Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan perubahan iklim adalah ancanam nyata. Hal itu disampaikan Dwikorita bertepatan dengan hari internasional untuk pengurangan risiko bencana pada 13 Oktober 2021.
"Berdasarkan data observasi dan analisis/prediksi yang dilakukan BMKG, perubahan iklim adalah nyata dan semakin serius," kata Dwikorita dalam keterangannya.
Dwikorita menerangkan perubahan iklim memicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun semakin kuat dengan durasi panjang.
"Untuk mencegah dan mengurangi kejadian bencana, maka kita semua harus terlibat bersama dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim ini. Lakukan mulai dengan menggencarkan penghijauan lebih masif, selalu lestarikan lingkungan dan terapkan energi terbarukan," ucapnya.
Berdasarkan data yang dimiliki BMKG, perubahan iklim Indonesia dalam 10 tahun yakni 2020-2030, suhu udara diproyeksikan meningkat 0,5 persen.
BMKG juga menyebut, curah hujan pada musim kemarau diproyeksikan semakin berkurang sekitar 20 persen. Sehingga, musim kemarau di masa mendatang terasa lebih panas dan kering.
Sementara itu, hujan juga akan semakin lebat di musim hujan. Hal itu juga dapat menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi meningkat.
Bencana hidrometerologi itu antara lain, banjir, longsor, hingga angin puting beliung. Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarat untuk waspada menghadapi bencana.