3 Alasan Gak Boleh Meremehkan Kesedihan Seseorang Akibat Putus Cinta

12 Sep 2023, 17:15 WIB

ilustrasi merenung (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hampir setiap orang pasti pernah merasakan patah hati. Berpisah dengan orang terdekat, diputuskan oleh kekasih, atau ditinggalkan orang tersayang untuk selamanya. Apa pun itu, patah hati akan selalu meninggalkan rasa sakit di dalam dada. Bagi mereka yang ditinggalkan tentu hal tersebut bukan fase yang mudah untuk dijalani begitu saja.

Bagi sebagian orang pengalaman patah hati lantaran putus cinta, mungkin dianggap sederhana. Namun, bagi sebagian yang lain, kondisi tersebut seolah membuat dunianya berhenti begitu saja.

Apa pun itu, kita tak boleh menganggap remeh persoalan kesedihan akibat putus cinta yang dialami seseorang. Sebab kita tak pernah tahu duka yang dialaminya sedalam apa dan bagaimana mereka berjuang untuk melawan dukanya. Seperti halnya beberapa alasan logis di bawah ini yang juga perlu kita pahami.

1. Sebab patah hati juga termasuk cedera secara psikologis

ilustrasi merasa sedih (pexels.com/Alena Darmel)

Putus cinta pada kenyataannya bukan persoalan yang mudah. Sakitnya merupakan kumpulan dari beragam perasaan yang campur aduk. Ada rasa kehilangan, duka, harapan yang patah begitu saja, bahkan banyak pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum terjawab. Hal itu tentu dapat mengganggu pikiran. Makanya patah hati karena putus cinta bisa dikatakan dengan cedera secara psikologis.

Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, imbasnya dapat mengganggu fungsi pikiran, insomnia, bahkan depresi. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada kesehatan secara fisik. Maka tak jarang orang bisa mengalami sakit secara fisik karena putus cinta. Sehingga jangan pernah remehkan orang-orang yang sedang patah hati, ya.

2. Sebab ukuran berduka setiap orang tentu berbeda

ilustrasi seseorang sedang terpuruk (pexels.com/Timur Weber)

Setiap orang tentu diuji dengan hal yang berbeda-beda dalam menjalani hidupnya. Namun, setiap ujian tak bisa kita anggap sebelah mata. Termasuk persoalan patah hati akibat putus cinta.

Setiap orang punya kemampuan masing-masing dalam menyikapi rasa sakitnya. Hal itu tidak bisa kita samakan. Boleh jadi mereka bersedih atas hubungan yang kandas, karena hal itu memang menyakitkan bagi dirinya.

Sebab, kita tidak pernah tahu persis apa yang mereka rasakan. Kita juga tak pernah tahu hal-hal apa yang sudah mereka lalui sampai di titik ini. Kita tidak pernah tahu pula bagaimana usaha keras mereka untuk sembuh. Maka dari itu, jangan pernah menganggap sederhana kesedihan dari sebuah patah hati.

3. Sebab patah hati merupakan persoalan yang cukup kompleks

ilustrasi perempuan termenung sendiri (pexels.com/Italo Melo)

Patah hati adalah kondisi sakit yang tak bisa kita lihat secara sepenuhnya. Persoalan yang melibatkan hati maupun perasaan boleh dikatakan hal yang cukup rumit. Putus cinta di dalamnya terdapat harapan yang pupus, sakit hati yang mendalam, kehilangan, kesepian, dan banyak perasaan lainnya. Bahkan, pikiran yang rasional tak berfungsi dengan semestinya pada kondisi itu.

Hal itu tentu menjadi salah satu alasan mengapa patah hati tak bisa dijadikan sebagai perkara yang sepele. Ada banyak hal di balik rasa sakit itu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Belum lagi, jika penyebab dari patah hati lantaran dikhianati, hal itu tentu akan menciptakan duka yang cukup serius. Jadi, tak heran jika proses penyembuhannya memerlukan waktu yang tak singkat.

Bagaimana? Sudahkah kita memahami bahwa putus cinta memang bisa menjadi rumit dan memiliki dampak yang besar bagi diri seseorang? Oleh karena itu, biasakan diri kita untuk lebih memahami mereka yang sedang berduka lantaran patah hati.

Tempatkan diri kita di posisi mereka, dan rasakan bagaimana kesedihan yang dialaminya supaya kita tak lagi meremehkan mereka yang galau lantaran putus cinta. Jangan lupa untuk selalu membantu mereka supaya segera bangkit dan melanjutkan hidupnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.