5 Alasan Fokus ke Pekerjaan Bantu Lebih Cepat Move On dari Mantan

Ketika kamu patah hati, pikiran sering kali terasa terlalu penuh atau justru kosong melompong. Pikiranmu penuh sesak apabila terus memikirkan segala tentang hubungan kalian dulu sampai terjadinya perpisahan. Sementara itu, pikiran yang kosong biasanya timbul akibat rasa putus asa.

Kamu seketika kehilangan arah hidup, tidak tahu akan ke mana dan melakukan apa. Maka penting buatmu dihadapkan pada tugas-tugas yang jelas. Daya inisiatifmu lagi gak ada. Tanpa adanya daftar tugas atau perintah, dirimu dapat bengong berhari-hari.

Di kantor, tak seorang pun akan membiarkanmu melamun barang sesaat. Begitu kamu tiba saja berbagai agenda kerja sudah menanti seperti rapat, menyelesaikan laporan, dan menemui klien. Sepanjang hari nanti masih ada perintah dari atasan atau teman kerja yang memerlukan sesuatu darimu terkait tugas. Kesibukan itu mengalihkan perhatianmu dari urusan pribadi.

Kabar baik dari berusaha move on dengan memfokuskan diri pada pekerjaan adalah hasilnya dirasakan oleh diri sendiri. Kamu memperoleh gaji tetap dan bonus, juga mendapatkan pujian atas hasil kerja yang baik. Menyibukkan diri dengan pekerjaan bukan sebuah pelarian yang minim manfaat.

Beda dengan sekadar kamu bersenang-senang sampai mabuk, misalnya. Uangmu hilang, bangun-bangun juga badan terasa tidak bugar. Ketika dirimu mengingat lagi tentang mantan, kesedihan dan kemarahan kembali menguat. Bisa-bisa nanti malam kamu mengulangi pelarian yang negatif itu.

Mungkin pada akhirnya kamu juga dapat move on dengan cara-cara yang negatif seperti di atas. Tapi mesti ditebus dengan kerugian pada diri sendiri seperti dari segi kesehatan dan finansial. Sementara itu, bekerja malah menguatkan fondasi keuanganmu biar setelah putus kamu tambah kaya.

Ketika kamu masih punya pacar, teman yang dekat denganmu mungkin cuma 1 atau 2 orang. Itu pun biasanya hanya sahabat lama, bukan kawan-kawan kerja yang baru beberapa tahun dikenal. Kamu bahkan punya kecenderungan tidak ingin lebih dekat dengan mereka.

Alasan pertama, dirimu terlalu berusaha menjaga profesionalitas di tempat kerja. Kedua, kamu bersaing dengan mereka. Ketiga, dirimu merasa hubungan dengan kawan kerja bakal selamanya kaku. Keempat, ada pacar yang lebih seru untuk menjadi teman mengobrol.

Namun dengan berakhirnya hubungan kalian, dirimu bakal lebih meluangkan waktu buat kawan-kawan. Kamu mulai tertarik untuk lebih mengenal mereka bahkan pulang bersama dan ikut jalan-jalan di akhir pekan. Tidak di kantor, kampus, atau sekolah teman sejatinya tetap teman. Bersama mereka, suasana lebih menyenangkan daripada kamu berjuang move on dengan mendekam di kamar.

Bagi orang di usia produktif, pekerjaan gak cuma menjadi sumber pendapatan. Pekerjaan juga membentuk identitasmu. Kamu gak bisa dilepaskan dari status dalam pekerjaan, tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabmu, pendapatan, dan pengalamanmu.

Identitas yang terbentuk dari pekerjaan memberimu rasa bangga dan percaya diri. Kamu lebih dikenal melalui bidang kerja yang menggambarkan kemampuanmu. Dirimu punya pengaruh serta peran penting dalam pekerjaan tersebut.

Dengan memfokuskan diri pada pekerjaan selepas putus, kamu tidak merasa kehilangan identitas diri karena selama ini dikenal sebagai pacar si A. Kamu malah dapat mendefinisikan diri dengan lebih baik berdasarkan pekerjaan, tanggung jawab serta kewenangan, serta prestasimu. Pacar sudah pergi dan kepercayaan dirimu sebagai individu yang bebas dari bayang-bayangnya makin tinggi.

Saat berpacaran baik di masa terbaik maupun terburuk dalam hubungan kalian, sering kali kamu seperti buta. Dunia yang luas ini seakan-akan menjadi begitu sempit bagimu. Ke mana pun dirimu memalingkan wajah, urusanmu tak pernah jauh dari asmara. 

Sibuk oleh urusan hati melulu membuat pikiranmu cenderung terkungkung. Sulit buatmu memikirkan hal-hal selain hubungan kalian padahal itu penting. Kamu abai pada masa depan sendiri, mengalah terlalu banyak demi pacar, dan melupakan saudara atau teman.

Setelah putus dan kamu kembali sepenuhnya dalam kehidupanmu sehari-hari termasuk rutinitas kerja, kesadaran baru pun dirasakan. Hidup ini bukan sebatas cinta dengan lawan jenis melainkan juga cinta pada pekerjaan, diri sendiri, dan orang-orang di sekitarmu. Satu kekurangan dalam hal jodoh serta asmara tak membuatmu hidupmu menjadi gak layak dijalani.

Beberapa orang mengalami kehancuran dalam hidupnya karena pada saat patah hati malah mengabaikan pekerjaan. Sedang bila kamu fokus membangun kehidupanmu melalui dunia kerja, beberapa tahun lagi dirimu bakal menjadi pribadi yang makin berkualitas. Meski tujuanmu bekerja lebih giat demi kebaikan sendiri, kelak mantanmu bisa menyesal melihatmu makin sukses dan bahagia setelah tak bersamanya.