5 Perbedaan Agresif dan Proaktif saat PDKT, Mana yang Efektif?

Dalam proses PDKT (Pendekatan), cara seseorang bersikap dapat mempengaruhi respon pasangan. Dua sikap yang sering dibandingkan saat proses PDKT adalah sikap agresif dan proaktif. Meskipun kedua sikap tersebut sama-sama melibatkan inisiatif, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar dan mempengaruhi proses PDKT yang sedang dilakukan.
Sikap agresif dan proaktif terkadang sulit dibedakan saat PDKT, terutama jika sedang dalam fase jatuh cinta pada pasangan. Hal ini karena saat jatuh cinta segala sikap akan terlihat indah. Meski begitu, memahami perbedaan sikap agresif dan proaktif saat PDKT sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat. Berikut adalah beberapa perbedaan sikap agresif dan proaktif saat PDKT. Wajib sekali dibaca, loh!
1. Cara berkomunikasi

Perbedaan cara berkomunikasi antara sikap agresif dan proaktif saat PDKT terletak pada intensitas, frekuensi, dan cara penyampaian pesan. Orang yang agresif biasanya berkomunikasi lebih intens dan terkesan mendesak. Contohnya, mereka akan mengirim pesan terus-menerus tanpa jeda bahkan ketika pesan yang dikirim sebelumnya belum mendapatkan balasan.
Sikap agresif dalam berkomunikasi juga sering ditunjukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung tanpa memperhatikan kenyamanan lawan bicara. Pada saat berbicara, seseorang yang agresif cenderung mendominasi percakapan dan lebih fokus pada keinginan mereka sendiri.
Sementara itu, sikap proaktif bisa dilihat dari cara berkomunikasi yang lebih terstruktur dan sopan. Ketika berbicara, mereka yang memiliki sikap proaktif biasanya lebih peka dan menyesuaikan topik pembicaraan, berusaha menyeimbangkan antara berbicara dan mendengarkan. Sikap proaktif dalam berkomunikasi bisa terlihat dari caranya memberi ruang bagi lawan bicara untuk merespon serta menghargai waktu dan batasan.
2. Cara menyatakan minat

Seseorang yang bersikap agresif biasanya akan menyatakan secara cepat dan langsung ketika memiliki ketertarikan pada lawan jenis, tanpa memperhatikan kesiapan orang yang didekati. Dengan keagresifanya, dia bisa mengungkapkan perasaan di masa awal proses pendekatan yang bisa memberikan rasa tak nyaman. Selain itu, seseorang yang bersikap agresif juga tak ragu untuk memberikan pujian secara terus-menerus dan berlebihan yang terkadang justru membuat risi.
Sebaliknya, orang yang proaktif lebih berhati-hati dalam menyatakan ketertarikanya pada lawan jenis. Sikap proaktif membuat mereka mampu menunjukkan ketertarikan secara bertahap melalui perhatian dan tindakan yang tulus. Contohnya, mendengarkan dengan seksama saat pasangan sedang bercerita dan menunjukkan kepedulian terhadap hal-hal kecil yang dilakukan oleh pasangan.
Sikap proaktif menciptakan ruang untuk membangun koneksi emosional terlebih dahulu sebelum menyatakan perasaan. Hal ini membuat proses pendekatan terasa lebih alami dan membuat orang yang didekati merasa nyaman dan dihargai.
3. Cara merespon penolakan

Seseorang yang bersikap agresif biasanya akan menyatakan penolakan atau perasaan tidak suka dengan cara yang keras sehingga bisa menyakiti perasaan orang lain. Mereka bisa menyatakan penolakan secara langsung dan tanpa basa-basi, contohnya "saya tidak suka kamu" atau "kita tidak cocok". Penolakan secara agresif juga seringkali dilakukan dengan cara meremehkan atau merendahkan orang lain tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Semenntara itu, seseorang yang proaktif cenderung menyatakan penolakan secara berhati-hati dan penuh empati. Orang yang proaktif akan memilih kata-kata yang sopan dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Contohnya "aku menghargai perhatianmu, tetapi saat ini aku belum siap untuk menjalin hubungan".
Sikap proaktif dalam menolak lebih berfokus pada komunikasi yang penuh rasa hormat dan pengertian. Hal ini justru mengurangi konflik dan menjaga harga diri orang yang ditolak.
4. Cara menjaga batasan atau privasi

Perbedaan cara menjaga batasan dan privasi antara orang yang bersikap agresif dan proaktif saat PDKT dapat terlihat dari caranya memahami dan menghormati ruang pribadi orang lain. Orang yang bersikap agresif sering kali melewati batasan privasi tanpa sadar atau tanpa peduli. Ia mungkin akan terlalu cepat bertanya tentang hal-hal pribadi yang sensitif. Contohnya, menanyaan hhubungan masa lalu atau masalah keluarga, tanpa mempertimbangkan kenyamanan orang yang didekati.
Orang yang agresif saat PDKT juga bisa muncul tiba-tiba di tempatmu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Terkadang, mereka juga akan menuntut untuk diberi akses ke kehidupan pribadimu, misalnya dengan cara mengecek media sosialmu.
Sebaliknya, orang yang proaktif saat proses pendekatan justru sangat menghargai ruang pribadi orang yang ia dekati. Ia tidak akan memaksa atau mendesakmu untuk membagikan informasi pribadi atau menanyakan hal-hal yang bersifat sensitif. Ia akan menunggu dengan sabar hingga kamu merasa nyaman dan dengan sendirinya berbagi masalah pribadi padanya.
5. Cara mengambil kendali dalam hubungan

Orang yang agresif biasanya akan mengontrol hubungan secara dominan. Ia juga sering mengambil keputusan secara sepihak, tanpa memperhatikan keinginan atau kenyamanan orang yang didekati. Contohnya, ia akan menentukan tempat dan waktu pertemuan tanpa mengkonfirmasi kesediaanmu.
Sebaliknya, orang yang proaktif selalu berusaha menjaga agar hubungan berjalan secara seimbang. Ia cenderung terbuka terhadap masukan dan berusaha mencapai kesepakatan bersama dalam setiap langkah, baik dalam perencanaan kegiatan maupun dalam mengembangkan hubungan. Sikap proaktif bisa ditunjukan dengan komunikasi dua arah yang saling menghargai, di mana keputusan diambil bersama.
Perbedaan antara sikap agresif dan proaktif saat PDKT memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan proses pendekatan yang sedang berlangsung. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa menilai bagaimana sikap orang lain saat mendekatimu sehingga membantu dalam membangun hubungan yang sehat. Menurutmu, mana yang lebih efektif dalam PDKT, sikap agresif atau proaktif?