Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Kamu Punya Clingy Person Syndrome, Sering Gak Disadari!

ilustrasi seseorang yang punya clingy person syndrome (pexels.com/tan danh)
ilustrasi seseorang yang punya clingy person syndrome (pexels.com/tan danh)
Intinya sih...
  • Orang yang clingy gampang merasa cemas dan butuh perhatian terus-menerus, bisa bikin hubungan jadi penuh tekanan.
  • Terlalu sering mengirim pesan dan terus-terusan minta waktu bersama bisa membuat pasangan merasa tertekan atau kehilangan kebebasan.
  • Setiap obrolan jadi momen buat bahas hubungan dan marah saat pasangan bersosialisasi di luar hubungan bisa menjadi tanda clingy person syndrome.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak sih kamu merasa pasanganmu overly attached alias nempel terus kayak perangko? Atau malah jangan-jangan kamu sendiri yang kayak gitu? Nah, sikap terlalu bergantung atau clingy ini ternyata bisa jadi tanda dari Clingy Person Syndrome, lho. Kondisi ini gak cuma bikin hubungan jadi gak sehat, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental kamu sendiri.

Biasanya, orang yang clingy gampang banget merasa cemas kalau gak dekat dengan orang yang dia sayang, sampai-sampai butuh perhatian terus-menerus. Meskipun awalnya kelihatan wajar, lama-lama hal ini bisa bikin hubungan jadi penuh tekanan. Yuk, cari tahu apa saja tanda-tandanya biar kamu bisa lebih sadar dan tahu cara mengatasinya!

1.Mengirim tiga atau lebih chat setiap kali ia cuma balas sekali

ilustrasi mengirim pesan lebih banyak (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi mengirim pesan lebih banyak (pexels.com/RDNE Stock project)

Pernah gak sih kamu sadar kalau setiap kali nge-chat seseorang, kamu selalu ngirim lebih banyak pesan daripada mereka? Misalnya, mereka cuma balas “Oke,” tapi kamu langsung merespon dengan tiga pesan baru, mulai dari pertanyaan sampai kirim meme biar obrolan terus jalan. Kalau ini sering kejadian, bisa jadi kamu termasuk tipe yang clingy.

Orang yang nyaman dalam hubungan biasanya gak merasa perlu buat terus-terusan menghubungi, apalagi kalau respons dari lawan bicara santai aja. Terlalu sering mengirim pesan bisa bikin mereka merasa kewalahan atau malah terganggu. Jadi, coba kasih ruang buat mereka membalas dengan tempo mereka sendiri, ya.

2.Selalu berharap ia menghabiskan setiap waktu luangnya bersamamu

ilustrasi selalu berharap ia menghabiskan waktu luangnya bersamamu (pexels.com/katerina holmes)
ilustrasi selalu berharap ia menghabiskan waktu luangnya bersamamu (pexels.com/katerina holmes)

Jika setiap kali ia punya waktu luang, kamu berharap atau bahkan nuntut buat selalu bareng kamu, ini bisa jadi tanda clingy. Misalnya, mereka baru aja pulang kerja atau kuliah, dan kamu langsung ngajak ketemuan tanpa ngasih mereka waktu buat istirahat atau mengurus hal lain. Padahal, punya waktu sendiri itu penting buat semua orang, termasuk dalam hubungan yang sehat.

Terus-terusan minta perhatian atau waktu bareng bisa bikin mereka merasa tertekan atau kehilangan kebebasan. Hubungan yang baik itu butuh keseimbangan antara waktu bersama dan waktu pribadi. Jadi, coba hargai waktu luang mereka tanpa selalu merasa harus jadi prioritas utama.

3.Selalu ingin membicarakan soal hubungan

ilustrasi selalu ingin membicarakan hubungan (pexels.com/alena darmel)
ilustrasi selalu ingin membicarakan hubungan (pexels.com/alena darmel)

Setiap obrolan jadi momen buat bahas hubungan kalian? Hati-hati, itu bisa jadi tanda clingy. Misalnya, baru ngobrol santai tentang hal random, eh tiba-tiba kamu bawa-bawa soal “Kita tuh gimana sih?” atau “Kamu masih sayang aku gak?”.

Emang sih, komunikasi itu penting dalam hubungan, tapi kalau terlalu sering overthinking dan minta kepastian terus-menerus, malah bisa bikin pasangan merasa capek. Gak semua hal harus dibahas serius, kadang menikmati kebersamaan tanpa tekanan juga penting. Hubungan yang sehat gak selalu diisi obrolan berat, tapi juga butuh momen santai tanpa drama. Jadi, santai aja dan nikmati prosesnya.

4.Marah saat pasangan nongkrong sama teman-temannya

ilustrasi marah karena pasangan lebih memilih nongkrong bersama dengan temannya (pexels.com/alena darmel)
ilustrasi marah karena pasangan lebih memilih nongkrong bersama dengan temannya (pexels.com/alena darmel)

Jika setiap kali pasangan pergi nongkrong sama gengnya, kamu langsung ngambek atau marah, itu bisa jadi tanda clingy. Mungkin kamu mikir, “Kok lebih milih mereka sih daripada aku?” atau merasa ditinggalin. Padahal, punya waktu buat bersosialisasi di luar hubungan itu penting banget, lho.

Semua orang butuh ruang buat tetap terhubung dengan lingkaran sosialnya tanpa harus merasa bersalah. Kalau kamu terus-terusan marah atau ngasih kode biar mereka gak pergi, hubungan bisa jadi gak sehat dan bikin pasangan merasa terkekang. Coba deh percayain mereka, karena hubungan yang kuat dibangun dari rasa percaya, bukan posesif.

5.Memberikan perhatian berlebihan

ilustrasi memberikan perhatian berlebihan (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi memberikan perhatian berlebihan (pexels.com/SHVETS production)

Memberi perhatian itu wajar dalam hubungan, tapi kalau over the top sampai setiap saat "ngecek", mengirim pesan manis tanpa henti, atau terus-menerus cari cara biar mereka fokus ke kamu, itu bisa jadi tanda clingy. Mungkin kamu pikir perhatian ekstra itu bakal bikin mereka merasa spesial, tapi kenyataannya bisa aja malah bikin mereka kewalahan.

Kadang, terlalu banyak perhatian justru bikin pasangan merasa gak punya ruang buat diri sendiri. Hubungan yang sehat butuh keseimbangan antara memberi dan memberi ruang. Jadi, gak perlu over do, biarkan perhatianmu terasa tulus tanpa kesan memaksa.

6.Pasangan bilang langsung kalau kamu terlalu clingy

ilustrasi seseorang mengatakan ke pasangannya bahwa ia terlalu clingy (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi seseorang mengatakan ke pasangannya bahwa ia terlalu clingy (pexels.com/SHVETS production)

Jika pasangan udah straight to the point bilang kamu terlalu nempel atau posesif, itu tanda jelas banget kalau sikapmu mulai bikin mereka gak nyaman. Mungkin awalnya mereka kasih kode halus, kayak minta lebih banyak waktu sendiri atau bilang lagi sibuk, tapi kalau udah ngomong langsung, berarti mereka serius.

Dengerin baik-baik tanpa defensif, karena ini bukan soal mereka gak peduli, tapi lebih ke butuh ruang buat bernapas dalam hubungan. Terlalu clingy justru bisa bikin hubungan renggang karena terasa berat. Coba refleksikan sikapmu dan bicarakan gimana caranya supaya hubungan tetap sehat dan nyaman buat kalian berdua.

7.Tidak pernah memberikan kesempatan pada pasangan untuk merasa kangen

ilustrasi ditelpon pasangan yang selalu menghubungi 24/7 (pexels.com/andrea piacquadio)
ilustrasi ditelpon pasangan yang selalu menghubungi 24/7 (pexels.com/andrea piacquadio)

Jika kamu selalu ada di sekitar mereka 24/7 baik itu lewat chat, telpon, atau mengajak ketemuan terus, mereka jadi gak punya waktu buat merasakan yang namanya kangen. Padahal, sedikit jarak dalam hubungan itu penting buat bikin perasaan tetap fresh dan gak monoton. Terus-terusan hadir tanpa jeda malah bisa bikin mereka ngerasa jenuh atau tertekan.

Hubungan yang sehat butuh keseimbangan antara kebersamaan dan waktu sendiri. Jadi, coba beri mereka ruang untuk menikmati waktu tanpa kamu, biar saat ketemu lagi, momen kalian jadi lebih bermakna. Ingat, kadang absence makes the heart grow fonder!

Bersikap perhatian dan peduli dalam hubungan itu penting, tapi kalau berlebihan malah bisa bikin hubungan jadi gak sehat. Clingy Person Syndrome gak cuma bikin pasangan merasa tertekan, tapi juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosionalmu sendiri. Jika kamu merasa beberapa tanda di atas relate dengan dirimu, gak ada salahnya untuk mulai refleksi dan pelan-pelan belajar memberi ruang, baik untuk dirimu sendiri maupun orang lain. Hubungan yang sehat itu dibangun dari rasa percaya, komunikasi yang baik, dan keseimbangan antara waktu bersama dan waktu pribadi. Ingat, kasih sayang yang sehat itu gak harus selalu nempel terus, tapi justru tahu kapan harus dekat dan kapan memberi ruang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us