5 Tanda Kamu Seorang Misoginis, Segera Ubah Mindset!

25 Sep 2024, 08:10 WIB

Annisah Nurrahmatillah

ilustrasi perempuan yang direndahkan (unsplash.com/Verne Ho)

Intinya sih...

Misoginis adalah sikap melihat perempuan dengan kebencian dan meremehkan mereka sebagai makhluk lemah.
Para misoginis sering meremehkan kemampuan perempuan, menganggap mereka hanya sebagai objek seksual, dan menuntut tanpa menghargai.
Sindrom misoginis bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, dan mempengaruhi cara pandang terhadap perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Misoginis merupakan suatu sikap atau bisa juga disebut dengan sindrom yang menyebabkan seseorang melihat perempuan dengan penuh kebencian. Seorang misoginis akan menganggap bahwa perempuan hanyalah makhluk yang lemah dan tidak bisa disamakan dengan laki-laki. Secara umum, pelaku misoginis sebagian besar adalah laki-laki, tetapi tidak jarang juga bahwa ada sesama perempuan yang saling membenci.

Beberapa orang yang mengalami sindrom misoginis terkadang tidak menyadari atas perilakunya. Hanya saja mereka sering melakukan tindakan yang mencela atau merendahkan perempuan. Akibatnya, mereka hanya membuat perempuan menjadi tidak percaya diri atau berdampak pada mental yang memburuk.

Sindrom misoginis bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki atau perempuan. Mungkin saja kamu juga secara tidak sengaja telah melakukan sikap misoginis ini. Lalu apa saja ciri seorang misoginis yang harus diubah dan diperbaiki? Simak artikel di bawah ini!

1. Sering meremehkan kemampuan perempuan

ilustrasi perempuan yang diremehkan (unsplash.com/DANNY G)

Para misoginis sering kali meremehkan kemampuan perempuan dan tidak pernah menghargai mereka. Jika kamu adalah seorang laki-laki yang tidak pernah menganggap perempuan setara, bisa jadi kamu adalah seorang misoginis. Apalagi jika kamu menganggap bahwa seorang perempuan tidak boleh unggul daripada laki-laki.

Jika kamu seorang perempuan yang juga sering menganggap remeh perempuan lain, waspada bahwa kamu juga seorang misoginis. Kamu mungkin akan merasa bahwa kamu tidak mau disaingi oleh sesama perempuan karena kamu merasa lebih unggul. Jika kamu merasa memiliki tanda ini, segera ubah sekarang juga dan mulai menghargai sesama.

2. Menjadikan perempuan hanya sebagai objek seksual

ilustrasi perempuan yang dijadikan objek seksual (unsplash.com/Carolina Heza)

Seorang misoginis juga biasanya akan menganggap perempuan hanya sebagai objek seksual saja. Hal ini mengakibatkan mereka sering melakukan tindakan tidak terpuji, seperti catcalling atau mengomentari tubuh perempuan. Para pelaku misoginis juga merasa bahwa perempuan hanyalah bentuk objek untuk memuaskan nafsu mereka.

Umumnya para pria sering menganggap perempuan hanya objek seksual semata, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga akan melakukan hal yang sama. Tindakan yang ditunjukkan perempuan misoginis yaitu menyetujui apa yang diucapkan oleh laki-laki misoginis. Mereka juga akan saling menertawakan atau membicarakan tubuh perempuan yang juga merujuk pada pelecehan seksual.

3. Tidak terima jika mendapatkan kritik dari perempuan

ilustrasi perempuan memberikan kritik (unsplash.com/Magnet.me)

Pada kehidupan ini, masih banyak sekali orang-orang misoginis yang menganggap perempuan tidak punya kuasa. Jika kamu juga merasa tidak diterima jika mendapatkan kritik dari seorang perempuan, bisa saja kamu adalah seorang misoginis. Kamu mungkin akan berpikir bahwa ucapan perempuan tersebut tidak bisa diterima hanya karena dia tidak memiliki kuasa untuk mengutarakan kritiknya.

Pada kenyataannya, seorang perempuan juga berhak memberikan kritik kepada siapa saja, bahkan kepada laki-laki. Sebagai seseorang yang bijak, kamu harus menerima kritik tersebut tanpa melihat gender seseorang. Baik laki-laki atau perempuan, sama-sama memiliki hak untuk didengar dan memberikan masukan kepada orang lain.

4. Sering menuntut kepada perempuan

ilustrasi perempuan korban hubungan toxic (unsplash.com/charlesdeluvio)

Tanda selanjutnya mungkin biasa terjadi pada suatu hubungan asmara, yaitu sering menuntut kepada perempuan. Jika kamu adalah seorang laki-laki yang menganggap bahwa kekasihmu pantas untuk disuruh apa saja tanpa mengelak, maka kamu adalah misoginis. Kamu merasa bahwa permintaanmu tidak boleh dibantah dan perempuan juga tidak punya hak untuk menolak.

Laki-laki misoginis juga akan bersikap posesif dengan kekasihnya dan memberikan mereka trauma atas hubungan yang toxic. Hubungan yang baik seharusnya bisa saling sama-sama mengerti. Kamu juga dilarang untuk berbuat seenaknya kepada kekasih yang kamu anggap hanya seorang perempuan yang lemah.

5. Suka membantah jika dipimpin oleh seorang perempuan

ilustrasi leader perempuan (unsplash.com/Microsoft Edge)

Saat ini sudah banyak perusahaan yang menjadikan seorang perempuan sebagai pemimpin, baik perusahaan atau organisasi. Hal ini merupakan sebuah kemajuan yang artinya tidak ada perbedaan gender dalam sebuah kepemimpinan. Namun, ada saja yang tidak suka jika perempuan yang menjadi leader dan mungkin kamu salah satu yang membencinya.

Saat perempuan memimpin, kamu akan merasa tidak terima dan sering membantah ucapan pemimpin. Kamu juga tidak patuh pada aturan dan bersikap semaunya karena merasa kamu tidak pantas dipimpin oleh perempuan. Jika rasa tidak suka ini terjadi, kamu harus siap dikatakan misoginis dan mulailah untuk ubah mindset-mu!

Sindrom misoginis memang bisa terjadi pada siapa saja dan masih tersebar saat ini. Mungkin saja kamu juga adalah seorang misoginis tanpa kamu sadari. Jika salah satu tanda atau bahkan semua tanda di atas kamu rasakan, maka segeralah untuk mengubah pola pikirmu.

Kamu harus bisa menyamaratakan laki-laki dan perempuan tanpa ada rasa membenci. Baik laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama, baik dalam menyatakan kritik atau memimpin perusahaan. Berhenti untuk membenci perempuan dan menganggap mereka tidak punya kuasa untuk menunjukkan kemampuan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.