Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Tamu Pernikahan yang Sebaiknya Gak Diundang

Pernikahan
ilustrasi pernikahan (pexels.com/Soner Görkem)
Intinya sih...
  • Mantan sebaiknya tidak diundang karena bisa menciptakan suasana yang awkward dan kacau, terutama jika hubungan masih canggung.
  • Teman yang suka jadi pusat perhatian sebaiknya tidak diundang karena bisa mengganggu jalannya acara, atau membuat suasana menjadi tidak nyaman.
  • Rekan kerja yang tidak terlalu dekat sebaiknya tidak diundang karena hanya akan menciptakan suasana kaku dan formalitas belaka.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap pasangan pasti ingin hari pernikahannya berjalan lancar, penuh kebahagiaan, dan dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar tulus merayakan cinta mereka. Faktanya, gak semua tamu undangan datang dengan niat baik atau energi positif.

Menentukan daftar tamu undangan memang jadi salah satu hal paling tricky dalam persiapan pernikahan. Di satu sisi, kamu ingin menghormati orang-orang tertentu. Tapi di sisi lain, terlalu banyak tamu justru bisa menguras bujet dan energi. Makanya, penting banget buat selektif. Berikut ini lima jenis tamu yang sebaiknya gak perlu diundang di hari pernikahanmu.

1. Mantan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)

Kedengarannya klise, tapi ini nyata. Mengundang mantan ke pernikahan sering dianggap sebagai tanda kedewasaan, padahal bisa berujung awkward bahkan kacau. Kalau kamu dan mantan masih dalam tahap “teman tapi canggung”, sebaiknya pikir dua kali.

Situasi di pernikahan akan penuh emosi, ada haru, bahagia, dan nostalgia. Bayangin aja kalau mantan datang dengan pasangan baru dan kamu atau pasanganmu belum benar-benar move on. Bisa-bisa suasana hati jadi gak karuan. Belum lagi kalau ada tamu lain yang tahu sejarah kalian dan mulai berbisik-bisik. Jadi, gak usah dipaksakan untuk “terlihat dewasa”, ya!

2. Teman yang terlalu drama dan suka jadi pusat perhatian

ilustrasi teman (pexels.com/elly-fairytale)
ilustrasi teman (pexels.com/elly-fairytale)

Tipe ini juga gak kalah berisiko. Ada saja orang yang gak bisa menahan diri untuk jadi spotlight, bahkan di hari yang seharusnya bukan miliknya. Mereka mungkin datang dengan outfit berlebihan yang hampir menyaingi pengantin, atau sibuk bikin konten video dan selfie tanpa henti sampai mengganggu jalannya acara.

Dalam beberapa kasus, ada juga yang suka bergosip soal makanan, dekorasi, seolah dunia harus tahu pendapatnya. Kalau kamu tahu punya teman yang karakternya seperti ini, lebih baik pertimbangkan untuk tidak mengundangnya. Atau kalau pun diundang karena alasan tertentu, pastikan panitia atau MC tahu bagaimana mengontrol situasi.

3. Rekan kerja yang gak terlalu dekat

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Edmond Dantès)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Edmond Dantès)

Mungkin ada rasa gak enak kalau kamu gak mengundang rekan kerja, apalagi kalau tiap hari sering ketemu di kantor. Tapi jujur saja, kalau hubungan kalian gak lebih dari sekadar obrolan basa-basi di ruang meeting, mungkin gak perlu sampai diundang ke acara pribadi sebesar pernikahan.

Mengundang mereka hanya karena formalitas justru bisa bikin suasana jadi kaku, dan mereka gak tahu banyak soal kehidupan pribadimu di luar pekerjaan. Selain itu, semakin banyak rekan kerja yang gak dekat, semakin besar kemungkinan muncul komentar yang gak diinginkan. Lebih baik prioritaskan orang-orang yang punya hubungan emosional dengan kamu dan pasangan.

4. Saudara atau keluarga yang sering bikin drama

ilustrasi keluarga besar (pexels.com/askar-abayev)
ilustrasi keluarga besar (pexels.com/askar-abayev)

Kadang, drama di pernikahan justru datang dari keluarga sendiri. Ada saudara yang suka merasa paling penting, tante yang hobi berkomentar pedas, atau paman yang sukanya mengatur. Mereka mungkin bagian dari keluarga besar, tapi kalau kehadirannya berpotensi menimbulkan masalah, gak ada salahnya untuk mempertimbangkan dengan hati-hati.

Kamu tentu gak bisa menghindari semua anggota keluarga, tapi bisa membatasi. Misalnya dengan membuat daftar undangan inti, lalu menyeleksi siapa yang benar-benar dekat dan bisa menjaga suasana. Terkadang, menjaga jarak dari kerabat yang toxic adalah cara terbaik untuk menjaga momen berharga tetap damai.

5. Teman atau kenalan yang sudah lost contact lama

ilustrasi menggunakan ponsel (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi menggunakan ponsel (pexels.com/Ron Lach)

Tipe tamu ini sering bikin dilema. Dulu mungkin kalian dekat banget, tapi seiring waktu, komunikasi berhenti, dan kalian gak lagi saling bertukar kabar. Lalu tiba-tiba kamu bingung, “Perlu gak ya ngundang dia?”. Kalau sudah bertahun-tahun gak berhubungan, mungkin kehadirannya di pernikahanmu gak lagi relevan.

Mengundang teman lama yang sudah lost contact sering kali hanya karena nostalgia, bukan kedekatan saat ini. Bahkan kadang mereka juga merasa canggung kalau tiba-tiba diundang oleh seseorang yang udah lama gak mereka ajak bicara. Bisa jadi mereka datang hanya karena sungkan, bukan karena benar-benar ingin berbagi kebahagiaan.

Pernikahan adalah momen sakral, bukan sekadar acara sosial. Kamu dan pasangan punya hak untuk menentukan siapa yang boleh hadir dan siapa yang sebaiknya tidak. Jangan biarkan tekanan sosial atau rasa sungkan membuatmu mengundang orang yang justru bisa merusak suasana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Pernak-Pernik Pernikahan Aktris Thailand Davika Hoorne, Modern

10 Nov 2025, 15:52 WIBLife