah jeda waktu untuk beristirahat. Saat tubuh dan pikiran sudah kembali fresh, kamu bisa melanjutkan ke tahap swasunting.
Membaca naskah yang sama berulang kali berpeluang untuk menurunkan tingkat kepekaan dan kejelian. Setelah selesai menulis, kamu gak perlu tergesa-gesa untuk lanjut ke tahap swasunting. Kamu boleh mengendapkan naskah sejenak, kok.
2. Menyelaraskan naskah dengan gaya bahasa yang berlaku

Setiap media dan penerbit tentu memiliki gaya bahasa masing-masing, atau yang dikenal dengan gaya selingkung. Gaya selingkung biasanya menyesuaikan target pembaca. Gaya selingkung juga bisa menumbuhkan citra suatu penerbit maupun media.
Setelah selesai menulis, bacalah kembali artikelmu, apakah sudah sesuai dengan gaya selingkung? Jika dirasa belum sesuai, segera selaraskan tulisanmu dengan gaya selingkung yang berlaku.
3. Selalu berpedoman pada kaidah tata bahasa

Apakah kamu baru terjun di dunia tulis-menulis dan belum memahami ilmu kebahasaan secara mendalam? Tenang, untuk sementara kamu bisa melakukan swasunting dengan berpedoman pada EYD V dan KBBI. Keduanya bisa kamu akses secara gratis melalui laman daring Kemdikbud.
Dari waktu ke waktu ejaan bahasa Indonesia selalu disempurnakan. Kaidah terbaru yang sedang berlaku pada periode ini ialah EYD V. Di laman daring kamu bisa menilik semua kaidah ejaan yang berhubungan dalam penulisan huruf, kata, angka, tanda baca, dan lain-lain.
Selain itu, manfaatkan pula KBBI untuk mengecek ketepatan penulisan kata di dalam artikelmu. Sebagai contoh, antara kata mengubah dan merubah, manakah yang tepat? Jika masih bingung, tandanya kamu perlu menilik KBBI.
4. Mengemas ide dalam kalimat efektif

Kemaslah ide-ide yang ada di kepalamu dalam kalimat efektif. Dengan kalimat efektif, artikelmu akan mudah dipahami pembaca. Hindari mengemas ide dengan kalimat yang bertele-tele. Kalimat yang terlalu panjang akan membuat pembaca sulit mencerna informasi.
Selain itu, hindari pula kalimat ambigu atau bermakna ganda. Ambiguitas akan memicu kesalahpahaman. Jika dalam proses swasunting menemukan kalimat yang kurang efektif dan ambigu, segera perbaiki, yuk!
5. Periksa ulang bagian judul

Periksa kembali judul yang telah kamu tulis. Judul menjadi senjata yang bisa kamu gunakan untuk memikat pembaca. Oleh sebab itu, kemaslah judul semenarik mungkin.
Judul berisi pokok atau inti sari dalam artikel. Hindari mengemas judul dengan unsur hoax. Judul yang tidak sesuai dengan inti sari berita akan membuat pembaca kecewa.
Tidak hanya untuk mengoreksi tanda baca dan kesalahan ketik, naskah perlu disunting agar enak dibaca. Ketepatan ejaan dan kaidah kebahasaan akan memudahkan pembaca dalam menyaring informasi. Yuk, jangan malas untuk melakukan swasunting!