Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dear Gen Z, Ini Sosok Presiden yang Dibutuhkan Indonesia

Ilustrasi calon presiden (capres) saat berkampanye (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Ilustrasi calon presiden (capres) saat berkampanye (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, sejumlah tokoh digadang-gadang bakal maju sebagai calon presiden (capres). Nama-nama tersebut terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, suku, dan budaya.

Dalam mendukung sosok capres, tentu perlu mempertimbangkan banyak hal, seperti visi, misi, gagasan, hingga program yang ditawarkan jika terpilih.

Terkait hal tersebut, muncul pertanyaan di benak Gen Z, "Ditengah semakin menipisnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya, sebenarnya sosok presiden seperti apa yang dibutuhkan?"

Pertanyaan tersebut diajukan salah satu Gen Z kepada redaksi IDN Times melalui platform #GenZMemilih.

Selain menampilkan semua hal tentang Pemilu 2024, kanal #GenZMemilih juga menampung berbagai pertanyaan Gen Z dan milenial seputar politik dan Pemilu 2024, yang akan dijawab redaksi IDN Times. Yuk simak jawabannya, Gen Z!

1. Presiden harus mampu memperdayakan generasi muda

Ilustrasi anak muda (IDN Times/Galih Persiana)
Ilustrasi anak muda (IDN Times/Galih Persiana)

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Nashir Efendi, mengungkap sejumlah kriteria calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang ideal menurut generasi muda.

Menurut Nashir, generasi muda bakal menjadi pemilih mayoritas di 2024, tentu capres dan cawapres yang melirik isu anak muda bakal berpotensi menang.

Dia menjelaskan, capres yang ideal ialah sosok yang mampu memperjuangkan kekhawatiran dan isu-isu anak muda, di antaranya terkait ketenagakerjaan seperti fasilitas kesejahteraan pekerja hingga ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Mereka yang melirik isu anak muda itulah yang menang. Bagi saya, anak muda memiliki masa depan, maka isu yang diperhatikan, bagaimana isu tentang tenaga kerja, fasilitas, dan kesediaan lapangan kerja bagi anak muda," kata dia saat dihubungi.

Selain itu, Nashir juga menjelaskan, calon pemimpin ideal harus peka terhadap kebijakan dan arah bangsa. Serta memahami kondisi sejarah, keanekaragaman, hingga aspek yuridis dan sosiologis masyarakat secara luas.

Hal itu juga sudah termasuk, mampu mengedepankan semangat demokrasi dan tidak anti-kritik terhadap masukan dari rakyat.

"Selain itu juga, yang mampu membaca tanda-tanda zaman, paham historis sejarah bangsanya, memahami aspek yuridis, sosiologis, dan berintegritas. Serta tidak anti kritik, tapi malah memberi penghargaan kepada pengkritik," beber dia.

Lebih lanjut, pria kelahiran Lamongan ini mengatakan, isu kesehatan mental, lingkungan, dan startup juga harus menjadi perhatian capres, cawapres, dan para calon legislatif (caleg).

Nashir menambahkan, capres juga harus peka terhadap isu pendidikan dan ekonomi yang menentukan arah bangsa ke depan.

"Isu-isu kesehatan mental, lingkungan, startup itu yang harus digaungkan oleh para capres cawapres maupun anggota dewan, sehingga bisa merebut suara anak muda. Juga terkait pendidikan dan ekonomi di masa mendatang," kata Nashir.

2. Program yang dibuat tak Jawa sentris

ilustrasi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Billy Claudio, berharap presiden yang terpilih di Pemilu 2024 bisa membuat program yang menyejahterakan seluruh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Dia menilai, kepala negara harus berperan aktif dalam mengedepankan kepentingan bersama. Artinya pembangunan dan program pemerintah tidak hanya berfokus di Pulau Jawa saja.

Tak hanya itu, dia juga ingin presiden yang terpilih harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

"(Presiden di 2024) Harus pancasilais, itu dalam artian mengedepankan kepentingan bersama, satu untuk semua, semua untuk satu. Kalau bicara Indonesia kan bukan hanya Jawa dan Jakarta, tapi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," ujar Billy saat dihubungi IDN Times.

"Tentunya pembangunan dengan pemimpin yang mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," sambung dia.

Billy mengimbau kepada tokoh yang nantinya terpilih sebagai presiden untuk tidak hanya membangun infrastruktur. Menurut dia pemberdayaan sumber daya alam (SDM) juga perlu diperhatikan.

"Dalam bidang infrastruktur dan suprastruktur itu harus berimbang. Artinya pembangunan fisik berjalan, pembangunan dan pemberdayaan SDM juga berjalan," kata Billy.

3. Kriteria pemimpin yang diperhatikan anak muda

Ilustrasi mahasiswa (IDN Times/Aryodamar)
Ilustrasi mahasiswa (IDN Times/Aryodamar)

Dalam riset IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix dalam riset berjudul Indonesia Gen Z Report 2022.

Kandidat politik ideal menurut Gen Z Indonesia adalah mereka yang memiliki visi yang jelas untuk negara dan berintegritas, sehingga mereka tidak akan korupsi, serta memiliki pengalaman politik.

Meskipun 61 persen Gen Z mengatakan bakal memilih pemimpin politik yang memiliki agama yang sama dengan mereka, ketika agama dikaitkan dengan faktor-faktor lain. Namun demikian, hal itu tak menjamin kandidat bisa menang.

Pada akhirnya, kemampuan seorang kandidat lebih signifikan dalam menggaet suara calon pemilih, dibandingkan dengan latar belakang agama, popularitas, etnis, dan bahkan partai politiknya.

Riset ini dilatarbelakangi kelangkaan penelitian di ranah Gen Z, yang menimbulkan mitos dan stereotipe pada generasi ini.

Selain menggali pemahaman mendalam tentang Gen Z di Indonesia, riset ini juga bertujuan mengetahui pandangan politik generasi ini di tanah air, termasuk pilihan terhadap sosok calon pemimpin mendatang, serta minat mereka untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang.

Hasil survei pandangan Gen Z dalam memilih sosok pemimpin paling tinggi didasarkan pada visi misi mereka. Kedua, mereka akan memilih pemimpin berdasarkan integritasnya.

Urutan ketiga, Gen Z akan melihat sosok pemimpin berdasarkan pengalaman politiknya. Posisi keempat, mereka akan memilih calon pemimpin berdasarkan latarbelakangnya.

Kemudian, agama atau kepercayaan seorang pemimpin menjadi urutan kelima bagi Gen Z dalam memilih mereka.

Berikut hasil survei latarbelakang Gen Z dalam memilih sosok pemimpin:

1. Visi misi 80 persen
2. Integritas (tidak korup) 78 persen
3. Pengalaman berpolitik 73 persen
4. Latarbelakang 63 persen
5. Agama/kepercayaan 43 persen
6. Popularitas 33 persen
7. Partai politik 29 persen
8. Suku atau etnis 12 persen

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us