Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Diwaspadai saat Jatuh Cinta, Akal Sehat Gak Jalan!

ilustrasi pasangan (pexels.com/Belén)

Konon, jatuh cinta akan membuat hidupmu seperti pelangi. Penuh warna dan kamu menjadi lebih bersemangat setiap hari. Secara umum, perasaan yang timbul ketika dirimu falling in love amat positif. Namun, ada juga potensi bahaya di balik perasaan menyenangkan ini. 

Rasa cinta harus tetap dikendalikan dan dikelola dengan baik biar gak jadi bumerang. Ada istilah cinta buta dan lupa daratan yang menggambarkan begitu dominannya perasaanmu saat kasmaran. Ini mempersulit akal sehatmu bekerja dengan jernih. Pikiranmu dipenuhi oleh bayangan orang yang dicintai.

Juga keinginan buat kalian terus bersama-sama di mana pun serta kapan pun. Tak heran kalau cinta akhirnya juga bisa bikin orang terpuruk. Cintailah seseorang dengan wajar, jangan terlalu bucin, serta sadari duniamu lebih luas dari sekadar dirinya. Buat kebaikanmu sendiri, lima hal berikut perlu diwaspadai biar tak merugikan.

1. Keinginan buat memberikan segalanya untuk pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika kamu jatuh cinta berat pada seseorang, rasanya dirimu ikhlas sekali kasih apa pun ke dia. Jangankan ia meminta sesuatu darimu, gak ada permintaan saja kamu siap memberikan segalanya. Dirimu ingin dia tahu betapa besar cintamu padanya. Dari materi sampai seks mungkin akan direlakan demi menyenangkannya.

Gaya mencintai seperti ini termasuk berlebihan, ya. Makin banyak hal yang diberikan terlalu cepat olehmu, makin besar kemungkinan kelak kamu menyesalinya. Hubungan yang diharapkan berumur panjang bahkan abadi boleh jadi hanya seumur jagung. Ketika kalian berpisah, dirimu telah habis-habisan memberikan semuanya.

Kamu yang patah hati tak lagi mempunyai apa pun selain rasa sakit. Dirimu kehilangan terlalu banyak dibandingkan kebahagiaan yang sempat dirasakan bersama. Meski hatimu selalu ingin membanjirinya dengan berbagai bentuk perhatian serta cinta, kontrol dirimu. Jangan menggali lubang yang bakal bikin kamu sendiri terjatuh ke dalamnya.

2. Kelancaran aktivitas sendiri

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gera Cejas)

Orang yang dicintai mungkin terasa seperti pusat duniamu. Namun, kenyataannya duniamu gak cuma berisi dirinya. Ada kuliah yang mesti diikuti dan diselesaikan sampai dirimu wisuda. Ada pekerjaan yang harus dilaksanakan secara profesional dan kegiatan-kegiatan lainnya. 

Bila seluruh waktu serta energimu cuma dipakai untuk berpacaran, hidupmu malah terbengkalai. Padahal hidup yang tertata serta terus berkembang menjadi bagian penting kalau kamu hendak serius dengannya. Mencintainya kudu bisa tetap beriringan dengan rutinitasmu.

Jangan pernah dirimu bolos kuliah atau kerja hanya untuk berpacaran. Seolah-olah kalian gak punya waktu lain saja. Kencan cukup menjadi pengisi waktu luang kalian. Bukan malah itu dijadikan kegiatan utama, sedangkan kuliah atau pekerjaanmu dikesampingkan. Pacaran yang sehat tidak boleh mengganggu aktivitas masing-masing.

3. Menutup mata dan telinga dari kabar miring tentangnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alla Sergeeva)

Paham sih, dia di mata kamu sangat sempurna. Ketika dirimu mendengar berita miring tentangnya, hal pertama yang kamu rasakan mungkin malah marah. Ia yang dikabarkan negatif, tapi dirimu seakan-akan tidak terima. Meski selentingan itu belum tentu benar, sebaiknya kamu tak terburu-buru menyangkal.

Justru ini saat yang tepat buatmu melakukan penyelidikan. Jangan-jangan kabar negatif seputar dirinya memang benar. Kamu harus tetap berhati-hati serta tidak berat sebelah walaupun lagi jatuh cinta pada seseorang. Sebagai contoh, beberapa orang mengatakan gebetanmu punya banyak pacar.

Tentu dirimu gak mau cuma dipermainkan olehnya. Mending kamu mencari tahu dulu siapa saja pacarnya sekarang dan caranya mendekati sekaligus mengelabui mereka. Bila kabar itu terbukti benar, pasti dirimu sedih. Tetapi juga ada sisi untungnya. Kamu belum terlambat untuk menjauh darinya daripada kelak cuma sakit hati oleh perilakunya. Jadikan kabar miring tentangnya sebagai peringatan dini yang perlu diwaspadai.

4. Terlalu fokus ke dia, abai pada orang-orang terdekatmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Anil Sharma)

Orang yang dicintai seolah-olah mengalihkan duniamu. Pikiranmu tidak bisa terlepas darinya. Setiap saat kamu hanya ingin bersamanya. Segala bentuk perhatian dicurahkan untuknya seorang. Apalagi ketika ia merespons perhatianmu dengan cukup positif, dirimu tambah lupa segalanya.

Tanpa sadar, kamu justru abai pada orang-orang terdekatmu seperti orangtua dan saudara kandung. Dirimu siap 24 jam dalam sepekan buat gebetan atau pacar, tetapi malah gak siaga untuk mereka. Sebagai contoh, saudara ketika sakit pergi berobat sendiri dengan naik taksi. Meski sebetulnya kamu bisa mengantarnya.

Dirimu lebih memprioritaskan mengantar pacar atau jalan bersamanya. Sikap seperti ini tak boleh diteruskan. Keluargamu selalu ada untukmu, sedangkan hubungan dengan pacar belum tentu awet. Bahkan bila kelak kalian menikah, dirimu tetap harus tahu kapan saatnya memperhatikan pasangan saja dan kapan mesti peduli pada keluarga besar.

5. Keinginan menikah secepatnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gera Cejas)

Sekilas, keinginan seperti ini terlihat bagus. Kamu seakan-akan sangat siap dan fokus pada hubungan yang halal. Akan tetapi, benarkah dirimu siap untuk berumah tangga dalam waktu sesingkat ini? Kamu mesti betul-betul mengukur kematangan psikismu dan pasangan. 

Soal kemampuan finansial juga wajib dipikirkan. Kalian tak harus kaya raya ketika menikah, tetapi perlu sama-sama punya penghasilan yang cukup. Lebih dari itu, kamu dan pasangan juga kudu saling mengenal dengan baik. Jangan cuma perkenalan di permukaan karena yang tampak pasti cuma sisi positifnya saja.

Apalagi kalau dirimu sebatas terpikat pada fisiknya, jangan-jangan hawa nafsu lebih besar daripada keseriusanmu buat berumah tangga. Tidak apa-apa sejak awal kamu mendekati seseorang dengan maksud melangkah ke pelaminan. Tapi prosesnya jangan terburu-buru seperti dirimu takut kehabisan waktu. 

Jatuh cinta bisa berakibat kurang baik jika kamu tidak berhati-hati. Belum tentu orang yang dicintai betul-betul bertabiat baik. Bila pun dia baik, terkadang ada ketidakcocokan di antara kalian yang baru akan terlihat beberapa saat kemudian. Jaga keseimbangan antara perasaanmu yang sedang kasmaran dengan akal sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us