Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Suka Duka Punya Wajah Mirip Orang Lain, Bangga atau Sebal?

ilustrasi becermin (pexels.com/SALOMON BYUMA)
Intinya sih...
  • Memiliki wajah mirip orang lain bisa membuat tidak nyaman dan merasa kurang istimewa
  • Kemiripan wajah dapat memberikan tekanan mental dan memunculkan harapan dari orang lain
  • Kemiripan dengan tokoh publik bisa membawa dampak positif atau negatif tergantung cara pandangnya

Kamu gak punya saudara kembar yang lahir dari ayah dan ibu sama. Akan tetapi, beberapa orang mengatakan dirimu sangat mirip dengan orang lain. Seseorang yang dimaksud bisa masih salah satu teman kalian, tokoh publik, atau bahkan orang yang sama sekali tidak dikenal olehmu.

Sampai-sampai mungkin pernah ada orang yang mengamati wajahmu cukup lama. Dia seolah-olah sedang berusaha keras menemukan perbedaan sekecil apa pun antara dirimu dengan orang lain. Atau, ia malah menghitung jumlah kemiripan di antara kalian. Pastinya ini bisa bikin kamu risi.

Jika kamu memiliki wajah mirip orang lain memang cenderung banyak gak enaknya. Terlebih setiap orang pada dasarnya punya keinginan untuk terlihat istimewa. Artinya, jangan ada yang mirip sebab kemiripan akan membuat apa pun kurang spesial. Tambah banyak orang yang dianggap mirip denganmu, dirimu pasti merasa tidak terima. Hampir semua suka duka di bawah ini barangkali sudah dirasakan olehmu.

1. Dibilang muka pasaran

ilustrasi memakai masker wajah (pexels.com/Tiger Lily)

Walaupun orang mengatakannya dengan bercanda, kalau terus diulang mungkin kamu juga menjadi tidak nyaman. Dirimu yang tadinya ikut tertawa akhir-akhir ini merasa kesal apabila disebut begitu. Sebutan muka pasaran terasa menjatuhkan kehormatanmu sebagai manusia. Itu tidak sama dengan dompet atau sepatu pasaran saking banyaknya orang yang memakainya.

Lagi pula, kamu tak bisa melakukan perubahan pada wajah yang dibilang pasaran itu. Mau tidak mau dirimu mesti menerimanya. Maka olok-olok tersebut memberimu tekanan mental yang lebih besar. Kalau kamu mulai merasa tidak nyaman dan keberatan disebut punya wajah pasaran, katakan saja. 

Sampaikan bahwa menurutmu perkataan seperti itu gak sopan sekalipun dengan teman sebaya. Wajah setiap orang adalah ciptaan Tuhan, bukan diproduksi secara massal di pabrik. Masa wajahmu dibilang pasaran? Bila orang-orang tahu kamu keberatan dibilang berwajah pasaran, sebagian dari mereka tak akan lagi mengatakannya. Walau pastinya tetap ada kawan yang bandel.

2. Dibanding-bandingkan dengan orang yang gak dikenal olehmu

ilustrasi becermin (pexels.com/Atahan Demir)

Situasi ini sama sekali tidak menguntungkan buatmu. Saat kamu tahu siapa yang disebut mirip denganmu, dirimu dapat membuat penilaian pribadi. Kamu bisa menyangkal penilaian orang lain yang menurutmu kurang tepat dengan menyebutkan perbedaan detail wajah kalian.

Misalnya, rahangmu lebih menonjol daripada dia. Bentuk hidung kalian memang mirip. Akan tetapi, kedua alisnya hampir bertemu di tengah sedangkan alismu tidak. Jika kalian sama-sama punya lesung pipi, boleh jadi kedalamannya tak sama saat kalian tersenyum.

Namun apabila kalian sama sekali tidak pernah bertemu dan hanya seseorang yang mengatakan kamu mirip dia, dirimu gak bisa melakukan apa-apa. Apalagi tak ada foto atau video yang memperlihatkan sosoknya dengan jelas. Ibaratnya, kawanmu itu mengada-ada juga kamu tidak tahu. Dirimu seakan-akan dipaksa pasrah saja dibanding-bandingkan dengan orang yang entah.

3. Digantungi ekspektasi yang tidak masuk akal

ilustrasi becermin (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Cuma gara-gara kemiripan wajah, kamu dapat dibebani oleh harapan orang lain. Biasanya, kejadian seperti ini apabila wajahmu mirip seseorang yang sangat berarti bagi temanmu. Misalnya, dirimu mirip dengan mantannya. Ia yang sebetulnya gak ingin berpisah menjadi agak jatuh cinta padamu.

Dia juga mulai membuatmu gak nyaman karena sedikit-sedikit berharap kamu berpenampilan atau berperilaku semirip mungkin dengan mantannya. Contohnya, dirimu cewek dan ia sudah bilang wajahmu mirip mantannya. Bedanya, rambutmu pendek sedangkan mantannya berambut panjang.

Lalu tiba-tiba saja dia menambahkan bahwa dirimu akan lebih cantik jika berambut panjang. Wajar kalau kamu auto kesal. Itu kan, penilaian cantik versinya. Pun dirimu sama sekali tidak berminat menjadi seperti mantannya. Pikirmu, daripada ia ikut campur soal penampilanmu, kenapa gak berjuang biar bisa balikan saja dengan mantannya? Kamu tak mau menjadi pemuas angan-angannya tentang mantan.

4. Kehilangan privasi jika terlalu mirip tokoh publik yang dikagumi

ilustrasi berdandan (pexels.com/PNW Production)

Tokoh publik seperti artis dan politikus sering dicari orang. Kamu yang biasanya hanya menonton mereka dari televisi bisa mendadak seperti orang terkenal saat ada yang menyadari kemiripan kalian. Makin besar kemiripan antara dirimu dengan public figure tersebut, ruang pribadimu makin menyempit.

Ke mana pun kamu pergi, ada saja orang yang mendadak minta foto. Beberapa di antaranya bahkan mengira dirimu benar-benar tokoh tersebut dan bukan sekadar mirip. Gak cuma di dunia nyata, kalau kamu memajang foto dan video dengan penampakanmu yang jelas, pengikutmu sontak bertambah.

Ini dapat membuatmu gak nyaman apabila dirimu sama sekali tak pernah mengharapkan popularitas. Kamu jadi malas main medsos dan keluar rumah. Semua mata seperti tertuju padamu. Dirimu tak leluasa lagi melakukan aktivitas. Kamu takut mendadak ada kamera yang merekam kegiatanmu kemudian tersebar luas tanpa izinmu.

5. Tapi bangga dan senang jika bisa membuka pintu rezeki

ilustrasi becermin (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kemiripanmu dengan orang lain apalagi tokoh publik seperti dalam poin 4 tak selalu mendatangkan sisi buruk. Ada juga sisi enaknya tergantung caramu memandang kemiripan ini sebagai keberuntungan atau kesialan. Untukmu yang berpikiran sangat terbuka terkait kesempatan dalam hidup malah sangat senang.

Apalagi ketika kamu diakui mirip dengan tokoh terkenal, misalnya artis. Selain menambah kepercayaan diri, bayangan cuan melimpah sudah ada di depan mata. Tinggal kamu mengoptimalkan anugerah ini tanpa mengusik artis tersebut. Bila ada orang yang menawarimu untuk menjadi model iklan misalnya, langsung saja diambil.

Di zaman saat pintar saja belum cukup buat mengubah nasib, kemiripanmu dengan tokoh publik bisa memudahkanmu mendapatkan penghidupan. Selama caranya etis tentu tak masalah. Ketika biaya endorsement artis aslinya sangat tinggi, dirimu dapat menerima iklan dari UMKM yang keuangannya lebih terbatas. Sekalian untuk membantu usaha mereka agar makin berkembang.

Punya wajah mirip orang lain di luar kehendakmu. Baik orang yang dinilai mirip kamu bersifat positif atau negatif dan terkenal atau orang biasa, jangan stres. Hindari pula star syndrome  apabila kemiripan wajah kalian memberimu ketenaran yang luar biasa. Tetap santai, rendah hati, dan kembangkan hal-hal lain dalam dirimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us