Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal yang Bikin Gregetan Saat Masih Berteman dengan Mantan

dramabeans.com
dramabeans.com

Relasi pasca putus memang rawan disergap situasi dilematis. Ketika kamu bermaksud baik hendak menjalin hubungan pertemanan dengan sang mantan, termasuk mantan gebetan. Sebab kamu menilai bahwa terlepas dari apapun yang terjadi di masa lampau, dia adalah sosok yang sempat memberi pelajaran tentang hidup bagimu. Apalagi jika kalianpun sepakat untuk tidak menjadikan satu sama lain sebagai musuh.

Akan tetapi, fakta yang terjadi sejatinya tak sesederhana itu. Misalnya saja ketika dia telah kembali melabuhkan hatinya pada sosok lain, sedangkan kamu masih betah dengan kesendirian. Hal ini tentunya kerap memantik kecanggungan diantara kalian bertiga. Walaupun kamu dan sang mantan bahkan sudah lama mengentaskan rasa-rasa di masa silam tersebut dan kalian berlakon sewajarnya.

Nyatanya kekasih barunya tetap saja menganggapmu sebagai suatu bentuk 'ancaman' bagi hubungan mereka. Sehingga kerap membuatnya merasa takut terbayang-bayangi masa lalu kalian. Nah, tujuh hal ini pasti pernah membuatmu merasa gregetan menghadapi tingkah-polah dari kekasih mantanmu itu.

1. Kekasih barunya kerap merasa waswas denganmu

jediprincess.wordpress.com
jediprincess.wordpress.com

Dia mungkin sempat mendengar bahwa kamu adalah mantan terindah dari kekasihnya. Sosok yang mendiami hatinya selama sekian lama dan telah berjuang sedemikian rupa. Apalagi relasi kalian setelah putus memang masih terbilang apik.

Atau kamu adalah mantan gebetan yang nyaris dimiliki mantanmu itu. Namun terbentur situasi kesalahpahaman, lalu kekasihnya inipun muncul saat itu diluar dugaan kalian. Dan, dia mengetahui itu sejak awal kisah mereka dijalin. Tentu saja kamu menjadi semacam momok yang dirisaukan olehnya.

Terlepas dari apapun yang kamu lakukan, dia tetap saja merasa waswas dengan hadirmu. Walaupun tak jarang kamu malah membantu membukakan jalan untuknya supaya lebih erat pada mantanmu itu. Sayangnya, dia tak kunjung sadar bahwa kamu telah berbesar hati bahkan untuk melindungi kisah mereka. Bahkan tak jarang malah membiarkan dirimu tertusuk duri demi kekasihnya mantanmu itu.

Entah cintanya yang terlampau besar atau malah egonya yang semakin mengakar. Hingga kamu tak tahu lagi harus berbuat apa padahal sudah terlanjut diklarifikasi berulang kali bahwa urusanmu dengan sang mantan hanya sebatas profesionalitas kerja ataupun tentang cita-cita, bukan lagi soal cinta.

2. Langkahmu rentan dibuat bimbang menyangkut perkara 'cita-cita' dengan si mantan

Pinterest
Pinterest

Hidup tidak hanya tentang cinta, tapi juga cita. Misalnya kamu dan sang mantan ternyata terlibat dalam satu proyek di mana memang interaksi akan lebih intens terjalin. Dan, itulah yang membuat kekasihnya menjadi kalang-kabut.

Padahal kamu dan sang mantan hanyalah memperjuangkan cita-cita. Lagipula, kesuksesan sang mantan itupun kelak yang akan mencicipi adalah kekasihnya tersebut. Namun dia tetap saja merisaukan usaha kalian.

Tak jarang dia bahkan berulah dengan turut memperkeruh kondisi sang mantanmu itu yang tengah dicekik deadline. Kekasihnya yang telah kadung resah melihat kalian kerap bersama lantas meminta putus dengan dalih kamu lebih pantas mendampingi si mantan sebab melihat perjuangan (cita-cita) kalian yang gigih.

Atau dengan modus yang lebih dramatis ketika dia berasumsi bahwa dia merasa tidak pantas memetik buah yang kamu dan sang mantan tanam untuk meraih mimpi tersebut. Mereka sempat putus-sambung beberapa kali. Sebab tentu saja si mantan akan memperjuangkan hubungan itu walau harus membuat pikirannya menjadi bercabang.

Kekasihnya sewajarnya konsisten jika ingin tetap bertahan dengan mantanmu itu. Runtuhkan ego, redam kalut, bersabarlah. Dan jika hendak mengakhiripun juga jangan rentan goyah setidaknya hingga situasi stabil kembali. Sebab tentu pikiran mantanmu akan bolak-balik antara cita dan cinta yang imbasnya kelak adalah pada cita yang terikat waktu.

Alhasil, sikap inkonsistensinya itu mengakibatkan langkahmu menjadi ragu. Padahal pekerjaan kalian sedang sibuk-sibuknya. Kamu ingin membahas tentang pekerjaan kalian tapi resah apabila malah disangka merusak hubungan mereka. Kamu membiarkan mantanmu berlarut dalam masalah pribadinya, tapi juga ada tanggungjawab kerja yang harus diselesaikan. Kamu pun menjadi bimbang.

3. Mantan kadang sempat berprasangka buruk padamu sebab terpengaruh oleh sikap kekasihnya

dramabeans.com
dramabeans.com

Kadang kamupun seolah hilang akal dan habis sabar menghadapi sikap kekasihnya mantanmu itu yang tak kunjung berubah. Sikapnya yang seolah tidak mengerti situasi tersebut membuatmu jengah sehingga kamu akhirnya berinisiatif membicarakannya baik-baik dengan dia.

Kamu hanya cukup dewasa menyadari bahwa sikap kekasihnya itu sudah sewajarnya ditegur demi keharmonisan hubungan kalian bertiga. Kamu melakukannya karena kamu peduli padanya. Sebab kamu jelas tahu sikapnya akan berimbas pada karir mantanmu yang padahal tengah memperjuangkan masa depan untuk kekasihnya itu.

Sayangnya, entah sebab ketakutannya yang memang sudah kian mengakar sejak awal tersebut membuatnya justru berpikir bahwa kamu menekannya, menyalahkannya, atau bahkan membuatnya terluka. Padahal kamu hanya bermaksud baik supaya dia tidak lagi menganggapmu sebagai ancaman.

Akan tetapi, mantanmu justru terpancing emosi labil kekasihnya tersebut. Entah seperti apa kesimpulan yang dipetik oleh kekasihmu lalu mengadukan pada mantanmu. Kemudian mantanmu justru balik menyalahkanmu sebab dia (terbutakan cinta) menilai dari sudut pandang kekasihnya bahwa kamulah yang melampiaskan ketidaksenanganmu tentang cerita silam kalian pada kekasihnya itu.

Dan, sekali lagi, kamu harus menabung ekstra sabar untuk meladeni sikap labil dari kekasihnya mantanmu itu dengan tidak turut terbawa emosi.

4. Hubungan kalian menjadi serba-salah sebab terlalu tenggang-menenggang

dramabeans.com
dramabeans.com

Pun sekiranya mantanmu cukup bijak menyikapi apa yang terjadi sebenarnya bahwa hal tersebut disebabkan keresahan kekasihnya sendiri. Tetap saja posisi kalian menjadi terjepit, apalagi mantanmu itu.

Di satu sisi, dia tidak bisa membelamu walaupun dia akui bahwa itu adalah resah yang tak mampu dikelola dengan apik oleh kekasihnya. Dia juga tidak ingin melepas kekasihnya itu atas nama cinta. Di sisi lain, dia juga tidak mau merusak relasi kalian karena keresahan yang labil itu. Dia sadari bahwa memang kamulah yang menjadi tertekan bukan kekasihnya. Dan dia akui, kamu tengah berjuang bersamanya atas nama cita.

Dan kamu tak dapat menyalahkan mantanmu. Kamu juga tidak bisa berbuat terlalu jauh pada kekasihnya karena menghargai mantanmu itu. Nurani terdalammu pun menolak untuk menyalahkan kekasihnya terhadap ulahnya itu.

Kamu mencoba berlogika dan berhati. Ketakutannya itu sudah lama mengakar sebelum mereka menjalin kasih sebab dia sudah kadung rasakan bahwa mantanmu itu memang punya rasa yang dalam padamu. Dan ketika mereka mula menjalin kasih, rasa itu masih belum enyah.

Walau kalian sudah sepakat meminggirkan perkara rasa sebab situasi tak terhindari untuk tidak bisa menjadi. Tapi dia selalau saja resah. Padahal itu adalah keputusannya sendiri yang telah diambil sejak jauh-jauh hari dan seharusnya sudah kian awas dengan konsekuensi. Apalagi kamu dan mantanmu memang tidak 'bermain' di belakangnya.

Hingga kalian terjebak situasi serba-salah sebab menenggang perasaan kekasihnya mantan itu. Sayangnya, dia masih saja tidak kunjung pahami situasi dengan rentan beremosi hati.

5. Kamu dibuat jengah dengan sikap inkonsistensi atau kekanak-kanakkan kekasihnya

funcurve.com
funcurve.com

Sudah diklarifikasi berulang kali, bahkan tak jarang membantunya, tapi kekasih dari mantanmu itu tetap saja membuatmu gerah. Semakin dibiarkan dia malah semakin sibuk dengan keresahanya. Hingga kamu dibuat jengah sebab mulai muncul omongan tidak sedap terkait dirimu.

Kamu bahkan sempat dituding menyusup diantara mereka. Padahal kalian bersama hanya karena pekerjaan semata. Kalian sudah cukup dewasa untuk berdamai dengan masa lalu. Tapi, kekasihnya terlalu kekanak-kanakkan untuk memahami itu. Dia terus bersikukuh dengan inkonsisteninya tersebut.

Dan, tak jarang dia malah merasa dia yang paling terluka. Dia terluka perkara cinta sebab takut apabila mantanmu kembali padamu. Apalagi jika masa lalu kalian (terpaksa) usai sebab kesalahpahaman akan situasi tak terhindari lalu dia hadir. Padahal, sesungguhnya kamulah yang berposisi paling tidak mengenakkan.

Mungkin masih ada sakit di hatimu akan cerita silam yang 'usai sebelum selesai' tersebut, tapi kamu sudah berdamai dengan itu dan berfokus pada cita. Dan sikapnya tak hanya berimbas pada citamu saja, tapi juga luka yang secara tidak langsung diungkit-ungkit olehnya. Tapi dia terlalu naif untuk menyadari itu.

Dia bahkan sempat berpikir seolah dia yang mengalah demi mengusahakan jalan kekasihnya kembali padamu. Padahal kamulah yang kerap mengalah dengan merelakan mantanmu bersamanya dan bahkan mencoba melindungi kisah mereka. Sayangnya, sikap kekanak-kanakkannya justru membuat suasana keruh dengan terus menganggapmu sebagai saingan.

6. Kamu sempat berpikir untuk menyudahi pertemanan dengan mantan

hancinema.net
hancinema.net

Saking geramnya, apalagi jika sampai mengacaukan urusan pekerjaan, kamupun sempat terpikir untuk menyudahi relasi pertemanan dengan mantanmu itu. Kamu bukannya benci pada mantanmu, tapi kamu hanya tak tahan lagi dengan sikap labil dari kekasihnya yang tak kunjung berubah. Seolah dialah yang terbenar.

Walaupun kamu sadar bahwa mantanmu tak bersalah, kamupun juga mengerti posisinya terjepit. Kamu hanya tidak mau mencampuradukkan urusan cita dan cinta. Bagimu ada porsi tersendiri untuk hal itu, yang sayangnya tidak dipahami oleh kekasihnya.

Jika ditelusuri kronologi, justru entah siapa yang hadir diantara siapa. Dan, seyogyanya kekasihnya itupun sudah kadung pahami dengan logika dan hati mengenai konsekuensi ketika dia menerima mantanmu dulu. Sayangnya, kekasih mantanmu masih saja berulah.

Pun jika suatu saat nanti kamu dan mantanmu kembali bersama, itu bukanlah sebab kalian 'bermain' di belakangnya. Masa depan tidak ada yang tahu persis, itu adalah kehendak Tuhan. Intinya, kamu dan mantanmu hanya melangkah sesuai koridor kalian masing-masing. Walaupun kekasihnya terus resah dan malah merembes kemana-mana.

Wajar saja kamu merasa tidak nyaman malah dituding sebagai ancaman dalam hubungan orang. Sehingga sempat terpikir olehmu untuk mengakhiri relasi apik dengan mantanmu itu.

7. Dan akhirnya, kamu hanya bisa berharap agar kekasihnya lekas bersikap lebih bijak

allkpop.com
allkpop.com

Setelah kamu pikir matang-matang, kamu akhirnya tetap memutuskan untuk menjalin relasi yang baik dengan mantanmu. Kamu meredam emosimu menghadapi kekasihnya yang kerap terbawa-bawa perasaan tersebut. Kamu mulai acuh dengan segala ulahnya.

Kamu berprinsip bahwa perbuatan baik tidak selamanya dilihat baik oleh orang lain. Dan, jika kamu berbuat baik tapi dibalas sebaliknya, maka itu bukanlah urusanmu lagi. Cukup serahkan pada Tuhan.

Kamu berharap apabila kekasihnya itu tidak kunjung pahami situasi walau sudah diklarifikasi berulang kali, maka cobalah sejenak intropeksi diri, telusuri sejak awal kronologi, bertanggungjawab terhadap keputusan yang telah diambil sejak jauh-jauh hari, lalu bersiap sedia dan berlapang dada akan konsekuensi di kemudian hari.

Kamu hanya bisa berdoa semoga kekasih dari mantanmu itu lekas berbenah diri menjadi lebih bijak menyikapi situasi yang terjadi. Bukannya terus mencapmu sebagai saingan, justru layaknya sebaliknya yaitu seorang teman.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Rahmadila Eka Putri
EditorRahmadila Eka Putri
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Cara Tetap Konsisten Belajar Bahasa Asing Tanpa Terbebani

13 Des 2025, 22:58 WIBLife