5 Ucapan yang Bisa Lukai Hati Perempuan yang Belum Menikah, Catat!

Memilih pasangan hidup yang tepat itu hak pribadi setiap orang. Kamu gak perlu mengomentari cara seseorang mengambil keputusan untuk hidupnya. Toh, kalau dia asal pilih dan berujung salah pilih kamu juga pasti gak bisa bantu apa-apa, kan? 

Kalau temanmu mengeluh karena dia belum bertemu jodohnya, bukan berarti kamu berhak menghakimi dan mengatakan dia terlalu pemilih. Setiap orang punya caranya tersendiri untuk mengetahui mana yang terbaik untuk hidupnya.

Mungkin saja dia pemilih karena dulunya pernah gagal dalam urusan asmara atau pernah terluka karena kegagalan pernikahan kedua orang tuanya? Oleh karena itu, gak ada salahnya kalau kamu jaga ucapanmu agar hatinya gak tambah terluka.

Jangankan memikirkan keturunan, bertemu jodohnya saja dia belum. Terus apa manfaatnya kamu melontarkan pertanyaan di atas kepada temanmu? Alih-alih memotivasinya untuk segera menikah, kalimat tersebut justru berpotensi membuatnya tertekan, lho! 

Perlu kamu ingat, gak semua orang punya perjalanan asmara yang mulus tanpa rintangan. Temanmu tersebut juga pasti ingin melangsungkan pernikahan dan bertemu jodoh impiannya. Namun, mungkin masalahnya Tuhan masih ingin dia sendiri dan memperbaiki dirinya lebih dahulu.

Siapa sih orang yang betah hidup sendiri? Semandiri-mandirinya orang dia juga pasti perlu teman, perlu perhatian dan perlu kasih sayang tentunya. Hanya saja perlu digarisbawahi bahwa gak semua orang bisa memilih jalan hidup yang ia tapaki. Orang yang kamu lihat masih betah sendiri itu bisa jadi sudah berkali-kali merencanakan naik pelaminan tetapi Tuhan belum mengizinkan.

Makin dewasa kamu gak akan mudah mengatakan ke orang lain bahwa menikah itu enak dan bahagia. Alih-alih mengimingi temanmu dengan keindahan, sebagai teman yang baik kamu justru akan mengatakan padanya untuk menyiapkan mental dan menyerahkan segala urusan kepada Tuhan. Toh, menikah memang gak melulu soal bahagia-bahagia doang 'kan sebenarnya? 

Setiap perempuan berhak memilih untuk mengejar karier atau menjadi seorang istri. Gak semua perempuan bisa memilih kedua pilihan tersebut secara bersamaan bukan? Jika temanmu ingin mengejar kariernya terlebih dahulu, mungkin ia ingin memiliki tabungan dan memuaskan egonya sebelum akhirnya menjadi istri orang lain. 

Lagipula gak ada kok sebenarnya orang yang jadi kelupaan menikah karena terlalu fokus mengejar karier. Biasanya mereka yang mengutamakan karier memang berniat untuk jadi perempuan mandiri dulu, menyenangkan dirinya dulu sebelum akhirnya dipersunting calon suaminya. Gak ada salahnya 'kan kalau pilihannya seperti itu? Toh, indikator tepatnya jodoh itu gak harus ketemunya cepat 'kan? 

Calon jodohnya aja belum kelihatan, kamu malah membahas menikah harus disegerakan. Kalau calonnya sudah ada, sudah kenal baik juga, boleh deh kamu ngomong begini ke orangnya. Beda hal kalau kamu ngomong begini ke orang yang sekedar kenal dengan alasan nyari topik obrolan. 

Topik obrolan itu ada banyak lho di dunia ini. Gak etis rasanya jika kamu mempersoalkan keputusan hidup orang lain hanya untuk memperpanjang pembicaraan. Toh, setiap orang berhak menentukan kapan waktu yang tepat untuk menikah, kapan dia ingin punya anak atau memilih untuk tidak menikah sama sekali. Ingat lho, hal-hal semacam ini gak pantas untuk kamu komentari dan sudah masuk ke ranah pribadi. 

Setiap perempuan juga berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Berhentilah menilai bahwa pilihan perempuan untuk menunda menikah meski usianya telah matang sebagai pilihan yang salah. Ingat ya, kalau kamu gak bisa mendekatkan jodohnya, minimal jangan sakiti perasaannya dengan basa-basi yang gak berguna. Hati orang itu harus dijaga, jangan justru seenaknya dibuat luka!