4 Dampak Negatif saat Memiliki Pasangan yang Tidak Setara Denganmu

Banyak orang mengatakan bahwa cinta itu buta dan rasanya memang benar adanya, ya. Ketika kamu sedang jatuh cinta, rasanya semua jadi berbunga-bunga. Kesedihan bisa auto ganti bahagia, pun kebahagiaan menjadi meningkat level bahagianya.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, rasa cinta itu akan bertemu dengan logika yang berasal dari kepribadian satu sama lain yang mulai terungkap. Ketika nyatanya terdapat ketidaksetaraan antara satu sama lain, namun terlanjur saling cinta, tentu menjadi dilema tersendiri. Sebagai bahan pertimbangan, coba simak ulasan dampak negatif saat memiliki pasangan yang tidak setara denganmu berikut ini.
1. Pencapaianmu menjadi beban untuknya

Ketika pasanganmu tidak setara denganmu, maka besar kemungkinannya pencapaianmu yang cukup tinggi itu bisa menjadi beban untuknya. Ia merasa tidak percaya diri berdampingan dengan kemampuanmu yang luar biasa itu.
Kemampuannya yang pas-pasan itu sering menjadi bahan perbincangan karena dianggap beruntung telah mendapatkan kamu. Sebaliknya, perbincangan itu menyudutkannya telah membuatmu rugi mendapatkan sosok sepertinya. Pada akhirnya, usahanya untuk bisa setara dengan segala kemampuan dan pencapaianmu itu cukup membebaninya.
2. Kebiasaanmu bisa menjadi kesengsaraannya

Ketidaksetaraan dalam sebuah hubungan asmara, khususnya dalam hal ini perbedaan kebiasaan yang cukup drastis bisa menyengsarakan kedua belah pihak, lho. Sederhananya, ketika kamu tipe orang yang suka berinteraksi dengan banyak orang lalu berpasangan dengan orang yang pendiam.
Maka, besar peluangnya kebiasaan kalian dalam kehidupan sosial hanya akan menyengsarakan satu sama lain. Ya, kamu dia akan sengsara dengan berpura-pura bahagia dan menikmati obrolan dengan banyak orang. Sementara kamu, akan sengsara dengan rasa bosan saat harus berada dalam situasi yang hening dalam durasi panjang yang baginya ialah sebuah kenyamanan.
3. Mimpimu yang tinggi tidak sejalan dengan patokan realistisnya

Tingkat realistis setiap orang tentu berbeda-beda, ya. Ada orang yang optimis akan mimpi besarnya, tentu tingkat realistisnya juga tinggi. Sedangkan, tipe orang yang pesimis, tentu lebih memilih untuk berada di jalur realistis yang aman.
Bagaimana jika si optimis dan pesimis bersatu dalam sebuah hubungan asmara? Tentu tidak apa-apa. Hanya saja terdapat peluang untuk terjadi perbedaan pendapat. Yang mana mimpi tinggimu akan direspon hanya menyia-nyiakan waktu, tenaga, hingga finansial. Dengan begitu, tentu ia tak segan untuk tidak mendukung mimpi tinggimu yang baginya tidak realistis itu.
4. Gaya hidupmu menjadi pemborosan untuknya

Sebagian besar orang memang sering mengatakan bahwa hubungan asmara sudah selayaknya dibangun atas kesetaraan finansial antar keduanya. Bukan hanya urusan matre, tetapi lebih pada kecocokan dalam hal gaya hidup yang berkaitan dengan finansial.
Ya, ketika si kaya finansial terbiasa dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Maka, si miskin finansial akan terbiasa hidup hanya dengan memenuhi kebutuhan semata. Pikirnya, daripada uang habis untuk memenuhi keinginan yang tidak dibutuhkan, ya lebih baik ditabung. Dengan begitu, ketika kamu menjalani hubungan asmara dengan perbedaan pandangan finansial seperti ini, maka gaya hidupmu bisa dianggap boros olehnya.
Pada akhirnya, jatuh cinta memang terjadi secara alamiah. Semua orang, termasuk kamu, tidak bisa memilih ingin jatuh cinta pada orang dengan tipe yang seperti apa. Ketika rasa cinta itu sudah tumbuh, rasanya ketidaksetaraan antara satu sama lain itu tidak ada masalah, ya. Jika sudah begitu, jangan lupa untuk saling terbuka dan senantiasa memiliki tingkat toleransi yang tinggi, ya.