Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kesalahpahaman Tentang Cinta pada Pandangan Pertama, Ketahui!

ilustrasi wanita memperhatikan seseorang (pexels.com/jepgambardella)

Cinta pada pandangan pertama kerap digambarkan sebagai momen ajaib di mana dua orang langsung saling jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Ide ini memang menarik dan sering muncul dalam cerita romantis, namun ada beberapa pemahaman yang mungkin keliru tentang konsep ini.

Meski terasa begitu nyata dan kuat, benarkah cinta semacam ini seperti yang dibayangkan banyak orang? Beberapa ahli telah berbagi pandangan mereka. Yuk, kita telusuri kesalahpahaman tentang cinta pada pandangan pertama melalui artikel berikut!

1. Cinta pada pandangan pertama adalah takdir

ilustrasi mengunjungi taman hiburan (pexels.com/punttim)

Banyak yang percaya bahwa cinta pada pandangan pertama adalah tanda jodoh atau takdir. Namun, Sofia Robirosa, MBA, LMFT, CAP, PWH-C, seorang konselor atau terapis hubungan, dilansir Brides, menjelaskan bahwa ini bukanlah cinta, melainkan hasil dari reaksi kimia dalam otak dan tubuh. 

“Pada dasarnya, ini adalah hasil kecocokan endorfin yang kuat antara dua orang, yang menunjukkan adanya ketertarikan fisik,” jelasnya. “Namun, ini tidak berarti bahwa orang tersebut adalah pasangan yang cocok untuk seumur hidup,” tambahnya. 

Ketertarikan fisik memang memainkan peran penting dalam menjaga keintiman dan kesehatan sebuah hubungan, tetapi untuk hubungan jangka panjang, diperlukan lebih dari sekadar ketertarikan di awal. Oleh karena itu, tidak seharusnya hanya mengandalkan perasaan yang muncul pada pertemuan pertama sebagai pertanda bahwa seseorang adalah jodoh. 

2. Perasaan ini selalu bersifat timbal balik

ilustrasi pria dan wanita di perpus (pexels.com/timamiroshnichenko)

Ada anggapan bahwa saat seseorang merasakan cinta pada pandangan pertama, pasangan mereka juga merasakan hal yang sama. Namun, kenyataannya, perasaan ini tidak selalu bersifat timbal balik.

Menurut Sharon Gilchrest O'Neill, Ed.S., LMFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga, beberapa pasangan yang percaya telah menemukan cinta pada pandangan pertama akhirnya menyadari, setelah menghadapi berbagai masalah, bahwa salah satu dari mereka tidak merasakan cinta yang sama. Ini karena pasangan tersebut seringkali terjebak dalam perasaan positif yang muncul di awal.

Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari perilaku tertentu dari pasangannya yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa cinta sejati membutuhkan kesamaan perasaan dan komitmen dari kedua belah pihak, bukan hanya sekadar ketertarikan awal.

3. Cinta pada pandangan pertama akan bertahan lama

ilustrasi couple (pexels.com/katerinaholmes)

Ada kesalahpahaman umum bahwa cinta pada pandangan pertama akan bertahan lama. Banyak yang percaya bahwa perasaan kuat yang muncul di awal pertemuan adalah fondasi yang cukup untuk membangun hubungan jangka panjang. Namun, kenyataannya sering berbeda.

Dalam beberapa kasus, pasangan yang awalnya merasakan cinta pada pandangan pertama kemudian merasa ragu akan hubungannya saat sudah bertunangan atau menuju pernikahan. Salah satu pasangan mungkin menyadari bahwa meskipun pertemuan mereka terasa istimewa, ikatan emosional yang mendalam dan pemahaman yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan belum benar-benar terbentuk.

Seperti yang dijelaskan oleh O'Neill, perasaan cinta yang muncul seketika ini sering kali tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangan hubungan jangka panjang. Untuk membangun hubungan jangka panjang memerlukan komitmen, komunikasi, dan kedekatan yang terbangun secara bertahap.

“Cinta sejati memerlukan waktu serta pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan pasangan,” kata Dr Brenda Wade, seorang psikolog di San Francisco, dilansir Psych Central. “Cinta itu seperti taman yang harus dirawat, disiram, diberi sinar matahari, dan dibiarkan tumbuh dengan sabar agar bunganya dapat berkembang,” tambahnya. 

4. Rasa cinta pada pertemuan pertama pasti akan bertahan di pertemuan berikutnya

ilustrasi bermain dengan anjing (pexels.com/gustavofring)
ilustrasi bermain dengan anjing (pexels.com/gustavofring)

Ada anggapan bahwa cinta pada pandangan pertama akan memastikan adanya cinta pada pertemuan berikutnya. Namun, hal ini tidak selalu benar. Menurut Tania Paredes, LCSW, seorang terapis pernikahan berlisensi, perasaan kuat yang muncul saat pertama kali bertemu memang dapat membuat seseorang bersemangat, tetapi sebaiknya tidak terburu-buru mengambil keputusan besar seperti menikah.

Sebaliknya, ia menyarankan untuk melanjutkan hubungan dengan bertemu lagi dalam suasana yang berbeda. Jika kencan pertama dilakukan di malam hari, cobalah bertemu di siang hari atau saat makan siang. Perubahan ini penting untuk melihat apakah ketertarikan itu muncul secara konsisten, bukan hanya sesaat. 

Kesalahpahaman tentang cinta pada pandangan pertama sering kali membuat banyak orang terjebak dalam harapan yang tidak realistis. Meskipun perasaan ini bisa sangat kuat dan menggugah, penting untuk diingat bahwa cinta sejati memerlukan waktu, pengertian, dan usaha untuk berkembang. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us