Pertanyaan "kapan nih nambah anak lagi?" atau "kapan nih diadekin?" kerap mengusik ibu-ibu millennial yang tak kunjung hamil anak kedua. Kamu merasa berhak bertanya begitu lantaran anak pertama mereka dianggap sudah beranjak besar sehingga sudah pantas diberi adik.
Alih-alih merasa senang telah diperhatikan, kebanyakan dari ibu-ibu millenial justru lebih sering merasa gak nyaman dengan pertanyaan tersebut. Kenapa ya? Setidaknya 6 alasan inilah yang melatarbelakanginya.
Kamu barangkali gak sadar kalau mereka sudah sejak lama menanti kehadiran anak kedua. Namun, memiliki anak lagi rupanya gak segampang saat mereka hamil anak pertama.
Mereka harus melakukan usaha yang lebih ekstra demi mendapat keturunan kembali. Pertanyaan "kapan nih nambah anak lagi?" hanya akan membuat mereka masygul akibat teringat dengan usahanya yang belum juga membuahkan hasil.
Berbeda dengan ibu-ibu pada poin pertama, golongan ibu millenial di poin ini justru belum menjadikan memiliki anak lagi sebagai prioritas. Mereka masih kewalahan menghadapi perkembangan anak pertama mereka yang sangat aktif.
Imbasnya, mereka masih ingin lebih fokus mencurahkan perhatian untuk merawat anak pertama mereka. Mempunyai anak lagi masih jauh dari rencana jangka pendek mereka.
ASI sulit keluar saat awal menyusui, anak susah makan, sering bentak-bentak anak, adalah beberapa drama yang harus seorang perempuan hadapi ketika mereka menyandang status baru sebagai seorang ibu.
Kamu mungkin gak sadar kalau mereka masih trauma dan merasa belum siap bila momen gak menyenangkan itu harus kembali terjadi ketika mereka punya anak kedua. Melemparkan pertanyaan "kapan nih nambah anak lagi?" cuma akan bikin mereka terusik dan gak nyaman.
Meski sudah berstatus ibu-ibu, bukan berarti mereka berhenti berkarya dan gak mengembangkan potensi diri lagi. Ketika anak pertama mereka sudah beranjak besar, momen tersebut menjadi saat yang tepat bagi mereka untuk kembali bekerja setelah lama vakum dari kegiatan tersebut. Akibatnya, memiliki anak kedua masih jauh dari rencana. Mereka mungkin ingin punya anak lagi, tapi gak untuk saat ini.
Nyatanya, banyak lho para suami yang masa bodo dengan perkembangan anak mereka. Bapak-bapak millennial ini lebih asyik membiayai segala kebutuhan anak dan istri tanpa terlalu peduli dengan kondisi batin dan psikologis pasangan. Mereka jarang mau turun tangan untuk mengajak anak bermain, gak mau bantu memandikan atau menyuapi anak, dan kegiatan merawat anak lainnya.
Para istri tentu akan berpikir dua kali untuk punya anak kedua bila kondisi suaminya seperti gambaran di atas. Kondisi batinnya belum seutuhnya siap jika harus mengasuh anak tanpa kontribusi dari suami.
Meski mereka yakin kalau anak akan membawa rezekinya masing-masing, namun gak bisa dimungkiri bahwa kekhawatiran akan masalah finansial selalu jadi pertimbangan utama para pasangan ketika akan tambah anak.
Persiapan kehamilan, saat hamil dan melahirkan, hingga nanti mengurus bayi tentu membutuhkan dana yang gak sedikit. Bila mereka merasa belum siap dengan hal tersebut, punya anak lagi biasanya masih belum mereka pikirkan.
Memiliki anak atau belum sejatinya adalah privasi masing-masing pasangan. Jadi, kamu sebetulnya gak punya wewenang untuk menyuruhnya cepat-cepat punya anak lagi. Berhentilah bertanya "kapan nih nambah anak?". Carilah topik atau pertanyaan lain jika sekadar untuk basa-basi membuka perbincangan.