Yuk, Beraksi! Lakukan 5 Hal Ini saat Temanmu Berniat Bunuh Diri

Mereka yang memiliki niatan untuk bunuh diri, tidak butuh yang namanya dihakimi. Jika kamu datang kepadanya kemudian mengutarakan kalimat seperti, "Kamu kurang ibadah," atau, "Kamu kurang bersyukur," ini hanya akan menambah bebannya.

Coba ganti kalimatmu dengan, "Kamu istimewa," atau, "Aku tahu kamu pasti bisa!" yang akan terdengar lebih menyenangkan untuk temanmu. 

Sebaik-baiknya teman untuk seseorang yang punya keinginan atau riwayat bunuh diri adalah menjadi pendengar yang baik. Orang yang berniat untuk bunuh diri biasanya mengalami depresi. Sayangnya, ia jarang didampingi oleh teman yang mau diajak untuk berbagi cerita.

Yuk, peluk temanmu dan dengarkan apa yang ia rasakan tanpa menyela. Semoga saja dengan cara ini bebannya bisa berkurang.

Ajak dan dukung temanmu untuk bertemu dengan psikolog. Katakan padanya bahwa ia bisa melakukan konseling dan mendapatkan saran yang lebih baik dari seseorang yang lebih mampu di bidangnya. Sesekali, temani ia melakukan terapi. Dengan begitu, ia merasa tidak sendiri.

Jika kamu sedang tidak bisa menemaninya secara langsung, usahakan untuk selalu menghubunginya melalui chat ataupun telepon. Tanyakan bagaimana keadaannya sampai ke hal sepele, seperti jadwal makannya. Membuat temanmu merasa diperhatikan pasti akan menjadikannya lebih berarti.

Tidak mudah dan pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi kamu untuk bisa mendampingi teman yang berniat bunuh diri. Namun, jangan lupakan bahwa temanmu pun perlu bangkit. Sesekali, ajak bicara mengenai masa depan, tentang ketertarikan, dan tentang renjananya (passion). Bagaimana pun, temanmu wajib bisa mandiri.

Kita belajar dari Sulli bahwa seseorang yang selalu memamerkan senyumnya tidak menjadi jaminan bahwa hidupnya baik-baik saja. Ya, depresi hingga akhirnya bunuh diri bisa terjadi pada siapa saja. Yuk, lebih waspada dan peduli kepada sekelilingmu!