Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika saat Diundang ke Nikahan Mantan, Jangan Baper!

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Victoria Priessnitz)

Ketika kamu diundang di resepsi pernikahan mantan, apakah kamu akan datang? Jika kamu mengakhiri hubungan baik-baik dengan si mantan, mungkin kamu memilih datang di hari bahagianya. Namun, kalau putus dengan rasa sakit di hati, kamu mungkin mengabaikan undangannya.

Meski begitu, kalau ternyata kamu memutuskan datang ke nikahan mantan, pastikan kamu sudah memerhatikan beberapa hal ini! Jangan sampai kehadiran kamu ke nikahan mantan malah menimbulkan masalah buat kalian. So, simak dulu sederet etika saat diundang ke nikahan mantan berikut!

1. Ucapkan terima kasih

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Unsplash+)
ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Unsplash+)

Meski terdengar agak aneh, namun, mengungkapkan rasa terima kasih itu perlu. Kamu bisa mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah hidup berbahagia.

Jika dia mengundangmu, artinya dia ingin tetap menghargai keberadaanmu meski status kalian sekarang hanyalah teman. Jadi, berterima kasihlah selayaknya kepada teman yang telah mengundangmu di hari bahagianya.

2. Jangan terbawa perasaan

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Carlo Buttinoni)
ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Carlo Buttinoni)

Kamu gak boleh baper kalau diundang oleh mantan. Namanya sudah mantan, ya, harus dilupakan. Kenangan dan perasaan yang dulu pernah ada hanyalah masa lalu. Kalian hidup di masa sekarang dengan keadaan dan status yang sudah berubah.

Mungkin kamu masih terbayang sedikit kisah masa lalumu dengan sang mantan dan harapan-harapan yang pernah kamu bangun bersamanya. Tapi, jangan sekali pun menghidupkan kembali harapan tersebut. Lepaskanlah masa lalu dan turut berbahagialah dengan kebahagiaannya.

3. Usahakan tidak hadir sendirian

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Unsplash+)

Kalau sudah memutuskan untuk hadir, berarti kamu sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan diterima. Misalnya, opsi terburuknya bisa saja kamu baper lagi atau kamu akan bertemu orang-orang yang siap mencercamu dengan pertanyaan status masa lalu kalian.

Maka dari itu, usahakan untuk tidak datang ke nikahan mantan sendirian. Kalau kamu hadir bersama orang lain, kemungkinan besar fokusmu akan teralihkan alih-alih sibuk mengenang masa lalu. Kamu pun jadi bisa lebih menikmati acara sekaligus mengalihkan pikiran dengan kehadiran orang lain di dekatmu.

4. Berikan ungkapan selamat dan kado sewajarnya

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Al Elmes)
ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Al Elmes)

Sebagai tamu, kamu harus menghargai yang mengundangmu. Bukan hanya kepada sang mantan, tetapi juga kepada pasangan pengantinnya. Hargai keberadaan mereka berdua dengan cara yang sama.

Ucapkanlah selamat kepada pasangan pengantin. Ucapkan seadanya saja, tidak perlu panjang lebar dan berlebihan. Ketika memberi kado pun, berikan yang biasa diberikan oleh orang-orang. Tidak perlu kado spesial yang terlalu berkesan dan mengandung makna terlalu dalam.

5. Jangan membahas masa lalu di depan pengantin

ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Unsplash+)
ilustrasi pernikahan (unsplash.com/Unsplash+)

Masa lalu tidak perlu diungkit kembali. Ibaratnya seperti nasi yang sudah menjadi bubur, semuanya sudah terlanjur terjadi dan jadi bagian dari masa lalumu. 

Jadi, jangan bahas masa lalumu di depan mantan, pasangannya, atau tamu undangan lain. Jika ada yang membuka obrolan mengenai hal tersebut, abaikan atau alihkanlah ke topik lainnya. Bukan artinya kamu belum berdamai dengan masa lalu, tetapi lebih untuk menghargai semua pihak dengan menghindari perbincangan-perbincangan tentang masa lalu kalian.

Mau datang atau tidak ke acara nikahan mantan itu pilihanmu. Semua tergantung situasi dan kondisi. Kalau sekiranya kamu siap, yang penting kamu sudah menerapkan tips-tips di atas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mia Lubis
EditorMia Lubis
Follow Us