5 Ciri Pasangan yang Gak Suka Berbohong, Jujur Lebih Baik

Dia takut karena menyadari tindakannya keliru dan kamu berhak marah. Namun, rasa takut itu tidak menghalanginya buat tetap mengungkapkan kebenarannya padamu. Ia malah tak bisa tenang apabila pura-pura gak bersalah apalagi menyalahkan orang lain hanya supaya luput dari kemarahanmu.

Dia lebih suka jujur dan dimarahi olehmu secukupnya, tetapi setelah itu kalian sama-sama lega. Ia tidak lagi terbebani oleh kepura-puraan, sedangkan dirimu puas bisa mendengarkan pengakuannya secara langsung. Keberaniannya mengakui kekeliruan diri menghindarkan kalian dari kesalahpahaman dan cekcok.

Ketakutannya saat berbicara tampak dari kalimatnya yang terputus-putus, suaranya pelan, dan dia lebih banyak menunduk. Tangan atau kakinya juga dapat terus bergerak di luar kontrol akibat kecemasan. Walaupun dirimu kesal, jangan menghukumnya terlalu keras. Nanti dia malah begitu takut sampai ke depan tidak berani lagi berkata jujur.

Kalau kamu punya satu mantan atau lebih dari itu dan semuanya suka berbohong, pasanganmu kali ini terlihat amat berbeda. Awalnya dia mungkin tampak begitu aneh bahkan seperti kurang meyakinkan. Ia tidak pandai berbicara, raut wajahnya kadang seperti orang bingung saking polosnya, tapi justru dia gak pernah membohongimu.

Berbeda dengan mantan-mantanmu yang perkataannya amat meyakinkan, tapi ternyata itu cuma cara mereka buat memperdayamu. Pasanganmu yang sekarang bisa pendiam maupun suka mengobrol. Namun, ia bukan tipe orang yang mau pusing-pusing merekayasa cerita. 

Kamu tak menemukan alasan untuk mencurigainya. Sama seperti dia pun hampir tidak pernah mencurigaimu. Dalam hal kepolosannya, ia mengingatkanmu pada sifat anak-anak. Jika hatimu kurang lurus, justru kamu yang dapat suka membohonginya. Pastikan dirimu tidak melakukannya karena itu akan sangat melukainya.

Ketakutan berbeda dengan sekadar dia keberatan karena sedang memakai smartphone tersebut atau ada data penting yang mesti dijaga. Bila ia cuma masih menggunakannya, dia bakal bilang, "Nanti ya, aku masih balas chat teman, nih." Bukan ia serta-merta melarangmu untuk meminjamnya apalagi sampai terlihat marah.

Begitu pula jika ada data penting di gadget-nya. Dia hanya memperingatkanmu untuk gak mengutak-atik file di dalamnya atau mengubah pengaturannya. Ia juga berkata dengan jelas data penting apa yang ada di smartphone tersebut. Misalnya, data penjualan yang belum dipindahkan ke laptop, laporan keuangan, dokumentasi acara kantor, dan sebagainya. 

Reaksinya atas permintaanmu meminjam perangkatnya tak berlebihan. Lain dengan bila ia menyembunyikan sesuatu yang bisa bikin kamu marah kalau mengetahuinya. Dia merasa perlu membangun benteng pertahanan yang tinggi sehingga sikapnya terlalu keras padamu.

Dirimu cuma bertanya boleh atau gak meminjam smartphone-nya sebentar. Namun, reaksinya seakan-akan kamu hendak menjadikannya sebagai milikmu. Ia setengah membentakmu saat bertanya kenapa harus meminjamnya segala? Apakah dirimu tidak memercayainya? Dia bahkan langsung membawa pergi perangkatnya seperti takut kamu bakal mencurinya.

Kalian tidak selalu bersama. Sering kamu dan dia harus beraktivitas sendiri-sendiri baik saat bekerja, menjalani hobi yang berbeda, atau bertemu teman masing-masing. Selama tak ada sesuatu yang ditutupinya, seharusnya ia gak keberatan jika sewaktu-waktu dirimu ingin menyusulnya.

Contohnya, ketika pekerjaanmu selesai lebih cepat dan bingung mau ngapain di rumah bila langsung pulang. Kamu bermaksud menyusul pacar yang sedang melakukan hobinya di suatu tempat. Bila jaraknya tidak terlalu jauh, untuk apa ia melarangmu? Seharusnya dia justru senang akan ditemani oleh orang yang mencintai dan dicintainya.

Toh, dirimu juga bukan tipe orang yang bawel sehingga bakal mengganggunya. Rasa keberatan wajar apabila ia pun sudah hampir pulang atau lokasinya jauh sekali sehingga merasa kasihan padamu. Kalau kalian bahkan akan pulang searah dan dia beralasan macam-macam, jangan-jangan ia sedang berada di lokasi yang berbeda dari perkataannya ketika pamit. Keperluannya pun jelas tak sama dan entah apa lagi yang berusaha disembunyikannya darimu.

Sejujur apa pun pasanganmu, wajar bila sesekali dia lupa belum mengatakan sesuatu padamu. Ada hal-hal lain yang mengalihkan perhatiannya sepanjang hari. Jika itu tidak amat penting baginya tentu mudah terlupakan. Cukup lihat reaksinya ketika kamu menanyakannya.

Dari situ bakal tampak ada atau tidaknya niat untuk berbohong. Bila ia mendadak gugup, kemungkinan memang berusaha menutupinya darimu. Dia kaget dan tidak menyangka ternyata kamu dapat mengetahuinya juga. Ia belum menyiapkan jawaban yang bagus agar tetap bisa menyembunyikannya.

Sementara pasangan yang gak suka berbohong atau sekadar lupa, responsnya lebih sederhana. Dia segera menyadari telah melupakannya dan langsung saja cerita sebenarnya mengalir dari bibirnya. Dirimu gak perlu banyak bertanya seolah-olah sedang menyelidikinya. Bahkan bila tadinya sikap diamnya cukup mengganggumu, reaksinya yang lantas bercerita tanpa beban bikin kamu ikut lega. 

Punya pasangan yang sering berbohong akan membuatmu merasa cuma dipermainkan olehnya. Jujur dan apa adanya selalu lebih baik biar kalian tahu sama tahu tentang segala sesuatu. Pertahankan pacarmu yang sekarang jika sudah menunjukkan lima tanda kejujuran di atas. Tidak ada dusta, tak ada drama, dan kalian lebih bahagia bersama.