Hindari 5 Hal Ini saat Bertengkar dengan Pasangan, Versi Love Language

Mustahil untuk tidak memberikan perbedaan pendapat dalam sebuah hubungan. Oleh karena itu, beradu argumen adalah hal yang lumrah dan kadang membuat hubungan sementara harus melakukan penyesuaian.
Bahasa cinta atau love language yang biasanya digunakan dalam mengekspresikan rasa sayang pada pasangan ternyata juga dapat berpengaruh saat bertengkar. Nah, poin-poin di bawah ini merupakan hal yang harus kamu hindari saat bertengkar sesuai dengan love language pasangan!
1. Pasangan words of affirmation? Jangan lontarkan kata 'selalu' saat berantem!

Untuk pasangan yang memiliki words of affirmation sebagai love language-nya, ia akan memperhatikan dengan seksama segala perkataan yang diterima. Maka dari itu, hindari menggunakan kata 'selalu' di argumen yang dikeluarkan saat bertengkar.
“Mengatakan seseorang ‘selalu’ melakukan hal tertentu adalah pernyataan yang dilebih-lebihkan dan menuduh. Hal ini juga menyiratkan bahwa seseorang perlu diperbaiki tetapi tidak akan pernah bisa mengubah perilakunya,” ujar Chris Ownby, seorang penulis dilansir First Things First.
Ketika kamu melontarkan kata ‘selalu’, argumen tersebut akan diterima sebagai fakta yang terjadi secara nyata. Dengan cara lain, gunakan sudut pandang orang pertama daripada membuat pernyataan terhadap pasangan.
2. Meminta kembali barang yang kamu berikan pada pasangan yang senang menerima hadiah

Jika kamu pernah memberi hadiah untuk pasangan yang mempunyai love language berupa receiving gifts, jangan meminta kembali pemberian tersebut. Dengan begitu, ia akan menganggap pemberian tersebut tidak berarti apa-apa.
Perlu diketahui, kalian hanya memiliki perbedaan pendapat pada suatu hal bukan pada keseluruhan hubungan. Jangan sampai rasa kesal mengontrol diri hingga ke banyak hal.
3. Hindari agresif secara fisik pada pasangan yang memiliki love language physical touch

Kekerasan dalam bentuk apa pun selalu tidak dapat dibenarkan. Oleh karenanya, coba lakukan diskusi bersama pasangan agar lebih menguntungkan dan menghindari kejadian yang merugikan.
“Sejumlah faktor risiko yang berbeda telah terlibat dalam kekerasan pasangan intim. Beberapa di antaranya adalah faktor risiko individu, sementara yang lain berhubungan dengan aspek hubungan itu sendiri,” ujar Kendra Cherry, seorang penulis dilansir Verywell Mind.
Dampak yang dirasakan jika kamu melibatkan fisik ketika bertengkar yaitu trauma yang timbul pada pasangan. Hal ini akan menurunkan kepercayaannya dan menurun keintiman hubungan.
4. Perhitungan pada pasangan yang act of service

Bahasa cinta act of service berkaitan dengan melakukan hal-hal yang disukai oleh pasangan. Orang dengan love language ini menyukai jika perlakuan tanpa diminta atau dilakukan oleh pasangan dengan sukarela.
Tidak jarang, ketika suatu pasangan sedang bertengkar, mereka akan mengingat apa aja hal yang telah dilakukan untuk hubungan tersebut. Dengan mengungkit perlakuan yang sudah dilakukan untuk pasangan, hal tersebut hanya akan membuat seolah rasa sayang tidak diberikan secara sengaja dan ikhlas.
5. Melakukan silent treatment terlalu lama untuk pasangan yang quality time

Silent treatment merupakan perilaku mengabaikan atau mendiamkan seseorang, terutama ketika sedang terjadi permasalahan. Perilaku ini biasanya dilakukan untuk memberikan waktu luang bagi pasangan dalam berpikir dan menenangkan diri.
Orang dengan love language berupa quality time menyukai hal yang dihabiskan bersama. Silent treatment yang terlalu lama akan menurunkan rasa percaya dan sayang satu sama lain. Jika sudah merasa lebih baik dan tenang, cobalah untuk mengajak pasangan bertemu untuk berdiskusi terkait masalah dengan kepala dingin.
Konflik yang ada pada suatu hubungan bukan menjadi alasan hubungan tidak berjalan dengan baik. Semua tergantung pada bagaimana orang yang ada dalam hubungan tersebut mengatasi dan mencari jalan tengah dari masalah sehingga membuat hubungan memiliki kualitas yang lebih baik kedepannya.