"Iya, Kita Cuma Temenan, Kok..."

Terlambat datang saat hari pertama, itu ceritaku di awal pelajaran di kelas Bahasa Inggris...
Tapi bagi anak lain yang satu kelas denganku, ceritaku setiap hari adalah datang terlambat di semua mata pelajaran.
Hari pertama aku gagal bertatap muka dan mengikuti pelajaran dosen yang akupun belum tahu seperti apa pak dosen yang tersebut pada jadwal yang aku genggam di tanganku.
Jujur, bukan penyesalan karena tidak bertemu dosen namun penyesalan tidak dapat absen pada hari itu.
Yeaaay aku kehilangan satu hari nilai absen, murung kesel tapi ketawa sambil masuk ke ruang TU.
Baru beberapa menit aku diminta duduk petugas administrasi, kamupun datang masuk menghampiri sembari mengucap salam dan berbincang banyak hal pada petugas yang ada dihadapanku.
Ooo anak ini sudah terkenal di kampus ya? "bisikku dalam hati" sambil membalas senyumnya tanda perkenalan.
pertemuan pertama, namamu belum tertoreh pada keningku
Lalu Kita adalah Teman

Dua hari kemudian baru aku tahu namamu, dengan tanpa ku tahu bahwa kamu sudah terlebih dahulu mencari tahu tentangku pada petugas TU di kampus.
Pertemuan berikutnya kita tak saling bicara, namun setelah terdapat contact bbm kita banyak berbincang lewat aplikasi chatting.
Dari chatting itulah terkumpul keberanianku untuk berteman denganmu di kesempatan bertemu selanjutnya.
Awal kisah dimulai, hari ini aku berteman denganmu hai orang baru yang asalnya dari jauuuh pelosok kota di seberang pulau Jawa.
Setelah terjadi saling menyapa, kini aku tahu siapa nama dan kota asalmu menuju Jakarta
dan Sekarang Kita Lebih Dekat dari Sekedar Teman

Menurutku adalah hal biasa saat aku merasa lebih confident berteman dengan seorang pria, karena basicly aku adalah wanita tomboy dari segi pergaulan namun bukan penampilan..
Namun kenyamanan yang aku rasakan saat aku menjadi temanmu kali ini semakin lama semakin menyeruak.
Dekat dan hangatnya kita saat bersama dan bertemu sudah lebih cukup menjelaskan betapa antara kita terjalin rasa untuk saling melindungi.
Lambat laun aku dan kamu membuka halaman baru yang sedianya adalah untuk kita bertukar informasi dan cerita tentang diri kita masing-masing, menjadi halaman untuk kita rangkai cerita baru yang terjadi pada kita berdua selama bersama.
Aku tahu segala hal tentangmu, begitupun kamu yang tek sedikitpun aku tertinggal menceritakan apapun yang terjadi padaku.
Semakin hari semakin banyak kita habiskan cerita bersama, bukan dengan orang lain...
Ya, cuma kita berdua.
kini rasanya, kamu bukan sekedar teman bagiku namun sudah jadi bagian dari rindunya aku akan sosok seorang kakak yang melindungiku
Setelahnya, Orang Beranggapan Kita adalah Sepasang Kekasih

Rasa aman sebagai kakak untukku ternyata semakin waktu bertambah kepada rasa takut kehilangan.
Aku dan kamu akhirnya saling mengungkapkan ada rasa sayang yang lebih dari sepasang adik dan kakak, kami menyimpulkan itu adalah cinta.
Cinta kami tumbuh begitu hebat dalam hati dan sanubari.
Semua orang bisa melihat adanya cinta antara kita berdua, namun kita memang sepakat untuk tidak menjadi sepasang kekasih namun mengakui bahwa kita saling mencintai satu sama lain.
Cinta kita sudah bersemi dengan sejuknya seiring berjalannya waktu, dengan tanpa menjadi sepasang kekasih kami saling menjaga perasaan masing-masing.
Begitulah kami meluruskan rasa cinta kami untuk tidak ingin saling menyakiti antara satu dengan yang lainnya.
Sesungguhnya rasa ingin memiliki adalah besar adanya, namun yang terjadi kepada kami mengharuskan perasaan itu untuk tidak dijalani maunya.
Kemudian hari, hangatnya rangkulan kakak yang aku rasa darimu berubah menjadi cinta yang sakit bila aku harus kehilanganmu
Memang Kita Cinta, tapi Ga Jadian kok...

Terimakasih untukmu Sang Maha Cinta, Kau ajarkan aku untuk memendam pedih bersama ikhlas yang sungguh berat dalam hati namun dengan bahagia oleh rasanya jatuh cinta pada seseorang yang mendekap erat indahnya sanubari.
Pada akhirnya kita tidak dapat saling memiliki, pun begitu besar rasa cintaku untukmu dan rasa cintamu untukku.
Seberapa kuatnya menolak tetap kita sudah saling dijodohkan oleh masing-masing pilihan orang tua kita, rasa cinta tulus ini tetap terjaga untukmu sampai nanti tiba saatnya aku harus melangkah bukan denganmu namun dengannya kepelaminan.
Berharganya cinta yang dapat kita rasakan, seberharga kesempatan kita untuk memilih pasangan tepat dari dalam hati bukan dari kehendak orang lain yang wajib kita bahagiakan.
Jangan pernah merusak rasa tulus cinta hanya dengan nafsu sesaat yang memaksa melawan arus