Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Role Blurring dalam Pernikahan, Lelah Secara Emosional

ilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/olia danilevich)

Globalisasi membawa perubahan pada kehidupan manusia. Seseorang bisa bekerja dan ikut rapat di mana saja secara online. Hal ini di satu sisi lebih efektif dan memudahkan.

Namun ada harga yang harus dibayar dari kebiasaan membawa pekerjaan pulang ke rumah. Mungkin kamu sedang melakukan quality time bersama keluarga. Namun kamu terus melihat gadget karena khawatir mendapatkan panggilan telepon untuk urusan kerja.

Salah satu akibat dari globalisasi terhadap keluarga adalah terjadinya role blurring. Apakah itu role blurring dan mengapa fenomena ini berbahaya bagi pernikahan?

1. Apa itu role blurring?

ilustrasi bekerja dari rumah (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Pertama kita harus mengetahui apa itu defininsi role blurring atau pengaburan peran. Dilansir Work and Family Researchers Network, menurut Schieman & Galvin, role blurring adalah frekuensi individu membawa pekerjaan ke rumah dan menerima kontak atau komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kerja normal.

Sementara itu, psikolog Mark Travers PhD, mengungkapkan dalam Psychology Today bahwa role blurring merupakan fenomena masa kini yang sulit dicegah. Urusan pekerjaan dan keluarga bercampur. Meskipun terlihat efisien, namun fenomena ini memiliki beban emosional tersendiri bagi sebuah hubungan, apalagi pernikahan.

"Pengaburan peran bersifat berbahaya, terutama karena sudah menjadi lumrah. Para peneliti menemukan bahwa role blurring khususnya berdampak bagi perempuan," kata Travers seperti dikutip Psychology Today.

2. Apa bahaya role blurring dalam pernikahan?

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Batasan yang kabur tentang pekerjaan dan urusan rumah tangga membuat pikiran seseorang terus berpindah-pindah antara 2 hal tersebut. Akibatnya, orang itu akan mengalami kelebihan beban kognitif. Menurut psrikolog, hal ini akan membuat seseorang sulit fokus, terkuras secara emosional, serta kesulitan dalam terkoneksi secara bermakna dengan orang lain.

Peran yang saling tumpang tindih ini akhirnya akan berpengaruh pada pernikahan dan keluarga. Jika salah satu pasangan megalami role blurring dan kelelahan, maka hal ini juga akan berdampak bagi hubungan romantisnya. Karena pasangannya pasti juga merasakan kelelahan orang tersebut dan memungkinkan terjadinya masalah.

“Dengan menjadi lebih tertekan, individu dapat mengalami kepuasan hubungan yang lebih rendah, baik karena kurang mampu berinvestasi dalam hubungan romantis mereka atau menjadi lebih pesimis, tidak sabaran, dan mudah tersinggung,” jelas Travers seperti dikutip Psychology Today.

Sayangnya, peneliti menyebutkan bahwa golongan yang paling rentan mengalami kelelahan emisional adalah perempuan bekerja, apalagi yang sudah berperan sebagai ibu. Dilansir ABC News, penelitian terkini dari Leah Ruppanner di The Future of Work Lab di Universitas Melbourne menemukan ibu menanggung 70 persen beban mental di rumah. Beban mental tersebut berpotensi mengurangi kepuasan dalam kehidupan pernikahan jika tidak dikomunikasikan dan dicari solusinya.

3. Cara menghindari bahaya role blurring

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Lantas, bagaimana cara menghindari bahaya role blurring yang berpengaruh buruk terhadap pernikahan? Sara Quinn, presiden Masyarakat Psikologi Australia lewat ABC News memberikan beberapa solusi yang bisa diterapkan.

  • Menetapkan batasan fisik yang sehat tentang pekerjaan dan rumah tangga. Kamu bisa menetapkan batasan seremonial seperti mandi sepulang kerja, atau berganti pakaian.

  • Komunikasikan batasan tentang pekerjaan dengan atasan. Misalnya kamu bisa menetapkan tidak akan membalas email setelah pukul 6 malam.

  • Jauhkan diri dari gawai ketika ada di rumah sehingga notifikasi pekerjaan tidak akan mengganggumu.

  • Komunikasikan dengan pasangan jika kamu merasa kelebihan beban. Kamu bisa meminta pembagian pekerjaan rumah yang lebih meringankan bebanmu.

  • Waktu untuk menyendiri bukanlah hal yang salah. Komunikasikan dengan pasangan bahwa kamu membutuhkan waktu untuk merecharge dirimu tanpa ingin diganggu.

Meskipun fenomena role blurring sulit dihindari, namun dengan berbagai usaha, efek buruknya bisa diminimalisir. Apakah kamu juga sedang terjebak dalam fenomena role blurring dan merasa kesulitan? Pastikan kamu menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan agar bebanmu berkurang, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us