5 Gejala Body Dysmorphic Disorder pada Wanita Ini Jarang Disadari, Lho

Isu kesehatan mental menjadi topik hangat dalam beberapa waktu terakhir. Kemajuan teknologi dan gaya hidup urban berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat, terutama yang berusia muda.
Dibanding pria, beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental, apalagi yang berkaitan dengan kecemasan terhadap bentuk tubuh. Kondisi psikologis ini disebut sebagai body dysmorphic disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh.
Orang-orang yang mengidap BDD seringnya gak menyadari adanya gangguan psikologis dalam dirinya. Mereka selalu merasa bersalah akan penampilan fisiknya, apalagi di era seperti sekarang ini di mana perkembangan dunia fashion dan kecantikan berkembang begitu pesat.
Untuk mengetahui lebih jelas, berikut lima gejala umum BDD pada wanita. Semakin cepat disadari, makin tepat pula penanganan yang bisa diberikan.
1.Sering bercermin untuk mengecek bagian tubuh tertentu

Gak ada yang salah dari bercermin untuk mengecek penampilan, agar kita selalu nampak rapi dan bersih. Namun ketika frekuensi bercermin jadi makin sering dan ditujukan untuk mengecek bagian tubuh tertentu, hati-hati dengan gejala awal body dysmorphic disorder.
Pengidap BDD sering bercermin sebagai bentuk mengatasi kecemasannya. Biasanya hanya fokus pada bagian tubuh tertentu yang dirasa kurang menarik seperti rambut, hidung, payudara, lengan, tahi lalat, tanda lahir, atau bekas luka.
Mereka bukan bercermin untuk membenahi penampilan, tapi semata mengecek bagian tubuh yang sama secara berulang. Jika sudah parah, bercermin hanya akan membuat pengidap BDD semakin stres dan merasa buruk penampilannya.
2.Selalu merasa berpakaian dengan buruk

Gejala umum BDD yang satu ini sebenarnya dirasakan oleh hampir semua orang. Kita pasti pernah dibuat cemas dengan cara berpakaian diri sendiri. Ada rasa takut terlihat kurang menarik atau kurang sesuai dengan momen yang akan dihadiri.
Selama kecemasan ini gak berlangsung lama dan bisa diatasi dengan cepat, kamu gak perlu khawatir dengan gangguan psikologis BDD. Namun jika perasaan ini muncul terus menerus, berarti ada yang mengganggu kondisi kejiwaanmu.
Pengidap BDD hampir selalu merasa berpakaian dengan buruk. Mereka merasa begitu sulit mencari style yang tepat, dan semua baju rasanya gak cocok dengan bentuk tubuh. Apakah kamu pernah merasakan hal ini secara berulang?
3.Sering merasa kurang percaya diri tampil di depan banyak orang

Gak jarang kita bertemu dengan wanita yang menolak berfoto bersama dengan alasan gak suka difoto. Padahal di balik alasan tersebut, ia takut terlihat paling buruk di antara yang lainnya.
Ada pula yang menolak menghadiri suatu acara atau enggan bergabung dengan keramaian. Perasaan takut yang gak beralasan ini seringnya didasari rasa kurang percaya diri tampil di depan banyak orang.
Jika perasaan di atas sering muncul dalam benakmu, mulailah lebih waspada dengan kondisi kesehatan mental. Selagi masih awal, gejala BDD yang disadari bisa cepat diatasi, lho.
4.Ada keinginan kuat mengubah bentuk bagian tubuh tertentu

Gejala BDD yang sudah masuk ke tahap lebih serius adalah munculnya keinginan mengubah bentuk bagian tubuh tertentu dengan cara instan. Ada yang memilih melakukan operasi bedah plastik, sedot lemak, hingga metode-metode yang gak aman secara medis.
Lain halnya jika menggunakan cara yang aman bagi tubuh dan lebih menyehatkan. Seperti mengatur pola makan dan rutin berolah raga untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih ideal.
5.Gak berhenti mencemaskan bentuk tubuh

Kamu yang merasa sulit berhenti mencemaskan bentuk tubuh gak perlu ragu lagi untuk berkonsultasi dengan psikiater. Gejala BDD yang sudah terbilang serius adalah munculnya perasaan ini, selalu cemas terhadap bentuk tubuh hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kecemasan ini membuatmu berlama-lama di depan cermin untuk mematut baju, merias wajah, dan mengamatinya lagi secara berulang. Belum lagi rasa enggan bertemu orang lain karena gak percaya diri.
Lebih parahnya, rasa cemas terhadap bentuk tubuh bisa merambat ke kecemasan yang lain dan memicu depresi. Ngeri juga, ya?
Yuk, lebih waspada lagi dengan kondisi kesehatan mental diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Jika menemukan gejala di atas pada dirimu atau kerabat dekat, jangan ragu mengambil tindakan konsultasi dengan psikiater.