Lagi Terjebak Friendzone, 5 Hal Ini Pasti Sering Bikin Hatimu Galau

Lama menjadi sahabatnya, tentu saja kamu hafal semua tentang dia, dari A sampai Z. Mulai dari hal remeh seperti makanan favorit sampai pada hal yang bersifat pribadi, seperti kebiasaan buruknya yang hanya segelintir orang terdekat saja yang tahu. Mengenal dia luar dalam, membuatmu merasa menjadi sosok sahabat yang paling mengertinya. Bahkan saat dia tengah terlibat masalah, tanpa di-kode pun kamu bisa tahu dengan sendirinya.

Tapi, tahu segala sesuatu tentang dia bukan berarti kamu bisa semudah itu memenangkan hatinya. Mungkin baginya kamu gak lebih dari seorang teman baik yang selalu bisa diandalkan. Tak ada terbersit keinginan di benaknya, untuk meresmikan hubungan kalian ke jenjang pacaran. Bisa jadi, keinginan itu hanya kamu seorang yang mendambakannya. Hati-hati ya, kalau tak ada juga signal balasan darinya, yang menandakan dia punya rasa yang sama denganmu, lebih baik buang jauh deh angan-angan itu.

Saat lagi jalan berdua gak jarang, kalian disangka pacaran. Dalam hati pasti kamu berbunga-bungan dan diam-diam mengaminkannya dalam hati. Padahal, kenyataannya kamu lagi kena jebakan friendzone dengannya. Saat ada teman yang mendesak kalian untuk jadian, kamu hanya membalas dengan candaan atau senyum tipis, agar dia gak merasa terganggu.

Fakta dia gak menunjukkan etikat ingin menjadikanmu kekasih, kadang membuatmu malas untuk sering-sering jalan berdua dengannya. Kenyang deh rasanya dibilang couple melulu, padahal aslinya cuma sebatas teman dekat saja.

Menjadi salah satu orang terdekatnya, gak heran kalau kamu kerap dijadikan tempat curhat. Mulai dari urusan remeh-temeh sampai pada masalah serius, seperti saat dia tengah naksir seseorang, gak luput diceritakannya padamu. Di situ mulai deh, timbul perasaan kawatir kalau ujung-ujungnya, dia jadian sama orang lain.

Tak heran kalau pada akhirnya, kamu berusaha mati-matian menjauhkan dia dari para gebetannya. Bahkan saat ada seseorang yang ingin mendekatinya, melalui kamu sudah pasti dirimu akan pasang tameng agar orang tersebut jangan sampai dekat dengannya. Kesannya jadi overprotective, ya.

Namanya sahabat sejati, pasti selalu ada dalam kondisi apapun. Terlebih lagi, ketika salah satu dari kalian sedang tertimpa musibah. Sebagai teman, baik kamu atau dia akan selalu sedia bahu saat salah satu di antara kalian tengah bersedih. Biasanya, kalau dia lagi gundah kamu selalu mengusahakan hadir untuk menemaninya. Menyediakan telinga untuknya berkeluh kesah, serta pasang badan supaya dia tetap kuat.

Sesungguhnya kamu ingin berbuat lebih untuknya, tapi niat itu mesti dipendam karena gak mau dia berpikiran yang tidak-tidak. Cukuplah, kamu menemani dan menguatkannya sebagai sahabat saja.

Poin terakhir ini pasti yang paling membuatmu galau tiap hari. Yap, sebagai seorang sahabat yang terjebak friendzone, kamu pasti memiliki keinginan untuk bisa mengutarakan perasaanmu yang sesungguhnya, padanya. Tak muluk-muluk diterima kok, kamu hanya ingin dia tahu kalau dirimu menyayanginya, melebihi seorang kawan karib. Akan tetapi, kalimat cinta tersebut gak bisa semudah itu keluar dari mulutmu. Pasti akan banyak pertimbangan yang wara-wiri di benakmu saat akan mengatakannya.

Ketakutan terbesarnya, tentu saja adalah hubungan kalian malah akan berantakan jika nantinya kalian naik level, jadi sepasang kekasih. Atau setidaknya, jika dia gak memiliki rasa yang sama, tentu nantinya kamu bakal sungkan saat jalan berdua dengannya. Begitu pula sebaliknya. Hubungan kalian bakal jauh berbeda dari sebelumnya.

Menghadapi kenyataan berada pada posisi friendzone, memang membuatmu serba salah. Di satu sisi perasaan manusia gak selalu bisa dikontrol, apalagi soal asmara. Ditambah lagi, cinta itu katanya buta. Kalau bisa memilih, tentu kamu gak bakal jatuh hati pada sahabat sendiri. But, who knows kan? Jadi, kalau kamu sekarang tengah dalam kondisi serupa, apa sih upaya yang kamu lakukan sejauh ini?