5 Tanda Self-Abandoment dalam Hubungan yang Harus Dihindari

Self-abandoment merupakan tindakan pasangan yang mengabaikan kebutuhan dan perasaan mereka sendiri demi memenuhi kebutuhan dan keinginan pasangan lainnya. Meskipun pada awalnya mungkin terlihat sebagai tindakan cinta yang besar, self-abandoment pada akhirnya bisa merusak hubungan dan menyebabkan kebahagiaan yang semu.
Jika dibiarkan, self-abandoment bisa berdampak negatif pada hubungan, karena pada akhirnya seseorang akan merasa tidak puas atau merasa tidak dihargai dalam hubungan tersebut. Berikut adalah lima tanda-tandanya yang wajib kamu hindari.
1. People pleasing

People pleasing adalah perilaku yang biasanya dilakukan oleh orang yang ingin disukai oleh orang lain. Namun, ketika kamu terlalu fokus pada memuaskan orang lain, kamu cenderung mengabaikan kebutuhanmu sendiri. Dalam hubungan, perilaku ini dapat mengarah pada self-abandoment karena kamu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanmu sendiri.
Seringkali, orang yang melakukan people pleasing merasa khawatir bahwa jika mereka tidak memuaskan keinginan orang lain, mereka akan kehilangan persetujuan atau dicap sebagai tidak menyenangkan. Namun, hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang berlebihan, karena kamu tidak lagi berbicara dari hatimu sendiri dan memprioritaskan perasaan orang lain di atas perasaanmu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kamu tidak dapat memuaskan semua orang sepanjang waktu dan bahwa mengekspresikan kebutuhanmu sendiri juga penting dalam hubungan.
2. Menekan perasaanmu sendiri

Kalau kamu suka menekan perasaan sendiri demi menyenangkan pasanganmu, itu bisa jadi tanda bahwa kamu terjerumus dalam pola perilaku self-abandoment. Ini bisa terjadi karena kamu merasa takut kehilangan pasangan atau khawatir bahwa jika kamu menunjukkan perasaanmu, pasanganmu akan menganggapmu lemah atau tidak menarik. Namun, menekan perasaanmu sendiri sebenarnya hanya akan memberikan dampak negatif pada dirimu sendiri dan hubunganmu.
Sebagai contoh, mungkin kamu merasa tidak nyaman dengan keputusan pasanganmu, tetapi kamu tetap merahasiakan perasaanmu dan hanya mengiyakan saja agar pasanganmu tidak merasa terganggu. Namun, seiring waktu, kamu mungkin akan merasa semakin tertekan dan akhirnya bisa meledak dalam bentuk pertengkaran atau kekecewaan yang lebih besar. Lebih baik untukmu dan hubunganmu jika kamu menghargai perasaanmu sendiri dan berbicara dengan jujur tentang apa yang kamu rasakan.
3. Kesulitan mengatur batasan

Jika kamu sulit untuk menetapkan batasan dalam hubungan, kamu mungkin mengalami tanda self-abandoment yang berbahaya. Kebanyakan orang memiliki kebutuhan untuk merasa diterima dan mencari persetujuan dari orang lain. Namun, jika kamu menekan kebutuhanmu sendiri dan tidak mampu menentukan batasan yang sehat, itu bisa menjadi masalah.
Sulit mengatur batasan bisa membawa banyak konsekuensi negatif, seperti merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau merasa tidak nyaman dengan keputusan yang dibuat oleh orang lain. Jika kamu merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan perasaanmu, terutama ketika itu melibatkan mengatakan tidak kepada orang lain, maka kamu mungkin perlu memperbaiki hubunganmu dengan dirimu sendiri dan memperbaiki kebiasaan yang merugikan dirimu.
4. Menyembunyikan sisi asli dirimu

Kalau kamu selalu merasa perlu menyembunyikan bagian dari dirimu yang sebenarnya dari pasanganmu, maka ini bisa menjadi tanda bahwa kamu tengah melakukan self-abandoment dalam hubunganmu. Hal ini bisa terjadi karena rasa takut akan ditolak atau dihakimi oleh orang yang kamu cintai, sehingga kamu mengabaikan kebutuhan dan perasaanmu sendiri untuk menyesuaikan diri dengan pasanganmu.
Penting untuk diingat bahwa hubungan yang sehat dan baik seharusnya memungkinkanmu untuk menjadi dirimu sendiri dan merasa aman dalam melakukannya. Jangan biarkan rasa takut atau kekhawatiran menghentikanmu untuk berbicara dengan jujur dan terbuka kepada pasanganmu tentang siapa kamu sebenarnya, karena hal ini akan memungkinkan hubunganmu untuk berkembang dan tumbuh menjadi yang lebih kuat dan lebih intim.
5. Terlalu menghakimi dan kritis kepada diri sendiri

Kamu mungkin merasa terlalu kritis dan menghakimi pada diri sendiri dalam hubungan. Kamu selalu mempertanyakan segala tindakan dan keputusan yang kamu buat, bahkan hal kecil sekalipun. Perasaan seperti ini bisa membuatmu merasa tidak aman dan khawatir bahwa kamu tidak melakukan yang terbaik dalam hubunganmu.
Hal ini bisa terjadi ketika kamu merasa perlu memenuhi ekspektasi dari pasangan atau orang lain, bahkan jika itu tidak selalu masuk akal atau realistis. Kamu mungkin merasa terus-menerus berusaha untuk menjadi "sempurna" dan mengecewakan diri sendiri ketika tidak berhasil. Penting untuk belajar menerima kekuranganmu dan merayakan kualitas positif yang kamu bawa ke dalam hubungan, tanpa harus membandingkannya dengan standar yang tidak realistis.
Kamu tidak perlu terlalu keras pada dirimu sendiri, dan kamu juga tidak perlu merasa tidak aman dalam hubunganmu. Ingatlah bahwa self-abandonment mempengaruhi kesehatan mentalmu, terutama ketika kamu terus-menerus mengkritik diri sendiri. Cobalah untuk menemukan cara yang lebih positif dan penuh kasih untuk berbicara kepada dirimu sendiri, dan temukan dukungan yang kamu butuhkan dari orang-orang di sekitarmu.
Jangan biarkan kecenderunganmu untuk merendahkan diri menghalangi kemampuanmu untuk membangun hubungan yang sehat dan memuaskan. Ingatlah bahwa kamu pantas untuk diperlakukan dengan baik dan dihormati dan itu dimulai dengan cara kamu memperlakukan dirimu sendiri.