Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Jangan Mengomentari Pasangan Kekasih Jomplang, Menyakitkan!

ilustrasi pasangan (pexels.com/Liliana Drew)

Pernahkah kamu melihat sepasang kekasih yang terlihat sangat berbeda? Perbedaan itu paling mudah tampak dari aspek fisik seperti postur, warna kulit, serta penilaian subjektifmu tentang paras keduanya. Kalau dirimu lebih mengenal mereka, barangkali kamu juga tahu perbedaan lain yang seperti bumi dan langit.

Contohnya dalam hal latar belakang pendidikan, ekonomi pribadi, serta profil keluarga masing-masing. Sebutan jomplang kerap disematkan pada pasangan yang perbedaannya sangat mencolok. Pun ada kecenderungan kamu memandang rendah pada salah satu dari mereka.

Walaupun komentar tentang betapa jomplangnya sepasang kekasih juga kerap dilontarkan banyak orang, dirimu gak usah menirunya. Tak perlu terlalu kaget dengan bersatunya dua orang yang begitu berlainan dalam satu atau beberapa hal. Sikapi fenomena tersebut secara biasa-biasa saja dan beri dukungan untuk hubungan mereka. Ini sebabnya cinta tak mengenal kata jomplang.

1. Cinta sejati lebih dari sekadar fisik, materi, dan latar belakang

ilustrasi pasangan (pexels.com/Thegiansepillo)

Cinta didominasi oleh perasaan. Kalau dua hati telah bertaut hal-hal seperti fisik, materi, dan latar belakang keluarga tidak lagi terlalu dipikirkan. Bahkan seakan-akan sama sekali gak masuk dalam pertimbangan. Sebaliknya, cinta yang hanya berkutat pada kriteria fisik, kekayaan calon pasangan, dan siapa ayah serta ibunya agak diragukan.

Meski semua kriteria tampak terpenuhi, perasaan yang tak terhubung bikin batin masing-masing gersang. Kebersamaan ini terlalu dipaksakan dan hanya berdasarkan pada logika manusia. Seolah-olah jika dua orang yang rupawan, punya kekayaan sebanding, serta latar belakang keluarganya mirip bakal bahagia untuk selamanya.

Semua itu sama sekali bukan jaminan. Baik persamaan maupun perbedaan dapat menjadi ujian dalam hubungan. Namun, hanya cinta sejati yang membuat sepasang kekasih mampu melalui berbagai ujian itu dengan baik. Bahkan cinta sejati yang tidak lagi memandang fisik, materi, dan latar belakang keluarga menjadi perekat segala bentuk perbedaan yang ada.

2. Keduanya sama-sama merasa beruntung dipersatukan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)

Pasangan yang dianggap jomplang kerap mendapatkan komentar yang menyakitkan. Di antaranya ialah salah satu dipandang sangat beruntung sudah dipilih oleh pasangannya yang dinilai lebih hebat.

Sebaliknya, orang yang diberi nilai lebih tinggi ini kadang disebut gak pintar mencari jodoh. Bisa juga ia diyakini kelak bakal menyesali keputusannya berpasangan dengan orang yang tidak sepadan.

Pandangan tersebut hanya menunjukkan kedangkalan pemikiranmu. Dua orang yang saling mencintai tak merasa merugi. Justru mereka berdua begitu bahagia dan penuh syukur sebab telah dipertemukan bahkan disatukan di dunia.

Hal-hal yang dilihat olehmu sebagai poin minus dari seseorang, bagi pasangannya boleh jadi sama sekali bukan masalah. Dia sadar bahwa dirinya juga tidak sempurna sekalipun di matamu luar biasa. Pasangannya yang paling mengetahui kekurangannya dan mampu menerimanya. Tak ada alasan untukmu merasa prihatin atas kebahagiaan orang lain.

3. Kriteria pasangan ideal berbeda setiap orang

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrei Calderon)

Jangan lupa bahwa bukan kamu yang sedang mencari jodoh atau berpasangan dengan seseorang. Hubungan mereka betul-betul urusan pribadi dan terkait dengan kriteria masing-masing. Dirimu barangkali sering membayangkan pasangan kekasih yang ideal harus semirip mungkin dalam berbagai aspek.

Seperti mereka sama-sama tinggi dan memiliki warna kulit tertentu. Akan tetapi, bagi orang lain boleh jadi kriteria seperti ini tidak berlaku. Orang dengan postur tinggi besar kadang tertarik dengan orang yang lebih mungil. Orang berkulit terang menganggap warna kulit gelap sebagai sesuatu yang eksotis.

Begitu juga terkait perbedaan tingkat pendidikan formal. Dua orang dengan tingkat pendidikan berlainan bukan artinya pasti gak nyambung. Selama seseorang pada dasarnya terbuka pada pengetahuan dan punya banyak pengalaman selama bekerja, pasti tak sulit untuk mengimbangi pasangannya. Demikian pula pasangannya yang berpendidikan formal lebih tinggi. Ia bisa gampang bosan jika mengobrol dengan orang dengan tingkat pendidikan sama.

4. Fisik dan materi mudah berubah, tapi kecocokan karakter bertahan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Eyyüp gürel)

Daya tarik fisik mudah sekali berubah. Sebagai contoh, warna kulit. Sebagus apa pun perawatan yang dilakukan, jika seseorang baru main di pantai beberapa jam pasti kulitnya menghitam. Belum lagi efek pertambahan usia dan gangguan kesehatan. Materi pun sama.

Tidak ada manusia yang dapat sepenuhnya aman dari kemungkinan kehilangan banyak harta dalam sekejap. Bahkan tanpa seseorang membuka bisnis atau ikut investasi berisiko tinggi. Misalnya, kebakaran hebat yang melenyapkan rumah serta kendaraannya. Kalau hal-hal yang bersifat fisik mudah sekali hilang, apa yang bisa tetap mengikat hubungan?

Itu hanyalah kecocokan karakter. Tanda dua orang bersesuaian secara watak adalah kebersamaan mereka memberikan kekuatan dalam diri masing-masing. Mereka tidak sebatas nyaman ketika bersama. Namun, juga mampu saling menguatkan serta melangkah maju. Pertengkaran pun gak pernah berlangsung sengit dan lama.

5. Kamu hanya merasa lebih baik ketimbang salah satu dari mereka

ilustrasi pasangan (pexels.com/Liliana Drew)

Saat kamu mulai sibuk menilai orang lain apalagi menganggap sepasang kekasih begitu jomplang, ada yang tidak beres dalam dirimu. Kamu harus segera berintrospeksi. Penilaian seperti itu cenderung muncul karena dirimu merasa lebih baik daripada orang lain. Misalnya, kamu tega menilai seseorang terlalu buruk rupa buat pasangannya.

Dirimu gak bakal menganggap orang lain seburuk itu kalau tak merasa diri sendiri lebih baik darinya. Apakah kamu benar-benar lebih baik darinya? Itu hanya perasaanmu saja. Ketika rasa bangga pada diri sendiri telah berlebihan, banyak orang menjadi terlihat payah di matamu. Toleransimu terhadap perbedaan menjadi rendah. 

Jangan-jangan kamu bahkan merasa lebih pantas menggantikan posisinya dalam hubungan. Kalau ya, ini tandanya dirimu cuma cemburu padanya. Diam-diam kamu menaksir pasangannya dan berharap dia lebih memilihmu daripada orang lain. Segera alihkan perhatianmu dari pasangan kekasih tersebut dan lakukan perbaikan diri.

Hubungan orang lain tidak untuk dikomentari panjang lebar. Apalagi kalau ujung-ujungnya kamu menyebut mereka sebagai pasangan yang jomplang. Perbedaan bukan sesuatu yang buruk dan malah dapat menjadi alasan ketertarikan di antara dua orang. Jangan menilai keserasian sepasang kekasih dari kacamatamu saja. Mereka yang menjalani dan merasakannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us