Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Seseorang Sulit Jatuh Cinta meski Banyak yang Suka, Kenapa Ya?

ilustrasi merenung (pexels.com/Ron Lach)

Meskipun dikelilingi banyak orang yang menyukai, tidak semua orang bisa dengan mudah membuka hati. Ada yang membutuhkan waktu lebih lama untuk merasakan cinta karena berbagai pengalaman dan karakter pribadi. Sikap hati-hati ini bukan berarti mereka sombong atau tidak butuh cinta.

Justru, mereka hanya ingin memastikan perasaan yang datang itu benar dan tulus. Kalau kamu merasa seseorang tak kunjung membuka hati meski punya banyak pengagum, bisa jadi mereka termasuk dalam kategori ini. Berikut ini adalah tujuh tanda seseorang sulit jatuh cinta, meski banyak yang suka.

1. Pernah trauma dengan hubungan masa lalu

ilustrasi cemas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Salah satu alasan utama seseorang sulit jatuh cinta adalah karena pernah terluka di masa lalu. Pengalaman pahit seperti diselingkuhi, diabaikan, atau dibohongi bisa meninggalkan bekas mendalam. Akibatnya, mereka jadi sangat berhati-hati dalam membuka hati lagi.

Mereka merasa harus melindungi diri dari kemungkinan terluka kembali. Perasaan takut disakiti membuat mereka memasang pagar tinggi bagi siapa pun yang ingin mendekat. Padahal mungkin saja, mereka sebenarnya juga ingin mencintai dan dicintai lagi.

2. Terlalu nyaman dengan kesendirian

ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada orang-orang yang sangat menikmati waktunya sendiri dan merasa damai dalam kesendirian. Mereka bisa merasa lebih bebas, tidak harus memberi kabar atau mempertimbangkan perasaan pasangan. Hal ini membuat mereka enggan menjalin hubungan baru.

Karena sudah terlalu nyaman, ide tentang hubungan romantis justru terasa seperti gangguan. Mereka merasa bisa bahagia tanpa kehadiran pasangan dalam hidupnya. Akibatnya, ketertarikan dari orang lain pun tidak dianggap sebagai sesuatu yang perlu ditanggapi serius.

3. Terlalu selektif dalam memilih pasangan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Memiliki standar dalam mencari pasangan itu wajar, tetapi terlalu selektif bisa menjadi hambatan. Mereka kerap memikirkan banyak hal secara berlebihan sebelum membuka diri pada seseorang. Setiap calon pasangan akan dianalisis sedetail mungkin, bahkan sampai ke hal-hal kecil.

Mereka tidak mudah tertarik hanya karena wajah atau pencapaian. Bagi mereka, kepribadian, nilai hidup, dan kecocokan emosional adalah hal yang sangat penting. Karena proses seleksi ini begitu ketat, jarang sekali ada yang bisa lolos dari penilaian mereka.

4. Terlalu fokus pada karier atau tujuan pribadi

ilustrasi fokus (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada juga orang yang sedang sangat fokus membangun karier atau mengejar tujuan pribadi. Dalam fase hidup ini, cinta bukanlah prioritas utama. Mereka merasa bahwa menjalin hubungan hanya akan mengganggu fokus mereka.

Kalau pun ada orang yang tertarik, mereka akan menjaga jarak karena tidak ingin terbagi antara cinta dan ambisi. Pikiran mereka terlalu penuh dengan target yang ingin dicapai. Akhirnya, mereka pun tak pernah memberi ruang untuk cinta masuk dalam hidupnya.

5. Tak mudah percaya pada orang lain

ilustrasi memandang (pexels.com/Keira Burton)

Kepercayaan adalah dasar dari sebuah hubungan. Namun, sebagian orang sulit memberikan kepercayaan, apalagi jika pernah dikhianati. Rasa curiga dan overthinking sering muncul setiap kali ada yang mencoba mendekat.

Mereka selalu mempertanyakan niat orang lain, takut kalau semuanya hanya manis di awal. Bukannya membuka hati, mereka malah membangun tembok agar tak terlalu dekat dengan siapa pun. Walau banyak yang menyukai, mereka tetap menjaga jarak demi rasa aman.

6. Tidak bisa move on dari cinta lama

ilustrasi merenung (pexels.com/Migs Reyes)

Masih menyimpan rasa pada mantan atau cinta lama juga bisa menjadi alasan kenapa seseorang sulit jatuh cinta lagi. Meskipun sudah lama berpisah, hati mereka tetap tertambat pada kenangan masa lalu. Hal ini membuat mereka membandingkan semua orang baru dengan sosok yang pernah dicintai.

Setiap pendekatan baru terasa tidak cukup memuaskan karena standar yang dipakai masih bayangan orang lama. Akibatnya, mereka jadi tidak adil dalam menilai orang yang datang. Padahal, cinta baru tak akan pernah bisa tumbuh jika hatinya masih terikat masa lalu.

7. Tidak merasa butuh hubungan romantis

ilustrasi bahagia (pexels.com/Kindel Media)

Ada juga orang yang merasa tidak perlu menjalin hubungan romantis untuk merasa utuh. Mereka percaya bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri sendiri, bukan dari pasangan. Cinta bukan sesuatu yang mereka kejar, apalagi jika merasa sudah bahagia dengan hidupnya.

Mereka lebih memilih fokus pada hubungan keluarga, pertemanan, atau pengembangan diri. Meskipun banyak yang tertarik, mereka tak merasa perlu membalas ketertarikan itu. Bukan karena sombong, tapi memang mereka sudah merasa cukup.

Mencintai dan dicintai memang indah, tapi tidak semua orang memprioritaskan hal itu dalam hidupnya. Ada yang butuh waktu, ada yang butuh proses, dan ada juga yang memang belum ingin terlibat dalam hubungan. Yang terpenting, kita bisa saling menghargai pilihan satu sama lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us