5 Kesalahan Saat Mencoba Cut Off Seseorang, Perlu Hindari!

- Hindari ghosting, berikan penutupan yang layak
- Jaga nama baik, hindari menjelek-jelekkannya di depan orang lain
- Hindari drama media sosial, bicarakan langsung secara elegan
Merasa gak sih, semakin dewasa, kita semakin paham mana yang hanya jadi kenangan dan mana yang perlu dipertahankan. Sebab, kita sudah lebih peduli terhadap kesehatan mental dan emosional sendiri. Maka, di fase dewasa ini, gak sedikit dari kita termasuk kamu yang memilih untuk cut off teman.
Hal ini dilakukan untuk kebaikan diri sendiri. Sebab, bisa saja, saat kamu mempertahankannya, kalian terus berada dalam hubungan yang gak sehat. Jadi, salah satu jalan keluarnya adalah melakukan cut off. Namun, ada sejumlah kesalahan yang gak disadari saat mencoba cut off orang yang dirasa merugikan. Kalau kamu ingin cut off temanmu, sebaiknya kamu menghindari perilaku ini!
1. Menghilang tiba-tiba tanpa alasan alias ghosting

Perilaku ghosting memang hal yang umum terjadi dalam sebuah hubungan. Namun, kalau komunikasi di antara kalian sudah berjalan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya, menghilang tiba-tiba tanpa alasan jadi terasa amat menyakitkan.
Kedewasaan memang membuat kamu lebih memahami makna kehidupan, termasuk tentang orang yang datang dan pergi, people come and go, tapi gak ada salahnya memberikan kesempatan kepada temanmu untuk memahami situasi dan mendapat penutupan yang layak. Ini jika keadaannya memungkinkan, ya.
Perpisahan dengan selamat tinggal jauh lebih baik dibanding pergi begitu saja tanpa pamit. Dilansir laman halodoc, orang yang terkena ghosting bisa mengalami dampak psikologi. Dampak itu seperti perasaan depresi, marah, bingung, sampai merasa tidak diinginkan.
2. Menjelek-jelekkannya di belakang

Memutuskan untuk cut off temanmu bukan berarti kamu bebas menjelek-jelekkannya di depan teman-teman lain tanpa sepengetahuannya. Cut off diperbolehkan, tapi menjelek-jelekkan jangan. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, jangan sampai kamu tergoda untuk menyebarkan isu yang bisa menjatuhkan reputasinya hanya karena kamu gak suka dengannya.
Alih-alih bersikap demikian, tetap jaga nama baiknya, bicarakan saja hal-hal yang positif tentangnya. Ingat, bersikap respek tetap penting. Bergosip gak hanya bisa merusak citra orang yang digosipkan, tapi juga bisa merusak citramu sebagai orang yang menyebarkan gosip. Fokus pada dirimu sendiri untuk memutus hubungan dan menjaga privasi.
3. Terlibat drama media sosial

Rasanya, jari-jemari gatel ya untuk gak mengunggah apa yang kita rasakan dan pikirkan, termasuk ketika kita gak suka dengan orang lain karena orang itu dinilai merugikan. Mungkin, untuk mengeluarkan unek-unek, kamu memutuskan untuk mengunggah status di media sosial yang sifatnya menyindir. Selang beberapa menit, orang yang merasa tersindir mengunggah status yang seakan menjadi status balasan. Terciptalah drama media sosial. Ini gak banget, ya. Perilaku ini menunjukkan kurangnya kedewasaan dan kematangan emosional.
Saat kamu meng-cut off seseorang, hindari menyindir atau terlibat dalam drama media sosial lainnya. Kalau kamu ingin mengutarakan suatu hal padanya, bicarakanlah secara langsung dengan orang yang bersangkutan secara elegan. Apa gunanya menyindir di media sosial? Ingat, platform media sosial merupakan ruang publik, membuat drama di media sosial hanya akan menjatuhkan martabat kamu. Lakukan cut off secara privat.
4. Gak tegas dalam menjaga jarak setelah cut off

Kamu telah berhasil memutuskan hubungan dengan temanmu, menjaga jarak. Kalau sudah begini, kamu harus bersikap konsisten, jangan labil. Berkomunikasi seperlunya saja, jangan keesokan harinya, karena kamu merasa penasaran dengan kehidupan barunya, kamu kemudian melakukan komunikasi intens dengannya, lalu lusanya kamu bersikap dingin lagi.
Kalau kamu memutuskan untuk cut off seseorang, kamu harus tegas dengan pilihanmu. Tetapkan batasan yang jelas setelah cut off. Ketidakjelasan dengan mengirim sinyal campur aduk padanya hanya akan membingungkannya dan di kondisi tertentu dapat menyulitkan proses penyembuhannya. Meskipun kamu cut off seseorang, menjaga perasaan mereka menunjukkan empati dan kemanusiaanmu terhadapnya. Jadi, jangan memainkan perasaannya dengan bersifat labil dan gak tegas, ya.
5. Menjelaskan dengan kasar dan menyalahkan tanpa introspeksi

Saat kamu memungkinkan untuk memberi penjelasan, lakukan hal itu dengan komunikasi efektif. Hindari menjelaskan dengan kasar. Misalnya, menggunakan kata-kata kasar dan menyalahkan tanpa melakukan introspeksi.
Kamu memang merasa kesal dan marah sehingga memutuskan untuk cut off temanmu, tapi bukan berarti kamu bebas menumpahkan emosi tersebut secara buruk kepada temanmu. Alih-alih bersikap impulsif dan konfrontratif, berikan dirimu waktu untuk menenangkan diri dan memproses emosi itu secara pribadi. Ketika siap, kamu bisa menjelaskannya dengan tenang.
Apakah kamu pernah melakukan tindakan-tindakan itu saat cut off seseorang dalam hidupmu? Kalau kamu bisa mengakhiri sebuah hubungan dengan penutupan yang baik, kenapa enggak? Kamu bisa kok mengakhiri hubungan dengan bijak dan bermartabat, tanpa drama, tanpa konfrontasi, tanpa resentment. Dengan begitu, kalian pun gak sama-sama terluka lagi, gak meninggalkan kenangan akhir yang buruk.